Aturan main atau tata tertib yang ada saat ini memiliki kecenderungan berupa kalimat-kalimat sanksi yang panjang. Hal ini menjadi beban untuk sebagian anak yang belum memiliki motivasi instriksik kuat. Ada kesulitan menyimak semua kalimat tersebut. Sehingga sangat mungkin memunculkan perilaku negatif baik kecil maupun besar, karena ketidaktahuan terhadap tata tertib atau aturan main.
Sebaiknya tata tertib yang sudah ada dikemas ulang menjadi beberapa kalimat yang lebih positif sehingga tidak terkesan ancaman.
Pernyataan dalam tata tertib yang mendetail menyulitkan anak untuk mencerna maksud dari setiap poin, maka dibuatkan menjadi pernyataan yang lebih umum.
Redaksi kalimat yang negatif diubah menjadi kalimat yang bermakna positif. Misal membuang sampah di tempatnya akan mendapat nilai PKn baik.
Kompasianers kayaknya masih pada ingat kalau tata tertib cenderung banyak sekali poin-poin yang harus disimak. Tentu saja hal ini akan berdampak menyulitkan pemahaman anak, maka solusinya adalah kurangi poin-poin pernyataan tersebut tanpa harus mengurangi maknanya.
Aturan yang sudah dibuat bersama-sama sudah semestinya dapat diterapkan di dalam lingkungan tersebut. Namanya juga aturan yang dibuat bersama, hanya berlaku di tempat itu, jelas lah khusus di lingkungan tersebut. Tidak mungkin untuk di lokasi yang berbeda.
Aturan yang sudah dibuat dan disepakati seandainya masih memerlukan perbaikan maka harus segera diganti. Kalau menggunakan bahasa dalam ilmu Hukum adalah dapat ditinjau kembali dari waktu ke waktu.
Ini terkait dengan hajat hidup manusia yang senantiasa mengalami perubahan maka aturan main pun atau tata tertib akan mengikuti perubahan tersebut. Maka akan senantiasa up to date terus.
Semoga bermanfaat. Terima kasih kompasianer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H