Mohon tunggu...
Abas Basari
Abas Basari Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi SMA Al Masoem

melakukan apa pun yang bisa, kalau boleh orang lain bahagia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lomba Makan Kerupuk: Nasihat Pahlawan kepada Anak Negeri

21 Agustus 2022   15:37 Diperbarui: 21 Agustus 2022   15:49 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proklamasi bangsa Indonesia diperoleh dengan susah payah, kerja keras yang sangat lama, ratusan tahun. Berdarah-darah bahkan kehilangan nyawa. Kehilangan dua generasi. Putra putri anak bangsa harus gugur ditembus peluru panas hanya menolak penindasan dengan berperang. Pengasingan yang berujung kematian terjadi dimana-mana. Bukan lagi waktu yang singkat. Perlu mental yang baik, beberapa lapis baja untuk menggambarkannya.

Rasa syukur kita, generasi setelahnya, atas proklamasi yang diraih. Bersyukur mendapat warisan budaya berterima kasih kepada Sang Pemberi Proklamasi. Saatnya tepat, kondisi juga, pokoknya segalanya mendukung untuk proklamasi. Disini ada peran lain Sang Kreator Kehidupan. Tangan-tangan Tuhan Yang Maha Esa bekerja. 

Dapat dibayangkan dalam hitungan ratusan tahun kita berperang, namun jika Yang Maha Pemberi proklamasi belum mengizinkan, maka tidak terjadi proklamasi kemerdekaan.

Makna yang tak kalah hebat adalah sikap kejujuran. Peserta yang tidak jujur dalam berlomba, semisal makan pakai tangan, maka dikenakan diskualifikasi. Pokoknya kecurangan sekecil apapun berdampak di putus dari perlombaan. 

Bahkan hukumannya tidak hanya sampai diskualifikasi saja malah merembet ke jenis lomba lain. Peserta yang bersangkutan mendapat sanksi sosial berupa larangan ikutan lomba di lain jenis. Waduh berat nih, tapi selalu saja ada yang nekad bersikap seperti itu. 

Akhirnya sanksi berakhir tat kala panitia telah melihat perubahan sikapnya ke arah lebih baik. Ini menunjukkan sikap jujur menjadi urutan pertama dalam syarat lomba. Sikap ini harus ada dalam kehidupan nyata. Seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali untuk mengedepankan sikap jujur.

Berani memulai, harus berani mengakhiri. Walau pemenang sudah diketahui, perlombaan masih tetap berjalan, menunggu peserta lain untuk menyelesaikan tugasnya. Makan kerupuk sampai habis. Sambil disemangati penonton, peserta berusaha konsisten, meskipun pemenang sudah ada. Ini adalah pelajaran agar bersikukuh dengan pendirian. 

Dapat juga dikatakan teguh pendirian dalam bersikap. Tidak mudah goyah oleh godaan, apalagi rintangan yang berat. Sikap istiqomah sangat perlu dalam menjalani kehidupan pekerjaan maupun di masyarakat.

Kreatif dengan bahan atau alat yang sederhana yang mudah didapat di sekitar lingkungan kita. Kerupuk merupakan makanan yang boleh identik dengan makanan khas Indonesia. Hampir setiap rumah tangga menyimpan kerupuk. 

Setiap rumah makan baik yang kecil maupun yang besar selalu ada hidangan kerupuk. Tidak ada  pantangan usia untuk makan kerupuk. Siapa pun bisa makan kerupuk. Pesan moral dari lomba ini adalah berkreasi dengan barang yang mudah di dapat.

Jika diterapkan dalam penelitian, maka bahan yang mudah di dapat akan menjadi latar belakang masalah yang menarik untuk diteliti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun