.
Berdasarkan pengamatan saya, target bullying umumnya adalah orang-orang yang berbeda. Seperti saya, yang memiliki perbedaan bentuk fisik dari lingkungan saya atau teman saya yang memiliki selera berpakaian yang ekstrim. Beberapa artikel dibuat dalam membela korban yang 'semena-mena' disuruh berubah oleh lingkungannya. Artikel yang saya baca mengatakan bahwa victim-blaming bukanlah cara mendidik anak yang baik dalam rangka menghindarkan anak dari bullying.
Yang saya lakukan (mungkin) adalah victim-blaming. Tapi saya tidak menyalahkan korban dengan kepribadiannya yang memang berbeda dari orang lain. Saya menyalahkan korban yang tidak melawan. Kita tidak bisa hidup dengan menyalahkan satu pihak dan menyuruh mereka untuk menghentikan apa yang mereka lakukan. Yaah, bisa dilakukan, tapi tidak akan membuahkan perubahan.
Yang harus kita ajarkan pada anak dan diri kita sendiri adalah berdiri dan membela diri. Membela diri adalah salah satu bentuk self-respect. Logikanya, jika ingin orang lain menghormati diri kita, maka kita harus menghormati diri kita terlebih dahulu.. hiasi diri anda dengan perbuatan-perbuatan yang menunjukkan harga diri anda. Salah satunya, jangan biarkan diri anda diinjak-injak orang lain.
.
Sudah, segitu aja. Postingan tentang bullying ini sudah pernah saya post di blog saya dengan bahasa yang...kurang pantas untuk saya tampilkan di sini. Jadi artikel ini saya tulis ulang.
Ciao!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H