Kalau boleh diibaratkan perilaku berbatik sudah seperti perangko dengan amplopnya. Nempel terus tak boleh dipisahkan. Tak henti hari berganti, tak lekang masa menjelajah buana senantiasa mencintai batik dalam kehidupan sehari-hari. Pokonya batik jadi besty banget deh.
Semenjak digulirkan harus ada batik khas daerah masing-masing, maka tiap provinsi mempunyai corak batik tersendiri. Misalnya Jawa Barat dengan senjata Kujangnya. Lebih menukik lagi, ternyata di tiap Kabupaten atau Kota pun memiliki ciri khas batik. Misalnya Sumedang dengan memakai lambang Lingga sebagai corak batiknya.
Garut terkenal dengan batik Garutan. Daerah Cirebon, tepatnya di Trusmi, dengan sentra produksi batik bahkan ciri khas Mega Mendung sudah kemana-mana. Corak ini karena khas daerah setempat maka disandingkan dengan corak lainnya namun tetap tidak mengurangi nilai estetikanya.
Sekali waktu bisa diagendakan wisata budaya ke Trusmi. Pasar batik berskala nasional sehingga bakal dijumpai aneka ragam batik. Tidak hanya khas setempat saja tetapi bercampur baur dengan batik dari daerah lain, seperti Pekalongan, dan Solo.
Di Bandung sendiri, kita bisa berkunjung ke Pasar Baru yang memiliki penjual batik terbanyak sehingga berbagai pilihan dapat memanjakan mata, membius nafsu untuk berburu batik baru.
Dari sisi kualitas, jenis batik sutra lah yang paling the best. Top markotop lah kalau kata mereka yang kekinian. Namun ga da salahnya jika batik menjadi sumber pendapatan negara yang diperhitungkan. Tidak hanya kuantitas tetapi kualitas dunia yang dicari.
Perguruan tinggi terkait tekstil, diantaranya Politeknik Tekstil di daerah Cicadas Bandung. Jurusan Desain Tekstil pun marak di sekolah tinggi seni, semisal ISBI, Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, Fakultas Seni Rupa dan Desain ITENAS, dan banyak lainnya.
Kolaborasi mereka sepertinya sudah terjadi namun kolaborasi dengan lembaga terkait, seperti Dinas Perdagangan guna mendapatkan jatah ekspor batik. Tentunya kualitas barang untuk di jual di luar negeri, sangat berbeda dengan kualitas dalam negeri. Dinas Perdagangan memberikan layanan ke arah sana.
Jika harus berubah menjadi pakaian batik siap pakai, berarti bekerja sama dengan industri garmen atau UMKM dilibatkan sehingga jumlah produksi dapat tercapai. Selain memangkas waktu produksi, yang sering jadi pembatas ekspor.
Bagaimana dengan tugas Dubes atau Konsulat Jendral ? ini sih pandangan seorang guru mencoba menyikapinya. Barangkali menjadi tugas tambahan, yakni  jadi "mata-mata" sekaligus juga negosiator masuknya batik ke negara tersebut.
Kualitas hebat, desain sesuai kustomer, pengiriman handal, apalagi kalau bukan cuan diperoleh. Devisa nambah, makmur pun menyertai rakyat. Indah banget ya...Every body happy.
Bangga jadi warga negara Republik Indoensia, berbatik. Selamat Hari Batik Nasional. Dengan berbatik wanita semakin cantik, laki-laki semakin simpatik.