Dia menganggap bahwa sepak bola kini semakin maju, segala bentuk kecurangan yang dilakukan klub pasti tidak akan terlewati dari kecurigaan dan penyelidikan pihak liga, termasuk yang dituduhkan kepada City.
"Saat pertama kali mendengar beritanya, saya sedikit kaget. Tapi secerdik apapun orang-orang klub [City] melakukannya, mereka tidak akan bisa lolos dari apa pun sekarang di sepak bola," ucap Agbonlahor kepada TalkSPORT yang dikutip dari Manchester Evening News.Â
Bahkan dia menegaskan, Premier League jangan ragu untuk menjatuhkan hukuman seberat-beratnya kepada City. Kalau bisa, City segera diberikan pengurangan 15 poin di musim ini.Â
Namun apabila harus membutuhkan waktu penyelidikan yang lebih lama, maka sanksi tersebut dapat diterapkan di musim depan dan City dapat memulai liga dengan utang poin.Â
"Saya ingin pengurangan poin, dan sekarang [sejauh musim ini] mereka [City] bisa memulai dengan pengurangan 14 atau 15 poin. Namun jika butuh beberapa bulan untuk melewatinya [masa penyelidikan], maka awal musim depan mereka mulai dengan minus," kata pemain asal Inggris tersebut.
Agbonlahor menolak apabila hanya sebatas uang denda, menengok penyelesaian City pada kasus Financial Fair Play (FFP) dengan UEFA di 2019 lalu.Â
Setelah disanksi larangan bermain di Liga Champions selama dua tahun pada 2020, City pun mengajukan banding. Singkatnya, Court of Arbitration for Sport (CAS) menyatakan bahwa klub tidak bersalah dan membatalkan hukuman tersebut.
City akhirnya masih berkesempatan bermain di Liga Champions dan hanya dikenakan denda sebesar 30 juta euro.Â
Semua publik tahu bahwa City adalah klub kaya raya dibawah kepemilikan bos perusahaan minyak Abu Dhabi Oil Company, Sheikh Mansour. Jika hanya dihukum dengan uang denda saja, City diyakini dapat membayar berapapun nominal yang dikenakan kepada merekaÂ
"Saya tidak ingin melihat denda 50 juta euro. Saya tidak ingin melihatnya karena mereka [City] akan membayarnya dengan dompet mereka," tegas Agbonlahor.Â