Mohon tunggu...
abantea
abantea Mohon Tunggu... -

seorang yang senang membaca, sekarang belajar untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bukan Suara Adzan yang Mengganggu, Melainkan Penggunaan Speaker yang Salah

3 Agustus 2016   07:57 Diperbarui: 3 Agustus 2016   08:01 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lalu, mungkin saja selama bertahun tahun dia memendam perasaan jengkelnya hanya dalam hati...tetapi saat kejadian itu dia marah karena sudah tidak tahan lagi ?? Atau kebetulan anaknya sakit sehingga tidak bisa tidur, terus terganggu dengan suara speaker sehingga naluri keibuannya muncul dan melabrak orang yang dianggap  mengganggu  tidur anaknya ??

Jadi, sumber masalahnya bukan pada  suara adzan . melainkan terganggu oleh polusi suara akibat penggunaan speaker mesjid yang salah.. Inilah yang menurut saya harus ditertibkan. Sudah ada surat edaran dari ketua Dewan Mesjid Indonesia, Bapak Jusuf Kalla tentang penggunaan speaker mesjid yang benar, tetapi apakah berpengaruh ? 

Barangkali banyak orang yang jengkel dengan keadaan ini, termasuk saya yang umat muslim juga, tetapi mereka hanya bisa mengomel dalam hati......

Di kompasiana ini, bahkan saya pernah menulis tentang speaker mesjid ini sampai 3 kali.......ya minimal mengeluarkan uneg uneg biar tidak mati darah tinggi haha. Salah satunya ialah cerita  ketika saya berkunjung ke Bali, dan kebetulan menginap di sebuah villa di daerah Canggu. Betapa suara adzan yang tunggal, terdengar sayup sayup disuatu subuh disana, begitu menyentuh hati.......

Lalu saya bandingkan  dengan suara adzan di daerah Antapani, rumah saya satu lagi selain di Cileunyi, dimana ketika subuh suara adzan bersahut sahutan entah dari beberapa mesjid yang ada disekitar rumah saya.....bahkan ketika mesjid yang satu sudah hampir selesai, mesjid lainnya baru mulai......

Entahlah, jika tidak ada kesadaran dari pengurus mesjid semacam alm pak kyai di pesantren tadi, maka rasanya sulit untuk mengatur penggunaan speaker mesjid secara benar. Disisi lain, meskipun hanya langgar ukuran 3 x 4 meter, rasanya kurang afdol jika tidak ada speaker toa yang bertengger diatas sebilah bambu di atasnya.

Mungkin jika diteliti, penjualan speaker toa yang terbanyak didunia adalah di Indonesia.......

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun