Dmytro Kuleba mengatakan "the next counteroffensive will be lounched after the curently announched one fails."
Kuleba benar sekali. Menurut informasi terkini beberapa jam lalu, Ukraina baru saja meluncurkan serangan balik terkini secara massif, merebut kembali desa Vasylivka dan desa Berkivka di pinggiran kota Bakhmut.
Deputi Menteri Pertahanan Ukraina mengatakan pasukan Ukraina berhasil bergerak maju sejauh 200 hingga 1600 meter di kawasan Vasylivka dan 100 - 700 meter di kawasan Ivanivsa di pinggiran kota Bakhmut.
Selain itu kelompok Diversion Reconnaissance Group (DRG) penyusup Ukraina kembali menyerang kota Rusia lainnya di sekitar perbatasan Ukraina- Rusia.
Kota pinggiran seperti Novaya Tavolzanka, Belgorod oblast cuma berjarak 4 km dari perbatasan dilaporkan kini dikuasasi tentara penyusup Ukraina yang berasal dari Legiun Pembebasan Rusia (LSR) dan Korps Sukarelwa Rusia (RDK).
Bisa jadi peristiwa penyusupan pertama pada 22 Mei 2023 lalu ke kota kecil Grayvoron dan sekitarnya adalah sebuah ujian untuk mengukur cara dan kemampuan Rusia mengatasi serangan serupa (lebih masif) di kesempatan berikutnya.
Serangan dron secara masif ke Krimea juga dilakukan oleh Ukraina. Tampaknya kali ini adalah sebuah serangan gabungan yang sangat bervariasi.
Serangan balasan kali ini memang lain dari biasanya sehingga mantan direktur CIA, David Petraeus melukiskannya sebagai serangan yang sangat mengesankan.
Belum jelas apa pencapaian mengesankan dari ofensif skala besar tersebut, namun mengacu pada laporan Rusia di berbagai media masa barat, hingga saat ini serangan balik besar-besaran Ukraina dapat dikatakan bantat meskipun serangan balik itu bukan upaya satu-satunya dan kesempatan yang terakhir.
Sementara itu infiltrasi ke wilayah Rusia meski masih sebatas "kulit terluar" Rusia tidak dapat dianggap sepele oleh Rusia. Perlu peningkatan pertahanan lebih masif jika Rusia tidak ingin penyusupan DRG Ukraina mewabah kemana-mana.