Ini hanya sekedar cerita saja ya. Suami yang baik. Ehm, ehm. Belajar memahami istri yang mau belanja bahan kain. Takut disebut tak sayang istri, maka aku kuatkan tekad juga fisik. Loh, kok fisik sih ? Ikuti saja ceritanya. Selamat menikmati kompasianer !
Mengantar istri belanja keperluan pernak pernik pernikahan ke Pasar Baru Trade Center Kota Bandung menjadi sasaran utama yang sebelumnya direncanakan dengan baik agar waktu liburan panjang semester ganjil dapat bermanfaat banyak. Tidak hanya diri sendiri tetapi keperluan keluarga tetap menjadi prioritas.
Sehubungan tidak mau tertinggal apa pun. Termasuk kesiangan, sehingga kita berangkat lebih awal untuk menghindari hal tersebut. Namun apa yang terjadi, tokonya masih belum buka. Duh, dengan sabar hati siap menanti.
Sebelum jam 9 pagi. Toko-toko masih tutup, mobil pun belum terlihat lalu lalang. Hanya motor yang antar barang ke toko yang terlihat, itu pun tak banyak. Kalau boleh dibilang, sepi banget. Tengok-tengok sekeliling, inilah wajah Bandung di pagi hari. Atau karena sedang libur panjang, orang-orang pada ga mau ke pasar? Mulailah pikiran masuk wilayah over thinking karena kali pertama mengalami hal ini. "Asa teu percaya, Bandung ini teh", gumam saya.
Tangga Pasar Baru pun tak luput dari buruan kita. Tanpa memperhatikan rasa malu, apalagi sungkan, kita tepat sasaran duduk di tangga. Ya, jelaslah kondisi Pasar Baru masih pada tutup, yang terbuka baru tangganya saja. Pengunjung pun kayaknya belum ada. Barangkali penjaga toko yang bertugas lebih awal yang datang duluan. Terbayangkan betapa nestapanya kita ! Cukup lama kita duduk termenung disitu.
Beberapa saat kemudian, mulai nampak pengunjung berdatangan. Mereka pun sama mencari tangga sebagai tempat duduk. Tidak hanya saya dan istri yang duduk-duduk di tangga, masih ada pengunjug lain pun yang sengaja beramai-ramai duduk di tangga. Dalih mengusir rasa lapar, suasana pun berganti menjadi area makan. Kita pun turut bagian dari urusan makan memakan mah. Bekal dalam sekejap sudah sisa setengahnya. Alhamdulillah berarti masih sehat ya.
Lihat jam tangan, masih jauh waktu untuk buka toko. Iseng-iseng kita keluar Pasar untuk mencari tahu apakah toko yang dimaksud sudah buka atau belum. Sesampainya di depan toko, ternyata masih tutup. Kata penjaga toko sebelahnya, buka nanti jam 11 siang. Nunggu lagi ! Ya, memang.
Tak boleh berkecil hati, ada rencana kedua, yakni toko yang lain saja. Kita sepakat masuk ke lantai 2 saja. Berharap hal yang sama, tokonya sudah buka. Suasana di dalam Pasar Baru Trade Center memang belum seramai biasanya, karena jam berkunjung belum masanya. Jadi kita pun harus menghadapi eskalator yang mati, sehingga terpaksa dengan bangga hati, menaiki tangga eskalator. Lagi-lagi ujian kaki dan mental dijalani.
Tau ga sih Kompasianer Pasar Baru Trade Center Kota Bandung ? Itu loh yang syurga kain. Sasaran lantai 2 begitu mudah dicapai, tetapi lokasi toko yang dimaksud tidak langsung ketemu dengan mudah. Jumlah tokonya banyak bingit. Sepertinya ribuan ya. Kembali kita mencari jejak di lantai 2. Ingat pesan Pak Ustad, "Jangan mengeluh, segera ganti dengan baca Shalawat". Sambil bershalawat kita pun tak henti mencari.
Jurus bertanya pun diluncurkan. Setelah beberapa kali berkelok ke tempat yang salah, akhirnya ketemu juga toko yang dicari. Alhamdulillah, dalam hati bersyukur. Kaki pun kayaknya sudah meminta jatah untuk rehat sejenak.
Dasar rezeki keluarga baik, maunya begitu, tak diduga sebelumnya, kita yang mencari bahan kain disodori 2 kursi. Petugas toko kayaknya sudah tau benar wajah kita yang sudah capai menunggu dan berjalan kaki. "Terima kasih, Kang" ujar saya ramah karena senang hati dikasih tempat duduk. Untuk sekian menit dimanjakan dengan kursi, mata istri jelalatan melihat bahan kain yang dicari.
"Silakan, Bunda masuk saja ke sebelah kiri, kalau di depan kanan sedang diskon jadi harganya sangat miring", ucap pelayan toko yang laki-laki dewasa penuh semangat menawarkan.
Terlihat wajah dan tatapan bahagia sang istri. penuh semangat membara, langsung berburu bahan kain sesuai kriteria pesanan anak paling gede yang mau menikah. Bisakah membayangkan betapa kedernya pengunjung yang pertama kali ke toko tersebut. Sangat banyak jenis dan motif bahan kain. Mulai harga sahabat hingga harga ningrat, ada. Dari kualitas rumahan hingga gedongan, pun ada.
Saking asyiknya istri, saya pun mengingatkan akan waktu pulang. Jam kepulangan harus diperhatikan. "Ya, suami ku. Aku lagi senang hati mencari bahan kain buat keluarga besar Ayah", sahutnya dengan bergaya manja sekaligus tatapan mata berbinar.
Pantesan dia paling suka cerita tentang toko ini. Sangat wajar disebut syurga nya kain. Kaum emak-emak tidak hanya dibuat lapar mata, lapar tangan juga lapar mulut karena bisa berdiskusi tentang bahan kain yang dicari. Tentunya keputuan belanja di toko ini menjadi incaran. Satu lagi yang menariknya adalah, pelayanan yang kekinian. Seperti kata besty, Bunda, yang sering diucapkan oleh pelayan toko kepada calon pembeli maupun pembelinya.
Padu padan warna. Corak kain disandingkan. Kualitas bahan kain pun menjadi tambahan kriteria. Akhirnya ketemu lah bahan kain yang dimaksud. Saya rada gak ngerti bahan kain, jadi hanya angguk kepala saja tanda setuju. Selesai lah masa berburu bahan kain di Pasar Baru Trade Center Kota Bandung.
Pasar Baru Trade Center Kota Bandung, menyuguhkan aneka keperluan emak-emak, bapak-bapak, anak-anak juga dewasa dengan segala kenangan tentang cerita Bandung, oleh-olehnya juga suasananya. Saya dan istri yang tinggal di Bandung saja merasa bangga jadi warga pengguna sekaligus penikmatnya. Wajar hari-hari selalu saja ramai dikunjungi masyarakat sekitar Bandung juga luar Jawa Barat.
Hal ini tak dapat dipungkiri, Pasar Baru Trade Center menjadi magnet besar perekonomian Indonesia. Tercatat sekarang menjadi destinasi wisata belanja yang menjanjikan. Tidak hanya lokalnamun ada pelaku bisnis dari negeri tetangga dekat juga tetangga jauh. Ya, mereka datang dar Malaysia juga Afrika. Artinya secara kualitas, sudah memenuhi kriteria. Â
Terima kasih, semoga bermanfaat. Salam hebat untuk para suami hebat !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H