Mohon tunggu...
Abanita Kaban
Abanita Kaban Mohon Tunggu... Pembina -

Setiap saat proses pembelajaran, trutama belajar utk memberi diri dengan kasih tulus.. :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Benarkah Aku Mencintaimu?

3 Maret 2016   22:55 Diperbarui: 4 Maret 2016   11:34 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

benarkan itu cinta??? benarkah benarkah benarkah???

ketika disekitarmu banyak orang yang kamu kenal maupun tidak kenal sedang berjalan dalam sebuah jurang kehancuran, masihkah diam menjadi sebuah tanda cinta untuknya

diam dengan melihat ia jatuh perlahan,

dibawah ini merupakan refleksi singkat yang kurenungkan karena melihat fenomena banyak orang yang tidak lagi mengasihi atau mencintai karena

CINTA jadi KUNCI

kunci untuk melakukan kebenaran

bukan cinta ketika aku membiarkan ia jatuh pada jurang kesalahan

bukan cinta ketika aku mendukungnya untuk melakukan yg salah

bukan cinta ketika aku membiarkannya terpuruk

bukan cinta ketika aku sudah mengambil jarak hanya karena omongan orang lain dan asumsi pikiranku (tanpa berdiskusi dengannya)

bukan cinta ketika aku tak mampu memaafkan kesalahannya

bukan cinta ketika aku diam melihat ia ditindas

bukan cinta ketika aku tidak mendidiknya untuk melakukan kebenaran

ahh banyak sekaliii...banyak sekali PR Cintaku untuk sesama..

Tuhan melihat diri ini memang tidak pintar dan tidak hebat namun diri yang lemah ini punya hati yang senantiasa mau belajar dan dibentuk untuk lebih mengasihi sesama dengan tulus,,,

Biarlah cinta-Mu menyempurnakan kelemahan dan ketidaktahuan diriku dalam mengasihi, tolong kami ya Tuhan

(refleksi selama berada di bus Malang-Surabaya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun