Siapa sih yang menolak anak-anak kita berperilaku positif di sekolah atau pun di rumah ? Sebagai orangtua maupun guru, kita tidak berkeinginan anaknya berperilaku negatif . Terus langkah apa yang harus ditempuh jika terlanjur terjadi perilaku negatif ?.
Sekedar berbagi pengalaman karena di sekolah saya sebelumnya ada MGMP sekolah yang dihadiri oleh guru-guru satu sekolah saja, yakni SMA Al Ma'soem Jatinangor Sumedang. Berlangsung pada tanggal 12 September 2022. Pemateri adalah guru yang sedang mengikuti pendidikan Calon Guru Penggerak.
Oleh-oleh setelah menyimak materi saya tuangkan dalam tulisan ini. Maklum bukan anak ulama apalagi anak raja, hanya seorang guru saja maka untuk menyimpannya saya gunakan blog yang dikelola oleh Kompasiana. Terima kasih kompasiana.
Ilmu ini mudah-mudah menjadi obat atau solusi buat temen-teman guru hebat maupun orangtua bijaksana dalam menangani kasus perilaku negatif anak. Baik di sekolah maupun di rumah. Ilmu ini dapat dipraktekan. Seperti apa sih tips tersebut bisa disimak berikut ini.
Membangun Keyakinan Ruang/Kelas. Boleh diterjemahkan menjadi membuat tata tertib atau aturan main. Hal ini dilakukan untuk mengkondisikan anak supaya muncul karakter baik. Misal tidak takut dengan kesalahan, pemberani karena benar, dan terampil menyampaikan pendapat secara santun.
Susun tata tertib bersama
Dalam penyusunan keyakinan ruang kelas, semua siswa harus berkontribusi. Bisa menyampaikan usulan atau menolak dengan ajuan temannya. Wali kelas sebagai fasilitator akan mengarahkan pemikiran mereka sehingga tujuan aturan tersebut tercapai. Memang nampak seperti yang alot tapi keadaan ini menggambarkan bagaimana sosok KM (ketua murid) atau yang dituakannya akan memandu dari awal sampai selesai. Belajar demokrasi.
Jika di rumah, maka anak-anak dibimbing untuk membuat aturan sesuai usianya. Suasana dapat dibuat senyaman mungkin, dan lebih interaktif. Homey menjadi dasar anak-anak berkreasi dengan pemikiran. Orangtua mengajarkan cara mengajukan pendapat, bertanya, atau mempertahankan pendapat, mungkin juga menuliskannya dalam catatan khusus.
Ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan mereka di masa datang, sehingga semua keinginan terwadahi. Karakter anak akan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Peran orangtua mengarahkannya untuk mencapai cita-citanya.Â
Kalaupun terjadi pelanggaran, maka dengan mudah akan dikembalikan  kepada hasil pemikiran dan kesepakatan  mereka, termasuk menentukan solusi terbaiknya.
Bagaimana dengan diberlakukan sanksi ! Ga usah terburu-buru. Bisa mencermati hal berikut ini.