Mohon tunggu...
Abas Basari
Abas Basari Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi SMA Al Masoem

melakukan apa pun yang bisa, kalau boleh orang lain bahagia

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Bandung Heritage: Bagelen Abadi

4 Juli 2022   23:45 Diperbarui: 5 Juli 2022   00:13 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungpung suasana libur sekolah masih cukup senggang. Sedang bebas dari pekerjaan rutin mengajar dan menyiapkan administrasi mengajar. Berniat jelong-jelong ke kota Bandung, persisnya ke Toko Abadi di jalan Purnawarman, Kota Bandung. Mencari Warmbollen rasa vanila. Bagelen basah untuk nama lainnya.

Menaiki motor, berdua menuju tempat sasaran. Mengendarai motor dengan kecepatan sedang saja karena ingin melihat-lihat Bandung dari sisi lain. Begitu...

Jalan AH Nasution, terus ke Suci, motor berhenti karena kendaraan banyak menunggu lampu hijau menyala. Masih enak dinikmati, cukup menjawab pertanyaan saya tentang Bandung saat liburan seperti sekarang. Lewati PUSDAI menuju Gasibu, disini pun kendaraan baik motor maupun mobil antri padat merayap, begitulah kira-kira yang digambarkan reporter televisi, menunjukkan kendaraan saking banyaknya. Tertahan beberapa saat.

Memasuki  Jalan Sawunggaling, istri menegur pelan ke telinga kanan, seolah tak mau ganggu saya yang lagi pegang kemudi motor. "Ay.... rada dicepetin dikit biar keburu belanja" ujarnya berbisik cemas. Tersadar lihat jam tangan sudah menunjukkan 13.45. Waduh...tinggal 15 menit lagi. Mana antri karena mobil begitu banyak di jalan, keluar di waktu yang bersamaan. Sabar nih hati. Walau adrenalin seperti terbangun, ya harus tetap sabar.

"Informasi di Google, toko tutup jam 14.00" istriku menambahi kegelisahan saat masuk Jalan Purnawarman. Tepat lima menit lagi menuju pukul 14.00 motor pun sampai di tempat. Kita jalan bergegas bercampur lari kecil agar keburu belanja. Di dalam toko masih ada yang belanja, tenang lah hati. Masih ada yang belanja. Istri langsung pilih makanan yang dituju. 

Masuk bagian kanan, lihat-lihat lebih jeli lagi siapa tahu gagal fokus. Ternyata tidak ada. Pindah ke bagian lain, sekuat tenaga lebih konsentrasi lagi, namun tidak menemukan makanan yang dicari. Nyerah deh. Jurus terakhir ya bertanya ke petugas. "Sudah habis Bu", jawabnya santai seolah tahu bahwa kita rada gelisah dalam mencari Bagelen Basah.

Dok pribadi
Dok pribadi

Berdasarkan company prifile di Google, Toko  Abadi menyediakan aneka cookies yang enak banget dengan resep asli Belanda. Dilihat aneka kue kering yang dipajang memang ditujukan untuk kalangan menengah ke atas. Keluarga dari istri pun memberikan penilaian terhadap kue-kue buatan Toko Abadi. Katanya urusan kue kering rasa enak tiada tanding, disinilah tempatnya. Toko Abadi Jalan Purnawarman 49 Kota Bandung. 

Pantas saja cepat habis, sudah terkenal sejak 1960 an. Produknya  mempertahankan kualitas rasa asli negeri ibunya. Keren pisan.

"Ya...bukan rezekiya, belum waktunya. Sabar, lain waktu ke sini lagi", gumam hati sendiri yang menenangkannya.

"Saatnya belanja yang lain saja. Ga usah gabut", rajuk istriku manja. Keasyikan belanja, lupa waktu kalau toko tutup jam 14. Kita sudah lebih dari lima menit di dalam. Pantesan petugas yang didepan langsung bawa masuk banner dari luar ke dalam. Dasar lagi banyak kepo tentang toko ini, sontak saya pun mohon izin ambil foto di dalam ke pria paruh baya yang bergaya seperti orang Belanda.

Dok pribadi
Dok pribadi

Ucapan yang santun  bergaya sunda pun meluncur. Kaget lah saya dan istri, serius loh. Wow...rupanya orang sunda pikirku.

"Sekalian kesini, tak lupa untuk membuat oleh-oleh foto di depan toko", pinta istriku. "Ya OK", jawabku singkat. Kamera di on kan. Jepret-jepret jadilah foto penuh kenangan. Memang jadi lebih bermakna perjalanan tadi tatkala ada foto yang bisa bercerita tentang apa yang sudah dilaksanakan. Seru juga ya fofotoan.

Dok pribadi
Dok pribadi

Dok pribadi
Dok pribadi

Istri saya memilih sekotak plastik  kue kering Speculaas Margarin yang premium rasa , satu Pie Apel, dan satu tabung plastik kecil Bagelen Oval Roomboter. Belanja pun usai, bayar ke kasir. Berfoto lagi. Lagi-lagi kejutan datang dari pria tersebut, malah ngajak ngobrol di luar, di depan toko seakan membiarkan petugas menutup tokonya.

Berawal ngobrol menggunakan bahasa Indonesia. Berbicang tentang asal usul toko, dan permohonan maaf saya karena sudah mengganggu jam kerjanya juga menceritakan alasan kedatangan ke toko  Abadi. Malah yang bersangkutan menceritakan pengalamannya saat belanja wayang golek di Cipacing, Jatinangor Sumedang. Berdua dengan temannya yang orang Perancis. Dilihatnya bule, maka harga pun melonjak tajam. Dia bilang ke pedagangnya bahwa saya orang Garut. Bahasa Sunda pun dikeluarkan. Harga wayang golek pun drastis anjlok. Wah..seru juga nih dengernya.

Dok pribadi
Dok pribadi

Saya dan istri tak kalah kepo, akhirnya bertanya menggunakan bahasa Sunda. Obrolan pun berujung dengan bahasa Sunda yang semakin hangat. Dia pun menceritakan asalnya "Abdi asli Garut, ngalih ka Bandung taun 1967", meyakinkan saya dan istri yang kagum. "Pun biang anu Belanda mah. Pun Bapa ti Garut. Abdi putrana", tambahnya lagi dengan gaya agak malu. Maklum sangat beda perawakan dengan saya yang pendek.

Saya dan istri meyakini betul bahwa yang tadi ngobrol adalah ownernya. Sayang belum sempet bertanya lebih lanjut siapa nama beliau karena dia langsung pamit untuk urusan lainya. 

Toko Abadi bermula di Garut, kemudian pindah ke Bandung untuk lebih memudahkan pelanggannya mendapatkan kue kebanggaan keluarga besar pemiliknya. Sekarang diteruskan oleh generasi ketiga. Keren abis. Perusahaan keluarga di bidang kue kering yang eksis karena mempertahankan rasa yang original. Berani tampil beda dengan bahan prima dan diolah dengan penuh rasa cinta yag dalam.

Pengalaman berharga siang hari itu karena kita diberikan tiga hadiah teristimewa, kado penuh kesan mendalam secara pribadi. Pertama, bisa ngobrol dengan pemilik toko yang legendaris, ini sangat jarang terjadi. 

Kedua, bisa belanja dengan leluasa menjelang toko  ditutup pukul 14.00, dan ketiga bisa berfoto-foto di dalam maupun di luar toko bahkan berfoto bersama beliau. Luar biasa. Hebat lah. Bandung...tea.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun