"Buka hatimu ke yang lain, ga usah mikirin dia terus" (dalam konteks, galaunya masih hangat alias baru, mungkin 1-2 bulan)
dan kalimat-kalimat lain yang menunjukkan kita tidak berempati (memahami perasaan) dari orang galau tersebut. Bagi kita yang pernah galau pun kadang melontarkan kalimat yang sama karena beranggapan, "aku bisa cepat move on, lalu kenapa kamu ga". Padahal tingkat kegalauan orang berbeda-beda (teori siapa ya ini ihihihi) atau kompleksitas masalahnya pun berbeda-beda, jadi kita jangan terlalu mudah memaksa orang galau untuk segera move on.
Sadarilah, ia punya kenangan dan pengalaman indah bersama, pasti sulitkan. Malah galau karena di tinggal pacar itu bisa jadi lebih sakit dibanding galau karena ditinggal meninggal (namun ini pendapat saya sih) kenapa lebih sakit? karena kalau meninggal, kita berproses untuk menerima kedukaan akan kematiannya dan memaknai setiap kenangan bersamanya. Sedangkan ditinggal pacar karena selingkuh atau nikah, kita sulit memaknai setiap kenangan dan masih melihat serta mendengar kabarnya yang tampak baik-baik saja setelah menyakiti kita. nah loh,,, susah kan move on nya.. ^_^ So, hati-hati dengan kalimat penghiburan yang maksudnya baik tapi ternyata tidak tepat :) (saya juga belajar hati-hati kok)
Jika seseorang sulit move on dari kegalauannya terhadap seseorang, itu sih wajar dan biasa. Nah, yang bahaya jika orang galau sudah tidak menyadari "masih ada cinta" disekelilingnya. Kisah seorang teman yang galau tingkat dewa karena diselingkuhi oleh pacarnya dan ia merasa ilfill dengan kata cinta. Dengan proses yang ia alami, jatuh bangun, nangis dan segala efek negatifnya ternyata ia sedang melakukan kebodohan besar.
Ia tidak menghargai cinta yang lain, yang selama ini ada untuknnya dengan tulus, mendukung, merangkul dan dan menerima ia apa adanya. Cinta itu lain tidak lain adalah orang tuanya, yang membesarkannya dengan cinta dan tidak melukai hatinya. Ia memikirkan orang yang baru ia kenal, pacaran dan melukainya tapi tidak memikirkan orang yang selama ini ada untuknya. teman ini pun perlahan kembali memaknai cinta dan mensyukuri bahwa "masih ada cinta" yang layak disyukuri dan dihargai.
Saya yakin banyak orang yang sedang galau dan kesulitan memaknai cinta serta tidak sadar masih ada cinta. Ini yang jadi tugas/pr kita yaitu menyadarkan ^_^. cinta kan tidak hanya antara pasangan saja. Ingatlah, Tuhan mencintai kita tidak hanya dari 1 cara tapi banyak cara. Jika salah satu menyakitimu maka Tuhan mengirimkan banyak cinta untuk menyembuhkan luka hatimu, merangkul dan memelukmu karena engkau sangat berharga bagi-Nya.
Betapa indahnya jika kita mau menjadi perpanjangan cinta Tuhan untuk menyembuhkan luka hati dan merangkul mereka yang sedang galau. Kita hanya perlu menjadi orang yang senantiasa sabar menunjukkan "cinta" (kepedulian, empati, mendengarkan) terhadap dia yang galau sampai akhirnya ia sadar. Sadar bahwa "masih ada cinta". Ia sadar masih ada orang yang mengasihinya dengan tulus.
Â
semangat mencintai para sahabat..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H