Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Serangan Balik Ukraina Gagal tapi Penyusupannya "Sukses"?

6 Juni 2023   01:41 Diperbarui: 6 Juni 2023   21:30 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi. Sumber gambar getty via bbc.com edisi 6 Juni 2023.

Counter Offensive atau serangan balik yang telah lama diumumkan oleh militer Ukraina akan dilaksanakan akhirnya terjadi juga pada 4 Juni 2023. 

Serangan ukraina dalam skala lebih besar dan luas dari biasa sedikitnya telah dilaksanakan pada 2 (dua) fron, yaitu : Kawasan timur tepatnya di luar kota Bakhmut dan  kawasan selatan, segaris kota Orikive, Mala Tokmachka, Zalishnychne, Velyka Novosilka Zaphorizia region hingga Ugledar (Vulehdar) dengan rentang jarak (garis lurus) sekitar 114 km.

Menurut informasi kementerian pertahanan Rusia, serangan balik Ukraina pada 4 Juni 2023 tersebut melibatkan 8 (delapan) batalion. (Jika mengacu pada ukuran personil dalam 1 batalion kecil rata-rata 500 tentara saja, artinya ada sekitar 4.000 personil terlibat di sana).

Masih menurut penjelasan Kementerian pertahanan Rusia, serangan balik Ukraina pada tanggal tersebut di semua sektor dan wilayah dapat dikatakan gagal. Ukraina kehilangan personil dan peralatan militer dalam jumlah sangat besar.

Dalam serangan balik selama 24 jam saja Ukraina disebutkan mengalami kegagalan di beberapa fron. Sebanyak 250 tentaranya tewas (KIA) dan terluka (WIA). Kemudian mengalami kehancuran perlatan sebanyak 16 tank, 33 kendaraan tempur dan 30 truk.

JIKA BENAR (sekali lagi jika benar) apa yang diklaim Rusia benar-benar nyata itu artinya Ukraina telah kehilangan personil sebesar 7% dalam sehari saja.

Jika serangan balik itu berjalan simultan sesuai dengan target ingin tiba di Melitopol (misalnya) dalam waktu 3 minggu atau 21 hari maka Ukraina akan mengalami kerugian personil sebanyak 5.250 personil dan 336 tank, 693 kendaraan tempur dan seterusnya.

Potensi kerugian besar itu bukan tanpa alasan mengingat kombinasi sistem pertahanan 3 lapis sepajang lebih kurang 100 km di kawasan Zaporhizhia dengan kedalaman lebih kurang 10 km setiap lapisannya menjadi sebab sulitnya mendobrak pertahanan Rusia di sepanjang kawasan tersebut. 

Itu sebabnya serangan balik Ukraina belum berhasil meskipun telah diperhitungkan secara matang dengan segala potensi risiko termasuk risiko akibat terlalu lama mengulur waktu serangan balik -menjadi sasaran serangan Rusia- sebelum sempat menjalankan rencananya.

Meskipun rugi besar tampaknya hal itu tidak menurunkan minat Ukraina melakukan rencananya. Hal tersebut pernah dilontarkan Menteri Luar Ukraina pada Mei 2023 lalu.

Dmytro Kuleba mengatakan "the next counteroffensive will be lounched after the curently announched one fails."

Kuleba benar sekali. Menurut informasi terkini beberapa jam lalu, Ukraina baru saja meluncurkan serangan balik terkini secara massif, merebut kembali desa Vasylivka dan desa Berkivka di pinggiran kota Bakhmut. 

Deputi Menteri Pertahanan Ukraina mengatakan pasukan Ukraina berhasil bergerak maju sejauh 200 hingga 1600 meter di kawasan Vasylivka dan 100 - 700 meter di kawasan Ivanivsa di pinggiran kota Bakhmut.

Selain itu kelompok Diversion Reconnaissance Group (DRG) penyusup Ukraina kembali menyerang kota Rusia lainnya di sekitar perbatasan Ukraina- Rusia. 

Kota pinggiran seperti Novaya Tavolzanka, Belgorod oblast cuma berjarak 4 km dari perbatasan dilaporkan kini dikuasasi tentara penyusup Ukraina yang berasal dari Legiun Pembebasan Rusia (LSR) dan Korps Sukarelwa Rusia (RDK).

Sumber : Liveuamp.com 5 Juni 2023 pukul 23.30 WIB.Diolah dan edit oleh Penulis
Sumber : Liveuamp.com 5 Juni 2023 pukul 23.30 WIB.Diolah dan edit oleh Penulis

Bisa jadi peristiwa penyusupan pertama pada 22 Mei 2023 lalu ke kota kecil Grayvoron dan sekitarnya adalah sebuah ujian untuk mengukur cara dan kemampuan Rusia mengatasi serangan serupa (lebih masif) di kesempatan berikutnya.

Serangan dron secara masif ke Krimea juga dilakukan oleh Ukraina. Tampaknya kali ini adalah sebuah serangan gabungan yang sangat bervariasi.

Serangan balasan kali ini memang lain dari biasanya sehingga mantan direktur CIA, David Petraeus melukiskannya sebagai serangan yang sangat mengesankan.

Belum jelas apa pencapaian mengesankan dari ofensif skala besar tersebut, namun mengacu pada laporan Rusia di berbagai media masa barat, hingga saat ini serangan balik besar-besaran Ukraina dapat dikatakan bantat meskipun serangan balik itu bukan upaya satu-satunya dan kesempatan yang terakhir.

Sementara itu infiltrasi ke wilayah Rusia meski masih sebatas "kulit terluar" Rusia tidak dapat dianggap sepele oleh Rusia. Perlu peningkatan pertahanan lebih masif jika Rusia tidak ingin penyusupan DRG Ukraina mewabah kemana-mana. 

Namun yang lebih bijaksana adalah merintis jalur perdamaian yang konprhensif meskipun negara-negara barat -saat ini- belum ingin mengakhiri perang tersebut, apalagi jika menemukan fakta Rusia mulai tidak mampu menghadapi perang proksi sepihak ini.

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun