Ucapan dan sikap Anya membuat penonton berpikir, kekerasan seperti apa bakal menghampiri Anya atas kata-kata dan ucapannya sangat berpihak ke Rusia di hadapan pasukan Ukraina yang sedang bertaruh nyawa melawan Rusia.
Impresif, karena dari peristiwa itu melahirkan inspirasi nasionalisme dan decak kagum pada nenek Anya yang telah membuktikan kecintaan dan konsistensinya pada Soviet termasuk bendera kemenangan Rusia.
Ketika peristiwa itu terjadi belum ada yang tahu siapa gerangan nenek itu. Pemerintah Rusia menulis singkat "Granny with the Flag" di bawah patung atau mural nenek heroik tersebut.
Dua hari setelah beredar luas (viral), video tersebut ditayangkan oleh salah satu stasiun berita yang dikendalikan penguasa Rusia "Chanel One Russia."
Vitaly Eliseyev, sang pembawa acara sampai meneteskan air mata memberi komentarnya. Dia mengakui kepada penontonnya kehabisan kata-kata untuk mengatakan betapa bendera merah tidak pernah kehilangan roh melawan Nazisme.
Sang pembawa cara menambahkan seluruh orang kini tahu siapa sesungguhnya yang dinantikan orang-orang tua Rusia di sana yang hidup di bawah tekanan rezim Ukraina.
Namun decak kagum yang paling hebat adalah hadirnya pembuatan mural dan patung Anya secara masif di sejumlah kota Ukraina yang telah dikuasai pasukan Rusia.
Lukisan nenek Anya memegang bendera Soviet, berkerudung, berjaket motif biru-putih mengenakan rok merah kusam selutut dan bersepatu bot lusuh terlihat dimana-mana.
Dari Mariupol hingga Moskow dan kota lainnya di Rusia sejumlah mural dan patung nenek Anya dibuat sedemikian rupa.
Sorot mata dan pancaran ekspresi wajah seakan menghipnotis getaran jiwa. Keriputan kulit di wajah dan tangannya seakan memberi pesan bagi warga Rusia mendukung Rusia seperti nenek tua itu telah buktikan.