Mohon tunggu...
abantea
abantea Mohon Tunggu... -

seorang yang senang membaca, sekarang belajar untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Manusia Memang Banyak Maunya

20 Januari 2016   06:14 Diperbarui: 20 Januari 2016   07:39 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kurun waktu 3 minggu, saya kebetulan berada di dua tempat yang berbeda
Saya tinggal di Bandung, dimana kota ini mempunyai karakter berlalulintas yang semrawut, saling susul menyusul, nggak sabaran dan sebagainya. Sehari hari kita sudah terbiasa dengan kemacetan, suara klakson , angkot yang berhenti mendadak, motor yang melawan arus , pokoknya perilaku yang seenaknya.

Lalu saya berkesempatan pergi ke Australia, khususnya kota Sydney dan Melbourne selama dua minggu. Apa yang kita alami disana dalam hal berlalu lintas adalah bak bumi dan langit.
Tidak ada klakson klaksonan, kendaraan roda empat pribadi tidak terlalu banyak , apalagi roda dua sangat jarang ditemukan di jalanan. Paling sesekali motor besar melintas.
Buat saya, hal hal yang tidak saya temui di tanah air merupakan suatu hal yang mewah. Keteraturan dalam segala hal adalah suatu hiburan untuk jiwa saya. Saya mendambakan betapa indahnya jika kota saya mempunyai masyarakat yang teratur dan tertib seperti disana.

Cerita berlanjut, sepulang dari Australia, saya masih berlibur di Bali selama seminggu. Saya turun di airport, lalu naik taksi ke daerah Seminyak tempat saya tinggal sementara disana. Diperjalanan , saya menyaksikan hal yang menarik.
Banyak para turis asing disana, berkendara roda dua. Kadang sendiri , kadang berboncengan. Ada yang pake helm, ada yang tidak.
Selama di Bali, saya melihat fenomena turis asing yang berperilaku bak orang Indonesia. Terutama dalam hal mengendarai motor sewaan nya. Dilampu merah, mereka juga saling serobot dengan pemotor lokal. Bahkan dalam perjalanan ke Tampak Siring, mobil saya dipepet dan disusul oleh dua orang bule berboncengan, tanpa memikirkan keselamatan mereka.

Maklum kan, jalan raya disana sempit. Dilain waktu, saya melihat opa dan oma yang sudah tua, berboncengan di daerah Canggu tanpa helm. Dan…….kelihatannya mereka sangat happy dengan situasi lalu lintas Bali yang buat ukuran orang asing, sudah pasti akan dibilang “ uncivilized” haha.

Akhirnya, dalam diskusi ringan bersama anak saya, diambil kesimpulan sederhana. Bahwa ternyata manusia sangat menikmati apa apa yang sangat berbeda dari kehidupan kita sehari hari. Kita, yang disini terbiasa dengan segala kesemrawutan lalu lintas, begitu sampai dinegara lain yang tertib menjadi sebuah kenikmatan yang tak terhingga.

Mungkin, begitu pula dengan para turis asing ini. Begitu tiba di Bali, dengan segala kebebasan nya , buat mereka ini adalah surga yang tidak pernah didapatkan dinegaranya. Kapan lagi bisa berbuat seenaknya, main motor seperti main mainan, tanpa helm pula. Sedangkan dinegaranya, bahkan naik sepeda pun harus menggunakan helm, jika tidak ingin di tilang oleh polisi disana haha.
Ah, manusia memang banyak maunya….

Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun