Mohon tunggu...
Abdul Aziz
Abdul Aziz Mohon Tunggu... Jurnalis - Policy Communicator

ASN pada Kementerian Keuangan. Memiliki latar belakang Ekonomi dan bekerja untuk menyampaikan kebijakan publik yang searah dengan mimpi bersama Bangsa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Prasasti Itu Bernama Mar'ie

5 November 2018   15:35 Diperbarui: 9 Desember 2018   12:31 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung Utama Kantor Pusat DJP yang telah diresmikan menjadi Gedung Mar'ie Muhammad

Sosok inspiratif dan heroik memang layak diteladani. Tak luput di birokrasi ternyata juga memiliki sosok bersih dan bermartabat, Mar'ie Muhammad. 

Sayangnya tidak semua orang mengenalnya. Seperti pepatah berbunyi 'tak kenal maka tak sayang'. Hal ini menjadi tugas kita bersama untuk mengomunikasikan rekam jejak dan kepribadiannya agar siapa pun penerusnya dapat menjadikan sosok Mar'ie sebagai role model. Berikut hasil penelusuran saya dalam menyusun edisi khusus sosok Mar'ie Muhammad: Sang Mr. Clean.

***

Siang itu suasana di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sedikit berbeda. Tampak hiruk pikuk orang berlalu lalang menyiapkan acara. Meski cuaca cukup cerah, namun berbeda dengan suasana yang muncul kala itu. 

Di sisi lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terlihat berjalan cepat keluar dari Studio Metro TV. Memang saat acara ia sempat berpesan agar acara tidak terlalu lama. Pimpinan Media Indonesia, Usman Kansong, menuturkan paska menghadiri acara Ulang Tahun Metro TV, Sri Mulyani memang memiliki agenda khusus, yaitu meresmikan sebuah gedung di Kantor Pusat DJP. 

Hari itu menjadi hari penting bagi keluarga Mar'ie Muhammad. Tepat pada hari ke-40 wafatnya Mar'ie, Menkeu Sri Mulyani dan jajaran pejabat Kementerian Keuangan, beserta keluarga besar almarhum Mar'ie Muhammad hadir bersama-sama untuk meresmikan salah satu gedung di lingkungan DJP. Tanggal 19 Januari 2017 menjadi hari bersejarah. Gedung yang semula disebut Gedung Utama itu berubah nama menjadi Gedung Mar'ie Muhammad. 


Tugu peresmian nama Gedung Mar'ie Muhammad (dokpri)
Tugu peresmian nama Gedung Mar'ie Muhammad (dokpri)

Menkeu terbaik

Salah satu Menteri Keuangan terbaik era Presiden Soeharto itu dianggap memiliki integritas dan dedikasi yang luar biasa.  Dalam sambutannya, Sri Mulyani mengungkapkan nama Mar'ie digunakan sebagai wujud simbolis untuk mengenang nilai-nilai dari Mar'ie Muhammad, yaitu keteladanan atas kejujuran, integritas, komitmen, serta loyalitas terhadap pencapaian tujuan negara dalam membangun Indonesia yang bersih.

"Tentu buat saya pribadi itu adalah sebuah contoh nyata. Itu adalah sesuatu teladan yang sangat-sangat nyata. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini kalau kita memang berkeinginan bersungguh-sungguh dan betul-betul ingin menjaganya. 'Kejujuran'. Dan itu adalah inspirasi yang betul-betul memberikan kepada saya keyakinan bahwa kita mampu untuk membangun institusi seperti itu,'' jelas Sri Mulyani.

Lebih lanjut, dalam sambutannya Sri Mulyani mengingatkan seluruh jajaran di Kemenkeu agar dapat meneladani Mar'ie Muhammad. Ia berharap dengan melihat nama Mar'ie di gedung tersebut, seluruh jajaran di Kementerian Keuangan, khususnya DJP, dapat terinspirasi untuk menjalankan tugasnya tanpa mengorbankan integritas dan kejujuran. 

"Melihat nama beliau ada dalam gedung ini tetap bisa mengingatkan kita setiap hari untuk bisa menjalankan tugas fungsi kita, namun tanpa kita mengorbankan atau memperjualbelikan integritas dan kejujuran, komitmen dan loyalitas terhadap tujuan negara kita. Itu adalah suatu bentuk kesetiaan yang harganya tidak terhingga, tiada harganya," jelas Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga menuturkan kepedulian yang besar dari Mar'ie terhadap institusi DJP dan Kemenkeu. Mari'ie bersama dengan Marsilam Simanjuntak menjadi orang yang banyak sekali membantu, mendampingi dan membimbing dirinya yang kala itu merupakan seorang warga negara yang dipilih dan diberi amanat untuk menjalankan tugas sebagai Menteri Keuangan.

Sembari bercerita, Sri Mulyani mengungkapkan kondisinya yang membutuhkan banyak sekali nasihat, bimbingan, tukar pikiran, dan tempat untuk menyampaikan apa saja yang ia ketahui. Tentu kepada orang yang dapat ia percaya, serta pasti tak akan mengkhianati. Di saat itulah, Mar'ie selalu menyampaikan pandangan, memberikan semangat, memberikan pernyataan, bahkan menukarkan seluruh pengalaman yang dimilikinya.

Dalam situasi yang tidak mudah, masyarakat memiliki harapan yang tinggi. Sementara institusi masih sedang dalam proses berubah dan berevolusi di dalam situasi demokrasi yang sangat terbuka. Sementara, seluruh jajaran birokrasi belum tentu mampu untuk menangkap perubahan itu yang kemudian menyesuaikan cara bekerja dalam lingkungan yang luar biasa dinamis.

Sri Mulyani berharap agar orang-orang yang mengenal Mar'ie secara dekat paling tidak dapat menceritakan dan menginspirasi generasi muda. Lebih bagus lagi, dapat bersama-sama meneladani dan memberi contoh kaum muda. 

"Karena seperti ibarat menurut peribahasa pada akhirnya manusia meninggalkan nama. Dan di dalam nama Mar'ie Muhammad, di situlah termaktub begitu banyak sekali nilai-nilai yang luar biasa dan itu adalah abadi. Jasad kita bisa meninggal, nama kita abadi. Nama yang baik, yang merupakan suatu aset bagi kami semua yang akan meneruskan, merupakan suatu aset yang tidak terhingga harganya.," ungkapnya sembari terharu.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kemenkeu, Hadiyanto, menambahkan latar belakang pemilihan gedung tersebut. Selain Mar'ie Muhammad merupakan mantan Menteri Keuangan, beliau juga sangat terkenal dengan sebutan Mr. Clean dan selalu diterapkan terus dalam berbagai perilakunya. 

"Salah satu ungkapan beliau yang sangat penting untuk kita simak adalah 'Apabila kita tidak amanah dengan uang, maka dalam hal lainnya pun kita tidak akan amanah'. Jadi itu merupakan suatu cerminan sikap beliau bagaimana mengelola keuangan negara pada masa itu," jelas Hadiyanto.

Penyerahan penghargaan dan apresiasi kepada sosok Mar'ie Muhammad dengan pemberian nama Gedung Utama Kantor Pusat DJP dengan nama Gedung Mar'ie Muhammad
Penyerahan penghargaan dan apresiasi kepada sosok Mar'ie Muhammad dengan pemberian nama Gedung Utama Kantor Pusat DJP dengan nama Gedung Mar'ie Muhammad

Turut menangis

Dalam sesi pesan kesan, rekan kerja dari Masyarakat Transparansi Indonesia yang diwakili oleh Erry Riyana Hardjapamekas juga turut memberikan pengalamannya berkerja bersama Mar'ie. Meski sempat menangis karena melihat istri almarhum Mar'ie yang menangis, ia masih tegar melanjutkan sambutannya.

Menurutnya, peresmian tersebut lebih dari sekedar upacara seremonial semata. Acara tersebut merupakan bentuk pernyataan tegas mengenai sikap para pemimpin di Kementerian Keuangan untuk melanjutkan keteladanan yang telah dilakukan oleh Mar'ie semasa hidupnya.

Sembari menerawang ingatan, Erry bercerita masa kecil Mar'ie yang amat sederhana, namun semasa mahasiswa dan karier di birokrasi, ia menjadi pelopor dan pendobrak menuju pembaharuan. Terbukti, semua pejuang di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) sepakat untuk menyebut Mar'ie sebagai pemikir strategis. 

Pilihan untuk berkarir di birokrasi merupakan pilihan yang telak dan terbukti hari ini dicatat dalam sejarah keberhasilan Mar'ie. Sikap-sikap dan pendiriannya menjadi inspirasi pembenahan manajemen keuangan negara dan manajemen negara secara keseluruhan.

Pejuang sejati

Hal itu berlanjut ketika ia dan teman-temannya memiliki keinginan untuk mendirikan Masyarakat Transparansi Indonesia di tahun 1998. Untuk merealisasikan hal tersebut, ia perlu mencari patron atau figur yang berintegritas tinggi untuk memimpin organisasi yang pada akhirnya sampai pada nama Mar'ie. 

"Begitulah Pak Mar'ie saking berhati-hatinya dalam bersikap, semua dihitung dengan cermat. Tetapi begitu keputusan diambil, maka beliau akan komit secara penuh. Perjalanan MTI sudah kita ketahui bersama di bawah leadership Pak Mar'ie, dimotori anak-anak muda, dan sekarang sudah menjadi orang seperti Chandra Hamzah, Amir Sukariyadi, dan sebagainya," ceritanya.

Pak Mar'ie adalah pejuang sejati. Sepanjang hayatnya pikiran dan hatinya selalu tertuju pada perbaikan negara dan bangsa bahkan ketika beliau sakit sekalipun. Tak seharipun beliau lepas dari keseharian melayani publik. Itu terbukti dari kesediaannya untuk menjadi pimpinan dari Komite Kemanusiaan Indonesia, PMI, kemudian Rekonstruksi Aceh sebagai ketua PMI, ketua tim pengendali JPS, oversight committee BPPN, dan sejumlah peran sosial lainnya. Begitu dedikasinya sampai waktu untuk memberikan kehidupan pribadipun sangat terbatas. 

Selain itu, dalam keterbatasan ekonomi secara pribadi, Mar'ie juga memberi keteladanan yang luar biasa untuk tetap bisa memberi. "Suatu ketika kami harus melakukan kaderisasi seluruh Indonesia, berkeliling mengenai good governance, dan di sisi lain juga kami perlu uang untuk membayar kontrakan kantor. Dengan spontan Pak Mar'ie berinisiatif menjual bekas mobil dinas menterinya kalau nggak salah Peugeot ya, Bu Mar'ie? Dijual data-data local policy-nya. Saya rasa yang membelinya juga karena Pak Mar'ie lah yang menjual. Kalau tidak salah (hasilnya) 200 juta pada waktu itu. Kemudian dia bagi dua 100 juta untuk MTI, 100 juta untuk Komite Kemanusiaan Indonesia. Padahal mobil tua itu adalah mobil tua kesayangannya, dan itupun beliau harus korbankan," kenang Erry.

Dari sisi keluarga, turut hadir dalam acara tersebut istri Mar'ie Muhammad, Ayu Resmayati. Menanggapi apresiasi tersebut, ia mengucapkan terima kasih kepada semua yang hadir, terutama kepada Menkeu Sri Mulyani. 

"Ya bangga ya, alhamdulillah. Tapi terus terang saya sangat appreciate sekali sama Bu Sri Mulyani karena ini kan semua idenya," terangnya.

Sebagai catatan, peresmian Gedung Mar'ie Muhammad diteken dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 28/KMK..01/2017 Tentang Penetapan Nama Gedung Utama Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Dalam konsiderans dijelaskan bahwa pertimbangan pemberian nama tersebut adalah untuk memberikan penghargaan dan mengenang jasa-jasa mantan Menteri Keuangan, sehingga perlu menetapkan nama Gedung Utama Kantor Pusat DJP dengan nama Gedung Mar'ie Muhammad.

***

Abdul Aziz (Biro KLI Kemenkeu)

*) Tulisan ini adalah pendapat pribadi penulis dan tidak mencerminkan sikap dan kebijakan instansi penulis bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun