Mohon tunggu...
Andriyansyah Marjuki
Andriyansyah Marjuki Mohon Tunggu... Guru - Saya adalah saya yang bukan kamu atau dia, apalagi kita.

Seorang BOCAH GEDE yang masih berusaha untuk memahami makna 'Urip Mung Mampir Ngombe'. http://basando.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia (Masih) Terbelah?

11 Oktober 2019   21:51 Diperbarui: 11 Oktober 2019   21:55 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.bestbuy.com

Penusukan seorang pejabat menjadi trending di medsos kita beberapa hari terakhir ini. Wiranto atau siapapun yang ditusuk tidak lagi menjadi hal penting. Yang dilihat oleh masyarakat saat ini adalah 'siapa dia?', bukan 'siapa nama dia?'.

Nama beliau memang 'Wiranto'. Tapi, siapakah beliau? Jika sang tokoh berada di "barisan" Jokowi tentu saja tanggapan masyarakat akan berbeda dengan jika sang tokoh berada di "hadapan" Jokowi.

Masyarakat di negara Indonesia tercintah (sengaja pakai 'h', ya.) ini masih terbelah menjadi dua "golongan" besar, yaitu golongan "Betmen" (pakai 'e') dan golongan "Qermit" (pakai 'q'). Mengenai kedua golongan ini, Anda sudah pahamlah, tidak perlu saya jelaskan lagi. 

Masing-masing golongan sepertinya sudah tidak bisa disatukan lagi dengan cara apapun selama "Beliau" masih menjadi presiden. 

Oya, sebelum saya lanjutkan, saya perlu mempertegas posisi saya supaya tidak disalahartikan. Namun, jika Anda mengganggap saya termasuk salah satu dari kedua golongan di atas, ya silakan saja, itu hak Anda. 

Hingga saat ini saya tetap menganggap bahwa diri saya adalah golongan tengah yang tidak terlalu kiri dan tidak terlalu kanan, tetapi kadang ke kiri dan kadang ke kanan. 

Kadang hal orang seperti saya dianggap sebagai 'oportunis', kadang disebut 'pengkhianat', kadang dikatakan 'plin-plan' alias 'tidak punya pendirian'. Ya, itu adalah hak orang menilai saya, silakan saja.

Kembali kepada tulisan saya di atas, bahwa masyarakat yang masih menjadi Betmen akan tetap "menyerang" siapapun, kapanpun, di manapun, dan apapun yang bertalian dengan Jokowi. 

Sebaliknya, mereka akan "mengagungkan" siapapun, kapanpun, di manapun, dan apapun yang dianggap sebagai "lawan" Jokowi. Demikian pula halnya dengan mereka yang masih menjadi Qermit, akan melakukan hal yang sama, tetapi dengan target yang sebaliknya.

Wiranto dalam hal ini menjadi bagian dari Jokowi. Kejadian penusukan beliau yang videonya masih beredar luas hingga detik ini ditanggapi berbeda oleh masyarakat sesuai dengan keyakinan hidupnya. Kedua golongan akan saling bertolak belakang. 

Pihak Betmen akan "menyerang" dari berbagai sisi dengan berbagai argumen berlapis yang pada intinya hanya berpusat di kata berikut: rekayasa, setingan, drama, hoax, pencitraan, dan semacamnya. 

Bahkan, tanpa ada rasa simpati, empati, ataupun naluri kemanusiaan lainnya. Banyak alasan yang mereka kemukakan yang tidak perlu saya bahas di sini. Terlalu panjang dan melelahkan jiwa. Hayati lelah, dah malam.

Sementara itu, pihak Qermit akan dengan semangat memberikan "dukungan" semangat kepada beliau. Bahkan, mendoakan semoga segera sehat walafiat. 

Qermit yang lebih militan akan dengan tegas mengatakan: "Hukum mati penusuk Wiranto!" Hal ini juga didasarkan dengan berbagai alasan yang sekali lagi tidak akan saya bahas karena sama panjang dan lebarnya. Hayati, kan lelah, dah mau bobo, nih.

Lalu apa yang saya lakukan? Sebelum mengamini atau menolak berita tentang Wiranto, tentu saja tindakan saya sama seperti menghadapi beberapa peristiwa lainnya yang terjadi di negeri tercintah (ingat, pakai 'h' supaya lebih syahdu) ini. 

Saya akan mencari berbagai informasi dari berbagai sumber, baik yang senada maupun yang sangat bertentangan. Hal tersebut saya lakukan agar saya dapat "membaca" peristiwa apapun di negara ini dengan pandangan "menyeluruh". 

Istilah kerennya yang saya pernah dengar adalah "cover both side". Kita harus melihat dari berbagai sisi, termasuk sisi yang bertentangan agar informasi yang kita dapatkan menjadi seimbang dan netral. 

Lalu, pertanyaan yang ingin saya ajukan adalah sebagai berikut:

1. Sampai kapan Indonesia tercintah ini akan terus terbelah seperti ini?
2. Apakah memang benar semua ini (baca: keterbelahan) disebabkan semata oleh seorang tokoh, yaitu Jokowi?
3. Masihkah kita semua warga negara Indonesia tercintah ini menganggap saudara satu sama lainnya?
4. Tidakkah kita ingin hidup damai berdampingan bersama menikmati keindahan negeri tercintah ini?
5. (silakan tulis pertanyaan Anda sendiri, ya)

Apapun yang terjadi, saya hanya bisa dan terus berusaha untuk bersyukur karena setidaknya saya masih bisa menghirup napas dengan bebas dan tenang tanpa kekhawatiran apupun di negara ini. Jangan tanya berapa besar, utang, tagihan, dan cicilan yang harus saya bayar setiap bulan! 

Jangan juga bertanya mengenai penghasilan saya! Saya tidak lebih baik dari debu di atas keset yang bertuliskan "welcome" yang terdapat di depan lobi hotel Hilton. 

Saya hanya berusaha bersyukur dalam hidup ini dan mengajak Anda untuk turut bersyukur dalam hidup ini. Marilah kita hindari hal-hal negatif (ucapan atau tindakan) keluar dari diri kita karena "tahi ayam hanya keluar dari pantat ayam".

Sampai jumpa lain malam. Semoga dalam mimpi malam ini saya dapat merasakan indahnya Indonesia bersatu padu dalam harmoni yang indah. Met bobo.

Salam BeQer
(Betmen dan Qermit)

catatan:

Batman adalah tokoh fiksi pahlawan super yang diciptakan oleh seniman Bob Kane dan penulis Bill Finger dan diterbitkan oleh DC Comics. Tokoh ini pertama muncul di Detective Comics #27 (Mei 1939). 

Identitas asli Batman adalah Bruce Wayne, seorang pengusaha yang kaya raya. Nama Bruce Wayne itu sendiri diambil dari nama tokoh sejarah, yaitu Robert the Bruce dan Anthony Wayne.

https://theracecardproject.com
https://theracecardproject.com
Kermit the Frog adalah tokoh fiksi yang diciptakan oleh puppeteer Jim Henson. Kermit dimainkan oleh Henson sampai kematiannya pada tahun 1990. Sejak itu, ia dimainkan oleh Steve Whitmire.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun