Mohon tunggu...
abantea
abantea Mohon Tunggu... -

seorang yang senang membaca, sekarang belajar untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ketika Rokok per Batang Seharga Rp. 10.000.-

20 Agustus 2016   06:54 Diperbarui: 20 Agustus 2016   10:35 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari yang lalu, masyarakat sempat digegerkan dengan adanya wacana menaikkan harga rokok menjadi Rp. 50.000 sebungkus. Tentu dengan tujuan , semakin mahal rokok akan mengurangi jumlah perokok , terutama perokok pemula yang belum punya penghasilan alias tergantung uang jajan dari orang tua.

Nah, jadi saya teringat ketika kami sekeluarga berlibur ke negeri kangguru bulan Januari lalu. Anak saya yang nomor dua, seorang  perokok. Sebelum pergi , dia sudah membawa dua bungkus rokok merk " M " kesukaannya.

Singkat nya, disana kehabisan rokok dan membeli di sebuah mini market, ternyata harganya .......sebungkus 22 AUD.  Kalau sedolar 10.000 rupiah artinya sebungkus seharga 220.000 rupiah. Ya tetep saja dibeli karena terpaksa haha.  Lalu disuatu saat kami  bermaksud pergi ke Manly beach di Sydney untuk bikin barbeque . Ceritanya, sebelum ke pantai kami berbelanja dulu daging yang akan dibakar, termasuk anak saya juga membeli sebungkus rokok M tadi,

Di pantai, sudah ramai orang orang, ada yang berenang juga ada yang sedang bakar bakar daging. Kami mencari tempat yang teduh, lalu membuka semua perbekalan sambil menunggu giliran dapat tungku untuk membakar bawaan kami.

Disekeliling, saya lihat beberapa kelompok anak muda sedang bercanda, sambal minum dan merokok.  Bahkan,  saya juga mencium aroma khas daun ganja yang dibakar haha......Ssst, kenapa kok tahu nggak usah nanya ya ,,,,

Anak saya, sambil menunggu terus menyalakan rokoknya, dan sisanya dia simpan di samping tempat duduknya direrumputan.  Singkat cerita, tiba giliran kami untuk membakar, dan semua maju ke tungku untuk membakar daging masing masing. Setelah matang, kembali ke tempat duduk tadi, dan bersantap steak dengan nikmat...Nah, giliran si anak pengen ngerokok , dia mencari rokoknya yang tadi disimpan tetapi nggak ada alias hilang.

Dia keliling, cari dibalik alas, buka buka tas , tetep nggak ketemu. Beberapa anak muda yang lagi nongkrong bahkan ada yang sempat bertanya, lagi nyari apa ? Dijawab lagi nyari rokok, dan mereka bilang sorry kita nggak lihat tuh.

Akhirnya, saya bilang ya sudah paling ada yang ambil. Ntar kamu beli lagi aja.  Anak saya ngomel terus, nggak terima rokoknya ada yang nyuri .Saya sih maklum dia sewot, karena sebatang rokok disana sekitar Rp. 10.000, seharga semangkuk bakso cuan ki..

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun