Mohon tunggu...
Abang Rahino S.
Abang Rahino S. Mohon Tunggu... Freelancer - Pembuat film dokumenter dan penulis artikel features

A documentary film maker & feature writer

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Disangka Cak Munir

26 November 2015   19:44 Diperbarui: 26 November 2015   20:43 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tahun 1977 entah bulan dan tanggalnya, saya bergabung dengan rombongan LSM asing kami dalam pertemuan dengan Pdt. Pattiasina, Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, di kantor PGI, Jl.Salemba Raya 10, Jakarta Pusat.

Saat dipersilakan oleh Sekretaris pak Sekum untuk masuk ruang beliau, tiba-tiba lengan saya direnggut oleh sang Sekretaris dan ditarik keluar dari rombongan.

"Bapa, bagaimana Bapa tidak datang kamaring padahal Bapa sendiri yang biking janji rapat jam 11. Betul 'kan, seharusnya Bapa datang jam sabalas kamaring" langsung saja Ibu Sekretaris ini nyerocos tanpa babibu.

Spontan saya paham apa yang sebenarnya terjadi, dan tertawa dalam hati. Namun agar kegaduhan tidak berlanjut dan saya tetap bisa mengikuti rapat kami dengan Pak Sekum PGI, dengan tidak lupa melempar senyum saya berkata kepada Ibu Sekretaris:

"Sebentar ya Bu setelah saya ikut rapat, kita clear-kan nanti"

"Silakan Bapa..." Bu Sekretaris lalu mempersilakan saya masuk ke ruang pertemuan dengan Pdt.Pattiasina.

Sekeluar kami dari ruang rapat, Ibu Sekretaris tidak lagi mempermasalahkan "ketidakhadiran" saya kemarin. Dari balik meja resepsionis beliau hanya tersenyum simpul kepada saya. Agaknya, Sang Sekretaris sudah sadar bahwa ia telah membuat kesalahan.

Konon Mirip

Menurut kata banyak teman, saya mirip Cak Munir, pahlawan HAM  dari Kontras yang gugur di pesawat Garuda dari Jakarta ke Amsterdam karena kasus pembunuhan dengan racun. Seorang tersangka tunggal telah dihukum dan kini bahkan sudah bebas, Polycarpus Budihari. Saya pun sudah belasan kali menerima pernyataan di berbagai tempat umum yang mengatakan bahwa wajah saya persis Cak Munir, bahkan ada yang menambahi pernyataan bahwa suara dan nada bicara saya juga sangat mirip dengan arek Malang itu. Tidak sedikit pula yang bertanya apakah saya ada hubungan kerabat dengan Cak Munir.

Mas Anas Terkecoh Juga

Bahkan entah pada tahun berapa, kalau tidak salah di bagian akhir dasawarsa 1990an, Mas Anas Urbaningrum yang saat itu masih Ketua Umum HMI, dari jarak agak jauh tersenyam-senyum dengan saya di Gramedia Matraman, Jakarta Pusat. Karena diitersenyumi orang, saya pun menyambut senyuman mas Anas dengan senyuman pula. Untung saja tidak berlanjut relasi kami, karena bisa-bisa saya menginap di Guntur sekarang!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun