Mohon tunggu...
Abas Basari
Abas Basari Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi SMA Al Masoem

melakukan apa pun yang bisa, kalau boleh orang lain bahagia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Muhasabah Tahun Baru 1444 H di Ma'soem Grup

31 Juli 2022   14:30 Diperbarui: 31 Juli 2022   14:40 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suara MC membuka Muhasabah Tahun Baru 1444 H. Dua wanita bersuara empuk siap memandu acara Muhasabah Tahun Baru Hijriah 1444 Hijriah yang berlangsung di Masjid PSAM. Masjid yang berada di lingkungan Yayasan Al Ma'soem Bandung. Disingkat YAB, memang bagian dari al Ma'soem Group. Acara ini merupakan agenda rutin Al Ma'soem Group. Maka yang hadir pada malam itu terdiri dari karyawan Al Ma'soem Group, juga santri yang mondok.

Acara dimulai dengan mengucapkan Basmallah bersama, kemudian lantunan ayat suci oleh Ustad Fitriadi, SI Kom. Dengan suara indah beliau membacakan Kalam-kalam Ilahi sehingga yang mendengarkan pun terdiam menyimak, sesekali keluar kalimat pujian kepadaMu Ya Rabb. Masjid dan siisinya seolah mendengarkan dengan takjub. Dilanjutkan dengan Sholawat kepada Baginda kita, Nabi Besar Muhammad SAW. Suasana syahdu kembali diajak Pak Ustad Fitriadi, suara beliau mengajak hadirin bersholawat. Rasanya tidak berbatas waktu dengan Kekasih Allah SWT.

Suasana malam yang tenang seakan menggiring hati untuk tetap berada dalam acara muhasabah. Rangkaian acara berikut adalah Tawasul yang dipandu Ustad Hamdani, S.Ag., M M. Seakan  diingatkan bahwa ada perjuangan dari orang-orang yang baik sebelum kita sehingga mendapatkan kondisi seperti sekarang ini. Untuk itu hadirin pun mendoakan para pendahulu kita yang sudah meninggal. Semoga amal kebaikan yang diberikan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.

Sebelum masuk ke acara intinya, sebelumnya ada sambutan dari Bapak DR. Ir. H. Ceppy Nasahi Ma'soem M.S., selaku Ketua Yayasan Al Ma'soem Bandung. Beliau menitikberatkan tentang kelebihan penanggalan kalender Islam. Bulan dijadikan patokan dalam kehidupan. Pergantian bulan senantiasa harus menjadi catatan. Apalagi dalam pergantian tahun, harus jadi perhatian besar agar terhindar dari kesalahan yang berulang.

Hal lain yang menjadi bahan renungan adalah pengaruh negatif di luar yang sangat hebat. Beliau berharap sekaligus mendoakan semoga tidak berimbas kepada santri sudah mondok di PSAM.

Masuk ke acara utama, yakni Muhasabah. Kesempatan sekarang berbeda dengan tahun sebelumnya. Ustad Feylian bersama dua rekannya mengisi acara secara bergantian.

Pertama diisi tentang motivasi dari Kang Dea.

Berpakaian kekinian, bertopi khas baret kotak-kotak Inggris yang menandakan kehangatan orangnya, baju koko putih berbalut jas hitam, lengkap sudah. Penampilan yang sedep dipandang mata.

Motivasi beliau mengajak untuk melaksanakan ibadah umroh dan haji. Harus serius diniatkan dan untuk segera diwujudkan dengan menabung. Biarkan Allah SWT yang akan menyelesaikannya. Lama atau sebentar, susah atau mudah itu semua serahkan saja kepada Yang Punya Rencana. Rencana manusia boleh jadi meleset tapi rencana Allah akan senantiasa benar. Jadi berprasangka baik saja kepada Allah SWT. Kang Dea berpesan "Luruskan niat, kuatkan tekad", begitu ajaknya mengakhiri motivasinya.

Kang Dani mengisi sesi kedua tentang motivasi. Memakai topi juga. Ciri khas kayaknya.

Beliau mengenalkan channel youtube tentang berbagi sedekah di bergerak official. Media ini sebagai sarana para kawula muda yang ingin membagikan kebahagiannya kepada sesama manusia khususnya kaum fakir miskin dengan rejeki yang dimiliki.

Dok pribadi
Dok pribadi

"Urusan dunia akan semakin mudah hanya dengan agama. Untuk mendapatkan kemudahan memerlukan bahan bakar yakni ilmu".

"Kalau punya mimpi umroh dan haji perginya ke Allah saja. Sering minta dalam bentuk doa di setiap waktu".

"Hidup dengan Al Quran. Jauh dari Al Quran pasti ada di bawah. Hidup mulia bersama Al Quran", bagitu quotes Kang Dani mengakhiri.

Acara puncak, taushiyah bersama Ustad Feylian, Lc., M.A. Mengenakan baju dan celana panjang bernuansa jeans. Seperti teman-temannya satu tim, beliau pun memakai topi. Penampilan santuy tapi serius dalam penyampaian.

Dok pribadi
Dok pribadi

Sapaan khas ustad, kata-kata milenial seperti kata Bray. "Bray dengekeun ku ceuli. Eta lain daging jadi", ajakan beliau dalam bahasa Sunda yang kekinian. Beliau pun mengganti ucapan untuk ayah dan ibu dengan Mica dan Bica. Sebutan untuk Umi Cayang  dan Abi Cayang. Hadirin pun tersenyum simpul dibuatnya. Mesra juga ya.

Dilanjutkan dengan berkisah tentang perjalanan menuju Al Azhar Cairo. Hasil jerih payah meminta kepada orang tuanya. Ya meminta doa ibu. Dipaparkan secara singkat namun dengan kata-kata yang menyentuh dan ekspresi wajah membuat hadirin menyimak secara serius.

Ustad Feylian sangat menguasai diksi baik bahasa Sunda maupun bahasa Indonesia sehingga peserta seperti terhipnosis dengan kata-katanya. Luar Biasa.

Muhasabah di tahun baru sebagai bagian utama. Hadirin diminta untuk memejamkan mata dan memegang erat tangan di samping kiri dan kanan. Suasana langsung hening, yang terdengar hanya suara Ustad Feylian.

Untaian kata-kata tentang ibu mulai membangkitkan kenangan masa kecil. Kehadiran sosok wanita istimewa, malaikat tak bersayap, bersama dalam menata asa. Seorang Ibu dengan dekapan, belaian, dan doa yang terucapkan setiap saat membawa kita ke masa sekarang. Bukan perjalanan singkat, penuh dengan keringat, sarat dengan manfaat. Sudahkah kita menyenangkan hatinya ?

Ibu yang telah melahirkan, robek rahimnya. Tetesan darah dan taruhan nyawa hanya karena ingin melahirkan kita sebagai anaknya. Menyusuinya selama dua tahun, mengasuhnya, dan menyapihnya. Menuntun berjalan, mengajak berbicara  supaya engkau pandai menyimak, diajarkan berbagai hal yang baik. Segalanya hanya untuk anaknya tercinta.

Perlahan namun pasti. Hati kecil pun tersentuh. Tak kuasa menahan rasa ingin berbakti kepada orang tua namun mereka berbeda tempat.

Sontak pecah keheningan malam dengan isak tangis hadirin. Tangisan sebagai tanda kelembutan hati. Sebagai rasa kangen berbuat baik kepada ibunda. Nanti kalian pulang bersegeralah peluk dan cium keningnya dan ucapkan terima kasih atas doa yang terpanjatkan.

Hadirin diingatkan sekaligus diajak untuk senantiasa mendoakan kedua orang tua. Apalagi  yang sudah meninggal dunia. Nabi kita berpesan tentang tiga hal kepada anak-anak yang ditinggal mati orangtuaya, yakni doa dari anak-anaknya, lunasi hutangnya, dan silaturrahmi tetap terjaga.

Malam Sabtu di awal tahun baru 1444 Hijriah telah menambah amunisi semangat untuk bisa berbuat baik kepada orang tua, guru sebagai pengganti orang tua di sekolah serta siapa pun. Menebar banyak manfaat dalam kondisi apa pun.

"Bray dengekeun ku ceuli. Eta lain daging jadi",

(Ustad Feylian)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun