Mohon tunggu...
Abas Basari
Abas Basari Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi SMA Al Masoem

melakukan apa pun yang bisa, kalau boleh orang lain bahagia

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kupat Tahu tanpa Singaparna dan Gadis Gen Z

7 Januari 2024   16:33 Diperbarui: 7 Januari 2024   16:34 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kupat Tahu tanpa Singaparna dan Gadis Gen Z

Bicara kupat tahu di daerah Priangan, sudah tentu jawabnya adalah Singaparna, Tasikmalaya. Ya, benar sekali. Namun kali ini tidak di Tasikmalaya, tetapi di sekitar Cibiru saja. Tak jauh lah dari rumah.

Merek Singaparna tidak nampak di bagian depan gerobak apalagi di bagian dalamnya. Saya berusaha mencari tahu dengan menebar pandangan. Sejauh mata memandang hanya rangka gerobak yang tertutup kaca bening. Saking keponya, waktu pulang pun di tengok lagi, siapa tahu nyelip gitu. Tetap tidak ditemukan.

Loh, kok jadi cerita merek sih ? Ya, ga apa-apa lah. Maklum korban merek Singaparna. Sudah beberapa tempat makan bergender Kupat Tahu, senantiasa mencantumkan merek Singaparna. Entah yang dekat dengan rumah sampai yang terbilang jauh dari rumah. Jadi menurut saya kata Singaparna menjadi brand penambah kualitas kupat tahu.

Jujurly, saya rada termakan merek tersebut sehingga ketika makan Kupat Tahu yang ga ada mereknya jadi curiga. Over thingking kali ya !.Janganlah begitu kawan, Anda kan sudah lanjut usia. Jadi tau diri lah sedikit.

Baru menyadari bahwa tempat makan kupat tahu tempo hari adalah kali ketiga. Selama ini saya ga engeh dengan merek yang tidak ada. Asal makan saja tanpa orientasi lingkungan yang mendetail. Selesai urusan, selesai pula hajat. Langsung pulang tanpa tengok-tengok keadaan.

Waduh ngelantur nih Pak Abas !. Stop basa basi ya !.

Makan kupat tahu pagi setelah anter istri ke tempat kerja memang direncanakan istri. dia bilang kangen juga makan berdua di sana. Setelah absen di kantorya, kebetulan ga lagi piket, maka pulangnya kita putuskan untuk singgah di warung kupat tahu tanpa nama. Kita akan makan kupat tahu.

Sambil menunggu, seperti biasa, mata jelalatan dengan suasana. Ada yang menarik, yang tak biasa dengan pelayanannya. Tidak langsung mempercayai, ditunggu lagi untuk meyakinkan benar apa yang saya lihat. Tau ga sih apa yang aneh ? Rupanya petugasnya baru. Anak gadisnya diikutsertakan kerja bareng ibunya.

Anak gadis kekinian, anak zaman now, atau gen Z, yang terkenal dengan sangat dekat Teknologi. Namun paksaan ortu sehingga harus mendampingi sang ibu tercinta dalam bekerja. Nampak canggung sekali. Pegang pisau saja ragu-ragu. Memotong ketupat sangat hati-hati, terlihat takut tangannya luka, padahal sudah pakai pelindung tangan agar ga luka. Menggoreng tahu pun terlihat kikuk sekali. Sampai-sampai tahu pun jatuh saat dipindah ke piring.

Saya dan istri sempat menyimak agak serius sedikit. Ya, sedikit saja, takut kewalat kalau banyak-banyak. Lebih sering bersihkan tangan dari pada berusaha bekerja sebaik mungkin. Jadi tangan "kotor" sedikit saja sudah langsung dibersihkan, apalagi kalau sudah "mengganggu" kuku cantiknya, tak segan berhenti dulu untuk beresin kukunya. Duh, rempong bingit ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun