Kalian pernah mendengar atau membaca berita gak kalau banyak ikan yang terdampar dan mati terus ketika dibelah tubuhnya penuh sampah plastik? Atau berita mengenai tempat pembuangan sampah yang sudah overload sedangkan lahan semakin sedikit? Nah betul, itu adalah dampak negatif yang ditimbulkan akibat penggunaan sampah plastik.
Ketika membaca hal itu, perasaan ini campur aduk. Tiba-tiba merasa bersalah karena diri sendiri saja ternyata jadi salah satu penyumbang disana. Lalu bagaimana cara mengobati rasa salah itu? Dengan mencoba membenah dan memperbaiki diri. Salah satu caranya dengan ikut kegiatan yang mendukung motivasi kita. Oleh karena itu, tepat pada bulan Agustus 2022, aku coba ikut kegiatan yang bernama "Youth Activist Plastic Smart Cities" yang diselenggarakan oleh kolaborasi antara WWF Indonesia dan YPBB Bandung. Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung mengurangi konsumsi sampah plastik di kota besar di Indonesia, khususnya di Jabodetabek. Terus kegiatannya ngapain aja? Seru gak?
Kegiatan yang dilakukan oleh aku dan teman-teman lain selain bermanfaat juga seru loh.Â
Pertama bertatap muka secara online, kami diberikan beberapa ilmu yang berkaitan dengan sampah, seperti jenis-jenis sampah itu ada apa aja, kenapa kita harus memilah sampah, kenapa kita harus mengurangi sampah, apa dampaknya bagi lingkungan hingga ekonomi, dan lain sebagainya.
Selain itu, kami juga ditemani oleh mentor yang sangat suportif dan teman-teman yang juga satu visi. Ini adalah dokumentasi pertemuan perdana sharing-sharing kami.
Minggu selanjutnya adalah waktu kami beraksi untuk implementasikan apa yang sudah dipelajari. Kegiatannya yaitu memilah sampah plastik, mencuci, mengumpulkan, menimbang, dan memasukkannya dalam form untuk dapat diteliti lebih lanjut. Kalian tau apa yang aku pelajari dari kegiatan ini?Â
Perasaannya bangga dan kaget. Bangga karena sudah konsisten selama seminggu penuh dalam memilah, mencuci sampah, menjemur, sampai menuliskannya. Kaget karena ternyata sampah yang dikumpulkan lumayan banyak juga. Tapi hal tersebut memberikan gambaran jika kedepannya harus bisa merubah diri lebih baik.Â
Di minggu berikutnya yaitu campaign dan menulis artikel. Campaignnya sangat simple, kita cuma diminta untuk berbagi keseruan dan aktivitas yang sudah dilakukan. Di campaign ini aku coba berbagi ke teman-teman Instagram mengenai perilaku yang udah aku sadari dan ubah sedikit demi sedikit agar bisa hidup minim sampah, yaitu dengan membaca bekal kemana-mana dan membeli botol minum. Selain sampah yang bisa dikurangi, hal ini juga bisa bikin lebih hemat loh.Â
Selain itu, artikel ini juga merupakan bagian dari campaign yang harapannya teman-teman yang baca bisa mendapatkan sesuatu yang bermanfaat dan bisa diaplikasikan juga. Intinya hidup minim sampah itu mudah, asalkan biasa dan mau melakukannya.
Dan di minggu depan merupakan salah satu agenda terakhir yang sudah tidak sabar untuk bertemu lagi, tapi secara offline dengan teman-teman yang lain. So excited!
Terakhir, aku juga berkesempatan untuk menjadi talent di hari sumpah pemuda yang menyebarkan semangat pemuda dalam melawan perubahan iklim dengan perubahan perilaku keseharian terutama dengan mengurangi penggunaan sampah plastik. Jika kalian ingin menontonnya, bisa cek video ini ya
Gimana? Hidup minim sampah itu mudah dan menyenangkan bukan?
Yuk, mari bersama-sama untuk buat bumi lebih hijau, nyaman, dan aman.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H