Mohon tunggu...
Ahmad Basofi Mujahidin
Ahmad Basofi Mujahidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Keperawatan Universitas Indonesia / ASN Kementerian Pertahanan

seorang mahasiswa program RPL di Fakultas Ilmu Keperawatan - Universitas Indonesia dan saat ini sedang izin belajar sebagai ASN perawat pelaksana di RS Pusat Pertahanan Negara PB. Soedirman - Kementerian Pertahanan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sudut Pandang Keperawatan dalam Menanggulangi Dilema Etik dan Sumber Daya Institusional

11 Mei 2024   08:25 Diperbarui: 11 Mei 2024   08:33 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto : suasana pembelajaran profesional FIK UI

- Kenali pilihan tindakan yang memungkinkan

- Negoisasikan semua rencana. Negoisasi membutuhkan keyakinan akan pandangan diri sendiri dan menghargai pendapat orang lain

- Evaluasi rencana tersebut terus-menerus

2. Sumber Daya Institusional

Institusi pelayanan kesehatan membentuk komite etik untuk mendukung komite etik. Komite etik terdiri dari berbagai disiplin ilmu. Komite etik memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah pendidikan, rekomendasi kebijakan dan konsultasi kasus. Setiap individu yang terlibat dalam dilema etik termasuk perawat, dokter, penyelenggara kesehatan, klien dan keluarga klien dapat meminta akses kepada komite etik. Menurut Potter et al., (2019) terdapat beberapa masalah etika profesi dalam semua jenis tempat kerja yang terbagi menjadi beberapa kategori diantaranya adalah

Kualitas hidup : dalam pelayanan kesehatan kualitas hidup merujuk pada intervensi medis terkini, dimana diperhitungkannya usia klien, kemampuan klien untuk hidup tanpa ketergantungan dan kemampuan beradaptasi dengan berbagai cara. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah transplantasi organ, obat-obatan eksperimental, terapi kanker, bunuh diri dengan bantuan dokter (euthanasia) dan DNR (Do Not Resuscitate). 

Skrining genetik : pemeriksaan genetik mempersiapkan klien pada kondisi yang masih belum jelas, tetapi merupakan kepastian yang akan terjadi pada masa depan. Contohnya adalah gen yang menunjukkan adanya penyakit Huntington yaitu penyakit saraf degeneratif yang diturunkan dan masih belum ada obatnya. Penyakit ini mempengaruhi fungsi kognitif, emosional dan fungsi fisik.

Perawatan yang sia-sia : Sia-sia (futile) merujuk pada sesuatu yang tidak bermanfaat, tidak mempunyai harapan dan pelayanan yang tidak mempunyai tujuan yang berguna. Dalam pelayanan kesehatan merujuk pada intervensi yang tidak menghasilkan manfaat bagi klien. Contohnya adalah klien minta mastektomi sebelum ada gejala penyakit payudara, karena ketakutan riwayat keluarga dan berfikir bahwa hal tersebut akan mencegah penderitaan nantinya. Pada situasi lain dokter ingin klien untuk menjalani transplantasi hati karena penyakit stadium akhir, keberhasilan pengobatan ini belum jelas tetapi tanpa tranplantasi bisa terjadi kematian, klien berpendapat bahwa  tranplantasi tidak berguna dan tidak menghasilkan manfaat yang sepadan.

Alokasi kelangkaan sumber daya (akses ke pelayanan) : jumlah penduduk yang tidak memiliki asuransi di Indonesia terus bertambah. Pemerintah terus mencoba berbagai strategi untuk mengatasi tersebut dengan membuat program Kartu Indonesia Sehat (KIS). Masalahnya adalah menemukan klien yang direncanakan keluar rumah sakit, tetapi tidak mampu membeli resep atau menerima klien yang tidak memiliki asuransi dengan penyakit kronis dan tidak memiliki dokter khusus untuk menangani penyakit kronis, klien tersebut menghabiskan waktu di rumah sakit sampai penyakit kronisnya ditangani, yang berarti akan meningkatkan biaya pelayanan kesehatan.

Alokasi kelangkaan sumber daya (kekurangan tenaga perawat) : kekurangan perawat melibatkan masalah etik. Bagaimana seorang perawat memutuskan pilihan apa yang diambil jika tugas pelayanan yang diselesaikan sangat banyak. Masalah profesional tentang dukungan dan penelantaran klien bertentangan dengan masalah etik tentang kebaikan, tidak mencederai dan keadilan. Partisipasi dalam sulusi politik memegang peran penting dalam negoisasi masalah personal

Dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan pelayanan keperawatan perawat terkadang akan menghadapi masalah etik dan moral yang menuntut perawat mampu menyelesaikan dengan tetap menerapkan tanggung jawab dan tanggung gugat. Dilema etik sering ditemukan dalam praktik keperawatan dapat bersifat personal maupun profesional. Dilema menjadi sulit dipecahkan bila memerlukan pemilihan keputusan yang tepat dalam prinsip etis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun