Untuk membangun struktur ekonomi yang kuat di masa mendatang, diperlukan perbaikan sektor industri hulu. Hal ini menjadi penting karena hasil dari industri hulu tersebutlah yang akan menjadi modal untuk digunakan pada industri selanjutnya. Harapannya, dengan semakin banyak industri hulu yang dibangun di Indonesia akan mengurangi impor barang-barang modal yang komposisinya masih terhitung besar.
Merespon hal tersebut, Kementerian Keuangan telah mengeluarkan kebijakan fiskal melalui penyesuaian tarif PPh Impor atas 1147 komoditas dalam rangka mengendalikan impor. Menurut Rofy, dalam menentukan 1147 kode HS yang dilakukan penyesuaian PPh impor, Kementerian Keuangan telah berkoordinasi dengan pembina sektor dalam hal ini Kementerian Perindustrian.Â
Berbagai macam usaha pemerintah telah dilakukan untuk menstabilkan CAD dan menjaga Rupiah. Neraca perdagangan bulan Oktober 2018 mencatatkan defisit sebesar USD1,82 miliar, dimana pada bulan sebelumnya (September) mencatat surplus sebesar USD314 juta. Sehingga, secara kumulatif, defisit Januari--Oktober 2018 tercatat sebesar USD5,51 miliar.Â
Perkembangan harga di tingkat konsumen hingga November 2018 menggambarkan stabilitas ekonomi domestik yang tetap terjaga. Tekanan terhadap nilai tukar Rupiah mulai mengalami penurunan pada November 2018 dan akan sedikit mengalami tekanan pada Desember 2018. Per Akhir November 2018 nilai tukar rupiah tercatat pada level Rp14.577,0 per dolar Amerika Serikat, atau terdepresiasi sebesar 7,64 persen year-to-date (ytd).Â
Perkembangan penguatan nilai tukar Rupiah sangat dipengaruhi oleh risk apetite dan kebijakan yang ditempuh oleh Bank Indonesia dan Pemerintah dalam meningkatkan kinerja ekonomi nasional. Namun demikian, outlook pertumbuhan ekonomi nasional hingga akhir tahun masih optimis berada pada kisaran target yang telah ditetapkan sebesar 5,1 hingga 5,2 persen.
Abdul Aziz (ASN Kemenkeu)
*) Tulisan ini adalah pendapat pribadi penulis dan tidak mencerminkan sikap dan kebijakan instansi penulis bekerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H