Mohon tunggu...
Abas Basari
Abas Basari Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi SMA Al Masoem

melakukan apa pun yang bisa, kalau boleh orang lain bahagia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pekarangan Syurgaku Tempat Self Healing

29 Agustus 2022   16:37 Diperbarui: 29 Agustus 2022   16:58 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puncak perayaan 77 tahun Indonesia merdeka di lingkungan RT 09 menampilkan dekorasi tanaman di bagian depan panggung. Beberapa tanaman ikut memeriahkan suasana tahunan tersebut. Sebut saja daun Philodendron, Pandan, daun Dracaena fragrans, daun kuping gajah micky, dan aneka daun Miana. Untuk menambah kesan alami maka bunga mawar kertas dengan tangkai dari bambu yang panjang diselipkan di antara tanaman.

Walau acara berlangsung di malam hari namun warga meminta saya untuk mendekornya sesuai acara sebelumnya. Namun efek mata jauh lebih kena di hati. Dilihat dengan mata sendiri memberikan sensasi lain dibandingkan dengan melihat dari hasil jepretan kamera. 

Dekorasi tanaman depan panggung pun menuai banyak pujian. Bahkan diminta untuk diulangi lagi jika ada acara di lain waktu. Permainan lampu nampak tidak cukup memberikan efek cahaya sehingga terlihat agak buram ketika di foto. Maklum lah kegiatan se-RT saja, tidak punya lampu khusus untuk itu.

Dokpri
Dokpri

Secara sengaja saya serta istri memelihara beberapa tanaman di pekarangan rumah. Fokus perhatian hanya kepada pertumbuhan daun saja. Kebetulan tanaman yang rajin berbunga baru anggrek saja dan bertempat di roof top atas rumah. Jadi kasihan kalau harus diturunkan. Itu pun hanya satu pot.

Tanaman ada yang sudah menggunakan pot namun masih ada yang menggunakan polibag sebagai pengganti pot. Sehubungan dirawat secara teratur terutama kebutuhan air, maka tanaman pun tumbuh dengan baik. Kecukupan pupuk untuk sementara waktu saya menggunakan pupuk slow rlease. Pupuk ini akan habis dalam tiga bulan ke depan setelah dilakukan pemupukan. Jadi saya agak leluasa dalam mengerjakan hal lain.

Untuk menjaga keberlangsungan fotosintesis maka tanaman-tanaman tersebut di simpan di depan pekarangan, selokan depan rumah ditutup dengan kayu, daerah yang terkena sinar matahari baik pagi atau sore. Ada pun fungsi selokan tidak dikurangi fungsinya, masih berjalan dengan baik.

Daun Philodendron jari memiliki bentuk daun yang sangat berbeda dengan sebagian besar tanaman. Diberi nama seperti itu karena mirip dengan jari jemari tangan kita. Sangat mencolok perawakannya sehingga menjadi prioritas dekorasi. Bagian depan panggung memang berukuran sedang saja. Hanya panjang sekitar 3 meter.

Pandan digunakan sebagai centre point. Dengan daun runcing-runcing di bagian ujung serta panjang maka menjadi pembeda, layak dijadikan titik fokus. Sehubungan hanya satu pot yang dipakai maka sudah cukup memberi volume. Terkesan lebih beda.

Daun Dracaena fragrans yang lebih hijau dan bentuk daun yang lebar dan panjang disandingkan, mendampingi daun pandan. Diikuti dengan jejeran pot daun Philodendron jari, dan bagian ujungnya pot kuping gajah micky. Daerah yang nampak kosong diisi dengan aneka daun Miana. Daun Miana dengan bentuk daun sangat beragam juga penampilan warna yang tak kalah menarik, menambah volume dekorasi depan panggung.

Pekerjaan yang ringan karena dibantu oleh tetangga yang lain. Proyek yang melibatkan banyak  warga sehingga dalam waktu singkat sudah selesai. "Pak Abas jangan lupa bunga kertas untuk dipasang. Acara jam 4 sore di mulai", pinta Pak RT 09, Pak Bambang. Rupanya beliau melihat dengan seksama sehingga pekarangan ada yang belum sempurna, belum ada bunganya. Bunga kertas yang saya buat di beberapa tahun yang lalu.

"Siap Pak RT", jawab saya singkat. Sehubungan harus bekerja maka penyematan bunga kertas saya delegasikan kepada istri yang jam kerjanya lebih pendek dari pada saya.

"Ay sudah dipasang bunganya, hanya bunga kertas warna hijau tidak dipakai karena terlalu dominan warna hijau, tidak kelihatan manisnya", jelasnya laporan via telepon HP. "Gapapa Bu, terima kasih ya sudah dibantuin. Ayah baru pulang jam 17 an", ucap saya membalas percakapan di HP.

Kini tanaman saya, saya sebut mereka, sudah kembali ke rumah ku syurga ku . Menempati pekarangan bagian depan. Setelah satu hari ikut berbangga hati menjadi bagian dari catatan sejarah peringatan proklamasi kemerdekaan RI. 

Mereka kembali menebar senyum kepada siapa pun yang lewat dan melihatnya. Mereka telah berada dalam belaian mesra pemiliknya. Mendapatkan perhatian layaknya kucing si Mimi yang menjadi teman ketika merawat mereka.

Dokpri
Dokpri

Tetap menyapa ramah siapa pun ya. Jangan lupa tetap sehat sehingga di lain waktu bisa tampil bersama dengan gaya yang berbeda-beda. Kita bahagian orang sebanyak-banyaknya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun