“sekarang ongkal mau ke cari makan enak dulu nanti emak-bapak dibawain”
Seketika, asma bapak kambuh!
“Komplek sebelah Pak!” kata Emak.
Dongkal melanjutkan perjalanannya dengan sangat berhati-hati supaya tidak menginjak bangkai kucing liar yang berserakan. Hingga akhirnya ia berhasil sampai pada rumah paling ujung sebelah jalan raya, di sebelah Pos Covid-20. Tepat di atas pos, ia mengamati kondisi pos serta mencari para Covid-20. Ia melihat ada seorang anggota Covid-20 sedang menari-nari di depan kamera HP diiringi musik yang cukup keras. Rasanya anggota Covid-20 tersebut sedang membuat video Tik-Tok. Di samping pos, ada sebuah motor trail. Dongkal melihat kuncinya tergantung di dekat pintu.
Ia memutar otak, bagaimana caranya agar ia dapat mengambil kunci tersebut dan membawa kabur motor tersebut. Ia tidak boleh ketauan, kalau ketauan habislah dia. Ia memperhatikan si anggota tersebut berkali-kali mengulang pembuatan videonya. Rasanya Si Covid belum mahir. Dongkal memerhatikan gerakannya dengan detil dan menemukan satu celah! Pada bagian awal, ada waktu beberapa detik di mana Si Covid membelakangi kamera sebelum ia meloncat manja berbalik melihat kamera seraya tersenyum menjijikan.
Saat itulah Dongkal turun, masuk ke dalam pos & mengambil kunci motor trail. Ia sadar ia harus cepat, karena meskipun menurut dugaannya suara motornya tidak akan terdengar akibat musiknya begitu keras, namun ia pasti ketahuan oleh si Covid. Karena kamera HP-nya Si Covid pasti merekam aksi Dongkal. Saat itulah Si Covid pasti akan mengejar Dongkal.
Saatnya tiba. Si Covid membelakangi kamera, Dongkal turun, masuk, ambil kunci, langsung keluar. Ia menyalakan motor, dan lansung pergi! Ia berhasil mendapatkan motor Covid-20! Tapi, Beberapa menit kemudian, Si Covid cum aktor Tik-Tok terlihat mengejar Dongkal di belakang. Ia bersama teman-temannya berboncengan.
Si Covid cum aktor Tik-Tok itu dibonceng dan membawa senjata perangkap manusia. Ia mengarahkan senjata tersebut ke arah Dongkal. Namun, Dongkal yang sadar akan hal itu berkelat-kelit. Ia membawa motor dengan gaya menggocak-gocek, supaya Si Covid bingung dengan arah tembakannya. Beberapa kali akhirnya tembakan Si Covid meleset.
Tibalah mereka di tempat tujuan Dongkal: RS Darurat The Ritz-CarlMarx Hotel, Kuningab. Hari masih terlalu pagi. Para Covid-20 penjaga hotel tersebut belum betul-betul siaga. Menggunakan motor trail, Dongkal menerobos masuk ke dalam lobi, hingga berhenti di depan ruang perawatan intensif. Para Covid-20 yang mengejarnya tidak berani masuk karena mereka tidak menggunakan APD lengkap. Dari kejauhan mereka mencoba menembak Dongkal dengan senjata perangkap manusia; mencoba menyelamatkan Dongkal dari risiko terkena virus Covid-19! Namun, tembakannya lagi-lagi meleset. Dongkal berhasil menghindar. Tembakan tersebut hanya berhasil membungkus motor trail milik Covid-20.
Ruang perawatan intensif Covid-19 ini adalah ruang paling berbahaya karena sangat rentan terhadap penularan virus tersebut. Semua pasien Covid-19 dengan gejala yang tinggi, dirawat di ruang ini. Mereka batuk-batuk dan bersin-bersin dengan keras. Sangat berisiko menularkan virus Covid-19. Tentu saja semua perawat & dokter di ruangan ini menggunakan APD lengkap.
Dongkal membuka pintu dan akhirnya ia masuk ke dalam ruangan itu. Semua orang di dalam ruangan itu terdiam melihat Dongkal. Ia memejamkan matanya seraya menghirup udara di ruangan yang penuh virus tersebut. Bibirnya tersenyum. Wajahnya menunjukan raut bahagia. Ia seperti terbang melayang menikmati setiap tarikan napasnya.