Mohon tunggu...
Abas Basari
Abas Basari Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi SMA Al Masoem

melakukan apa pun yang bisa, kalau boleh orang lain bahagia

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Usaha Tidak Pernah Khianati Hasil

25 Oktober 2022   18:46 Diperbarui: 25 Oktober 2022   18:55 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usaha Tidak Pernah Khianati Hasil

Sesaat selesai mengerjakan tugas mata pelajaran Biologi kelas 11 MIPA 5 secara tulisan, nampak keriaan di wajah mereka. Tak nampak sehabis memeras otak. Tak juga ekspresi wajah penyesalan karena gagal menjawab pertanyaan. Semuanya gembira, ceria dalam celotehan khas anak SMA.

Saya pun akhirnya terbawa rasa penasaran menyaksikan perilaku mereka. Kayaknya mendingan bertanya langsung ke mereka.

"Halo, ...kalian kan baru saja selesaikan tugas yang banyak, kok malah ceria sekali, ada apa ?", tanya saya.

"Semua orang kan pinter Pak, tugas banyak pun segera diselesaikan dengan baik, yang malas saja yang akan ketinggalan", Naya menjawab pertanyaan saya.

"Iya ya, semua orang ditakdirkan pinter, tapi tetep kudu belajar kan", sanggah saya.

"Usaha ga pernah khianati hasil", seru Raka menimpali diikuti gelak tawa mereka. Entah merasa tersindir atau dirasa ada yang lucu dengan kata-kata tersebut. Saya pun senyum simpul menyaksikan kepolosan mereka.

"Setuju, Bapak setuju pisan. Usaha gak akan mengkhianati hasil", jawab saya meyakinkan diri juga mereka.

Mendengar jawaban-jawaban tersebut, malah terbersit untuk dijadikan tulisan. Ide gratisan nih. Menarik juga untuk disebarluaskan tentang pemahaman ini.

Sekedar berbagi pemahaman, pengalaman, juga apalagi ya.....kompasianer. Pokoknya belajar berbagi saja ya....hehehe.

Manusia dalam proses penciptaannya membawa semua informasi genetik secara totalitas. Termasuk informasi untuk memunculkan sifat pinter. Masih ingat kan pelajaran Biologi SMA tentang DNA. Ya, segalanya ada dalam DNA. Bahkan bayi baru lahir pun sudah bisa mengenali puting susu ibunya, dan lebih luar biasanya lagi adalah mulut bayi bisa menyedot ASI. Siapa yang mengajarinya ? Kapan janin dalam rahim ibunya belajar menete ke ibunya ?

Semua informasi untuk segala aktivitas manusia tersimpan dalam DNA. Dapat dibayangkan jika informasi tersebut belum ada dalam DNA, apa yang akan terjadi ? Kehidupan akan berjalan kurang seimbang. Maka tidak menutup kemungkinan kehidupan manusia pun terganggu.

Terus mengapa ada manusia yang pinter ? Apa ada salah dengan DNA ? Atau DNA dipengaruhi lingkungan ?

Kalau mencoba memahami dengan pikiran positif, bahwa pinter adalah takdir dari Tuhan Yang Masa Kuasa. Seperti halnya keberadaan siang dan malam. Ada pula sedih dan senang. Semuanya berpasangan. Begitu pun dengan pinter ada lawannya yakni malas.

Tidak ada yang salah dengan DNA. DNA kalau boleh dikatakan adalah pusat pengendali aktvitas sel. Secara tidak langsung berbicara sel sudah pasti akan masuk ke kehidupan. Jadi bicara DNA sama dengan bicara kehidupan.

Cara kerja DNA tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Kalau pun terjadi perubahan pada DNA sangat sulit didefinisikan. Kita lebih sering menuding mahluk lain sebagai penyebabnya, misalnya virus. Saya berpendapat bahwa perubahan tersebut memang bagian dari kehidupan, harus bersahabat dengan perubahan tersebut. Sudah takdir begitu lah ya. Walau pada kenyataannya perubahan tersebut sulit diterima oleh akal sehat apalagi hati nurani. Contoh kasus sel darah merah bentuk bulan sabit di negara-negara benua Afrika.

Ada ibarat anak lahir layaknya kertas putih, orangtua lah yang akan menjadikannya. Entah jadi pesawat terbang, perahu, atau lainnya. Jadi DNA sebagai segala sumber informasi akan tergali sesuai dengan kondisi keluarga.

Bukan untuk menuding kesalahan tapi mari bersama-sama kita memperbaiki keadaan yang ada sekarang. Kita sebagai orangtua tidak lagi membiarkan apa adanya. "Biarlah waktu yang mendewasakan mereka" kita ganti dengan "Biarlah waktu bersama mereka yang dibarengi aktivitas menyenangkan". Kita sediakan segala kebutuhan untuk tumbuh kembang kecerdasan masing-masing. Tentu saja sesuai dengan situasi dan kondisi rumah tangga masing-masing.

Sebagai pijakan orangtua melihat progress report anak maka kita gunakan agenda ngobrol santai sambil menanyakan sejauh mana perkembangan aktivitas yang dipilihnya. Agenda ini harus menjadi rutin agar "kepintaran" yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa akan muncul dengan baik.

Kalau dikaitkan dengan keilmuan agama Islam, maka Allah akan menilai usahanya daripada hasilnya. Pinter adalah hasil, dan usaha untuk menjadi pinter yang harus dikondisikan oleh orangtua. Namanya juga usaha, ya harus maksimal dong. Tidak ada kamus menyerah sebelum bertanding.

Sebagai lahan atau ladang ibadah kepada orangtua untuk memfasilitasi anak-anak kita agar senantiasa mengedepankan usaha yang maksimal. Selanjutnya tinggal berserah diri saja. Tawakal kalau kata Pak Ustad mah.

Pepatah mengatakan tak ada gading yang tak retak. No body perfect. Walau sudah diberikan semua kesempatan dalam DNA, dalam perjalanannya akan senantiasa ada pengecualian. Unsur rasa, minat atau ketertarikan akan berdampak kepada munculnya karakter pinter.

Kita selaku orangtua hanya menjadi fasilitator perkembangan mereka. Mengarahkan perjalanan jika menemukan hambatan.

Semoga bermanfaat. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun