- Kenali pilihan tindakan yang memungkinkan
- Negoisasikan semua rencana. Negoisasi membutuhkan keyakinan akan pandangan diri sendiri dan menghargai pendapat orang lain
- Evaluasi rencana tersebut terus-menerus
2. Sumber Daya Institusional
Institusi pelayanan kesehatan membentuk komite etik untuk mendukung komite etik. Komite etik terdiri dari berbagai disiplin ilmu. Komite etik memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah pendidikan, rekomendasi kebijakan dan konsultasi kasus. Setiap individu yang terlibat dalam dilema etik termasuk perawat, dokter, penyelenggara kesehatan, klien dan keluarga klien dapat meminta akses kepada komite etik. Menurut Potter et al., (2019) terdapat beberapa masalah etika profesi dalam semua jenis tempat kerja yang terbagi menjadi beberapa kategori diantaranya adalah
Kualitas hidup : dalam pelayanan kesehatan kualitas hidup merujuk pada intervensi medis terkini, dimana diperhitungkannya usia klien, kemampuan klien untuk hidup tanpa ketergantungan dan kemampuan beradaptasi dengan berbagai cara. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah transplantasi organ, obat-obatan eksperimental, terapi kanker, bunuh diri dengan bantuan dokter (euthanasia)Â dan DNR (Do Not Resuscitate).Â
Skrining genetik : pemeriksaan genetik mempersiapkan klien pada kondisi yang masih belum jelas, tetapi merupakan kepastian yang akan terjadi pada masa depan. Contohnya adalah gen yang menunjukkan adanya penyakit Huntington yaitu penyakit saraf degeneratif yang diturunkan dan masih belum ada obatnya. Penyakit ini mempengaruhi fungsi kognitif, emosional dan fungsi fisik.
Perawatan yang sia-sia : Sia-sia (futile) merujuk pada sesuatu yang tidak bermanfaat, tidak mempunyai harapan dan pelayanan yang tidak mempunyai tujuan yang berguna. Dalam pelayanan kesehatan merujuk pada intervensi yang tidak menghasilkan manfaat bagi klien. Contohnya adalah klien minta mastektomi sebelum ada gejala penyakit payudara, karena ketakutan riwayat keluarga dan berfikir bahwa hal tersebut akan mencegah penderitaan nantinya. Pada situasi lain dokter ingin klien untuk menjalani transplantasi hati karena penyakit stadium akhir, keberhasilan pengobatan ini belum jelas tetapi tanpa tranplantasi bisa terjadi kematian, klien berpendapat bahwa  tranplantasi tidak berguna dan tidak menghasilkan manfaat yang sepadan.
Alokasi kelangkaan sumber daya (akses ke pelayanan) : jumlah penduduk yang tidak memiliki asuransi di Indonesia terus bertambah. Pemerintah terus mencoba berbagai strategi untuk mengatasi tersebut dengan membuat program Kartu Indonesia Sehat (KIS). Masalahnya adalah menemukan klien yang direncanakan keluar rumah sakit, tetapi tidak mampu membeli resep atau menerima klien yang tidak memiliki asuransi dengan penyakit kronis dan tidak memiliki dokter khusus untuk menangani penyakit kronis, klien tersebut menghabiskan waktu di rumah sakit sampai penyakit kronisnya ditangani, yang berarti akan meningkatkan biaya pelayanan kesehatan.
Alokasi kelangkaan sumber daya (kekurangan tenaga perawat) : kekurangan perawat melibatkan masalah etik. Bagaimana seorang perawat memutuskan pilihan apa yang diambil jika tugas pelayanan yang diselesaikan sangat banyak. Masalah profesional tentang dukungan dan penelantaran klien bertentangan dengan masalah etik tentang kebaikan, tidak mencederai dan keadilan. Partisipasi dalam sulusi politik memegang peran penting dalam negoisasi masalah personal
Dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan pelayanan keperawatan perawat terkadang akan menghadapi masalah etik dan moral yang menuntut perawat mampu menyelesaikan dengan tetap menerapkan tanggung jawab dan tanggung gugat. Dilema etik sering ditemukan dalam praktik keperawatan dapat bersifat personal maupun profesional. Dilema menjadi sulit dipecahkan bila memerlukan pemilihan keputusan yang tepat dalam prinsip etis.