"Saatnya belanja yang lain saja. Ga usah gabut", rajuk istriku manja. Keasyikan belanja, lupa waktu kalau toko tutup jam 14. Kita sudah lebih dari lima menit di dalam. Pantesan petugas yang didepan langsung bawa masuk banner dari luar ke dalam. Dasar lagi banyak kepo tentang toko ini, sontak saya pun mohon izin ambil foto di dalam ke pria paruh baya yang bergaya seperti orang Belanda.
Ucapan yang santun  bergaya sunda pun meluncur. Kaget lah saya dan istri, serius loh. Wow...rupanya orang sunda pikirku.
"Sekalian kesini, tak lupa untuk membuat oleh-oleh foto di depan toko", pinta istriku. "Ya OK", jawabku singkat. Kamera di on kan. Jepret-jepret jadilah foto penuh kenangan. Memang jadi lebih bermakna perjalanan tadi tatkala ada foto yang bisa bercerita tentang apa yang sudah dilaksanakan. Seru juga ya fofotoan.
Istri saya memilih sekotak plastik  kue kering Speculaas Margarin yang premium rasa , satu Pie Apel, dan satu tabung plastik kecil Bagelen Oval Roomboter. Belanja pun usai, bayar ke kasir. Berfoto lagi. Lagi-lagi kejutan datang dari pria tersebut, malah ngajak ngobrol di luar, di depan toko seakan membiarkan petugas menutup tokonya.
Berawal ngobrol menggunakan bahasa Indonesia. Berbicang tentang asal usul toko, dan permohonan maaf saya karena sudah mengganggu jam kerjanya juga menceritakan alasan kedatangan ke toko  Abadi. Malah yang bersangkutan menceritakan pengalamannya saat belanja wayang golek di Cipacing, Jatinangor Sumedang. Berdua dengan temannya yang orang Perancis. Dilihatnya bule, maka harga pun melonjak tajam. Dia bilang ke pedagangnya bahwa saya orang Garut. Bahasa Sunda pun dikeluarkan. Harga wayang golek pun drastis anjlok. Wah..seru juga nih dengernya.
Saya dan istri tak kalah kepo, akhirnya bertanya menggunakan bahasa Sunda. Obrolan pun berujung dengan bahasa Sunda yang semakin hangat. Dia pun menceritakan asalnya "Abdi asli Garut, ngalih ka Bandung taun 1967", meyakinkan saya dan istri yang kagum. "Pun biang anu Belanda mah. Pun Bapa ti Garut. Abdi putrana", tambahnya lagi dengan gaya agak malu. Maklum sangat beda perawakan dengan saya yang pendek.
Saya dan istri meyakini betul bahwa yang tadi ngobrol adalah ownernya. Sayang belum sempet bertanya lebih lanjut siapa nama beliau karena dia langsung pamit untuk urusan lainya.Â