Hello sebelumnya perkenalkan nama saya Abas sebagai mahasiswa hukum universitas pakuan Bogor.
Saya sekarang lagi menempuh pendidikan semester 3 di fakultas hukum universitas pakuan Bogor.
Di sini kita mau bahas tentang apa sih mental health itu ? Mungkin berapa persen orang sudah mengetahui dan mengenal tentang mental health yang kita miliki, oke di sini saya mau ngasih tau dulu nih apa itu mental health.
Mental health adalah keadaan individu sejahtera menyadari potensi yang dimiliki, mampu menanggulangi tekanan hidup normal, bekerja secara produktif, serta mampu memberikan kontribusi bagi lingkungannya.
Nah di sini saya mau bahas tentang pentingnya menjaga mental health kita.
Karena seseorang dengan mental yang baik, mereka cenderung lebih fokus, produktif dan kreatif dalam menjalankan tugas.
Adapun mental health terganggu biasanya disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama faktor psikologis seperti mengalami peristiwa traumatis, perasaan kehilangan, atau disia-siakan, atau kurang bisa bergaul dengan orang lain.
Kedua biasanya dari faktor kebiasaan, seperti memendam emosi, pesimis, rendah diri, tidak bisa menolak, impulsif, kurang tidur, dan tidak punya waktu untuk diri sendiri.
Â
Nah kita sebagai mahluk sosial memang benar harus berinteraksi, dan bersosialisasi sesama manusia, tetapi kita harus ingat bahwa yang terpenting adalah menjaga mental health kita, so berusaha untuk menyenangkan diri sendiri dulu.
Diri sendiri butuh istirahat, rehat sebelum kita mau menyenangkan orang lain beri kesenangan pada diri sendiri, karena membuat orang lain senang itu bukan tugas kita sebagai manusia.
Mungkin disini ada orangtua yang baca ini.
Saya hanya ingin menginformasikan tentang pentingnya kesehatan mental.
Kesehatan mental yang baik adalah fondasi penting untuk kualitas hidup yang optimal.Â
Dalam mencapai dan mempertahankan kesehatan mental yang baik, peran keluarga tidak dapat diabaikan. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam kesehatan mental seseorang.
pertama : Sumber Dukungan Emosional
Keluarga sering kali menjadi sumber dukungan emosional yang utama. Anggota keluarga dapat memberikan rasa aman dan kasih sayang yang sangat dibutuhkan saat seseorang menghadapi tantangan emosional atau stres. Kehadiran keluarga yang mendukung dapat membantu individu merasa diterima, dimengerti, dan tidak sendirian dalam menghadapi masalah.
Kedua : Pendidikan dan Pembentukan Karakter
Keluarga adalah lingkungan pertama di mana individu belajar tentang nilai-nilai, norma, dan cara berinteraksi dengan orang lain. Pendidikan yang diberikan oleh keluarga, termasuk bagaimana mengelola emosi, menghadapi stres, dan berkomunikasi secara efektif, sangat berpengaruh pada perkembangan kesehatan mental seseorang. Pembentukan karakter yang positif di lingkungan keluarga dapat membantu individu menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik.
Ketiga : Identifikasi dan Intervensi Dini
Keluarga sering kali menjadi pihak pertama yang menyadari adanya perubahan atau tanda-tanda masalah kesehatan mental. Perhatian dan kepekaan keluarga terhadap kondisi anggotanya memungkinkan identifikasi dini terhadap gangguan mental, seperti depresi atau kecemasan. Dengan deteksi dini, intervensi yang tepat dapat segera dilakukan, sehingga mencegah kondisi tersebut menjadi lebih parah.
Â
Ke empat :Pengaruh Pola Asuh
Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua atau pengasuh memiliki dampak besar pada kesehatan mental anak-anak.
 Pola asuh yang suportif, penuh kasih, dan konsisten dapat membantu anak-anak berkembang dengan rasa percaya diri dan harga diri yang tinggi. Sebaliknya, pola asuh yang kasar atau tidak konsisten dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental di kemudian hari.
Ke lima : Pembentukan Lingkungan yang Sehat
Keluarga berperan dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan stabil. Lingkungan keluarga yang harmonis, penuh kasih sayang, dan bebas dari kekerasan atau konflik berkepanjangan, dapat membantu menciptakan kondisi psikologis yang kondusif bagi kesehatan mental. Sebaliknya, lingkungan yang penuh konflik dan kekerasan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental anggotanya.
Ke enam : Model Peran atau Role Model
Anggota keluarga sering menjadi model peran bagi satu sama lain. Anak-anak belajar dari perilaku orang tua dan saudara mereka. Ketika anggota keluarga menunjukkan cara-cara yang sehat dalam mengatasi stres dan mengelola emosi, anak-anak cenderung meniru perilaku tersebut. Sebaliknya, jika mereka melihat cara-cara yang tidak sehat, seperti penggunaan zat-zat terlarang atau kekerasan, mereka mungkin mengadopsi perilaku tersebut.
Ke tuju : Membantu Mengakses Layanan Kesehatan
Keluarga juga berperan dalam membantu anggotanya mengakses layanan kesehatan mental. Dukungan dari keluarga bisa sangat berarti dalam proses mencari bantuan profesional, baik itu berupa terapi, konseling, atau perawatan medis. Dengan adanya dorongan dan bantuan dari keluarga, individu mungkin lebih cenderung untuk mencari dan menerima bantuan yang mereka butuhkan.
Kesehatan mental health yang baik adalah kunci untuk kehidupan yang bahagia dan produktif. Dalam mencapai hal ini, peran keluarga sangat penting. Melalui dukungan emosional, pendidikan, identifikasi dini, pola asuh yang baik, lingkungan yang sehat, menjadi model peran, dan membantu akses layanan kesehatan, keluarga dapat menjadi pilar utama dalam mendukung kesehatan mental anggotanya. Oleh karena itu, penting bagi setiap keluarga untuk sadar akan peran mereka dan berusaha menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental yang optimal bagi setiap anak.
Yang menerima perlakuan dari lingkungan sekitar, seperti teman, keluarga dan orangtua.
Terkadang lingkungan yang begitu toxic membuat seseorang menjadi murung dan mentalnya terganggu terutama di lingkungan rumah.
Semoga kita selalu menjaga kesehatan mental kita.
Semoga bermanfaat.
So jangan pernah merasa sendiri, berbagi cerita bersama orang orang yang menurut kalian bisa dipercaya
Dan saling terbuka pada orangtua agar setiap masalah dan situasi yang dapat menganggu bisa terselesaikan dengan baik.
Saya Abas izin pamit untuk sementara see you to artikel selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H