Boleh dibilang Kang Cepot pun, beberapa kali tampil dalam satu gelaran wayang, bisa masuk arena berdakwah.
Setelah Pak Asep Sunandar Sunarya meninggal, maka gaya berdakwah Kang Cepot menginspirasi generasi muda kaum millenial. Kembali menggunakan kesenian dalam berdakwah, khususnya mengambil tokoh Kang Cepot. Dikenal dengan nama Daway, Dakwah Wayang.
Daway alias Dakwah Wayang masih tetap eksis
Kang Cepot kekinian ikut juga berdakwah ? Ya, sangat mungkin demikian, meneruskan jejak Sang Dalang sebelumnya. Sosok boneka kayu yang mudah dikenali, namun kehandalan Sang Dalang menjelma menjadi tokoh yang legendaris. Serba bisa, termasuk bicara serius pun bisa.
Kebetulan ada kegiatan peringatan Maulid di lingkungan RT 09 RW 20 Komplek Permata Biru, tempat saya dan keluarga menetap. Pemateri datang berdua. Satu orang sudah saya kenal, karena rumahnya persis di depan rumah saya, namanya Kang Rahmat. Teman beliau yang satu lagi bernama Kang Ruslan.
Keduanya sebagai pemateri. Kang Ruslan berperan sebagai Sang Dalang untuk Kang Cepot. Kang Rahmat berperan sebagai Ustad. Beliau memang Ustad beneran.
Saat itu memang menyaksikan Kang Cepot menjelma menjadi dai kondang. Tetap bernama Cepot walau status sosial berubah menjadi ustad.
Berdua ber-daway. Dialog interaktif Kang Cepot dengan Kang Rahmat dalam rangka menyampaikan pesan moral terkait acara mualidan. Mengajak hadirin untuk lebih dekat dengan Nabi Muhammad. Menyampaikan pesan Baginda Nabi agar menjadi insan yang paling banyak manfaatnya bagi sesama.
Kehandalan Sang Dalang yang memang guru ngaji, memainkan boneka kayu Kang Cepot layaknya Dalang profesional menjadikan Kang Rahmat seolah berbincang tentang agama yang menyenangkan. Boneka kayu yang kaku menjadi boneka yang bisa ngobrol bareng Kang Rahmat, bersholawat, serta berceloteh juga.
Dengan ajakan bersholawat, maka hadirin pun ikut bersholawat bersama Kang Cepot. Kang Rahmat dan Kang Cepot pun tak lupa menyampaikan ajakan untuk senantiasa berbuat baik kepada Orangtua, Guru, juga siapa pun di lingkungan kita.
Acara Maulidan di luar kebiasaan, menjadi lebih akrab. Tujuan penyelenggraan pun tercapai. Hadirin seakan terpuaskan dengan materi. Khusus anak-anak seolah mendapat tontonan istimewa. Padahal hanya boneka kayu Kang Cepot.