Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jernih Melihat Denazification, Israel Waspadai Antisemit Ekstrim Terjadi Kembali

12 Mei 2022   16:29 Diperbarui: 13 Mei 2022   07:30 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustration by Alex Williamson via newstatesman.com

Antisemitisme adalah paham atau prasangka buruk atau sikap benci terhadap Yahudi. 

Jika ada yang mewakili antisemit paling ekstrim di dunia jaman modern, mungkin saja Nazi Jerman yang telah melakukannya. Pemusnahan massal (Hollocoust) terhadap orang Yahudi terjadi antara 1933-1945 tidak dapat terhapus begitu saja meski telah lama berlalu.

Tak heran pasca Nazi Jerman dikalahkan banyak sekali petinggi militer dan pejabat teras Jerman diburu untuk pembalasan atas nama pelanggaran HAM,  kecuali para ilmuan kadang diselamatkan ke AS, Inggris ,Prancis dan sebagian sengaja dilindungi di Jerman sendiri (Timur dan barat) serta Rusia.

Dalam antisemit modern, Israel sebagai representasi persatuan orang Yahudi di seluruh dunia telah memperlihatkan penyiksaan berat terhadap orang-orang Palestina. Itu adalah pesan Israel kepada dunia tentang harga untuk antisemit yang berjalan sistematis dan terorganisir.

Namun sikap Israel dalam menyikapi bangkitnya Nazi di Ukraina kali ini sangat berbeda bahkan nyaris tidak percaya 100% betapa gerakan Nazi telah bangkit, menyusup dalam beberapa unit militer dan paramiliter Ukraina.

Dalam operasi militer khusus Rusia ke Ukraina telah banyak sekali ditemukan simbol atau lambang Nazi (Swastika) dalam spanduk, leaflet, bener, buku, tato, bendera, bangunan strategis dan peralatan tempur Ukraina.

Sejumlah tentara Ukraina yang tewas di Azov masih menggunakan seragam berlogo Wolfsangel dan lambang swastika Nazi.

Beberapa petempur Ukraina yang tertangkap memperlihatkan satuan mereka berlambang Nazi. Pada tubuh mereka juga terdapat tato lambang Nazi.

Ironisnya, gerakan "Denazification" dilakukan Rusia di sejumlah wilayah yang direbut Rusia dianggap oleh barat sebagai propaganda. Temuan tersebut hanya sekelumit dari totalitas orang Ukraina yang nasionalis.

Beberapa media mainstream barat malah mempertanyakan klaim Putin tentang denaszification ala Rusia tersebut. Misalnya pada edisi 1 Maret 2022 sumber ini.

Sebuah akun twitter @yetiJezuz (tampaknya seorang pemerhati timur-tengah) bertanya kepada penulis, apakah sekelumit temuan itu dapat dijadikan ukuran hadirnya Nazi.

There were only a few.....thousands. but there was a flag on the truckers rally so they were all nazis. But real nazis aren't anymore. Do you believe that's how it works?"

Dokpri
Dokpri

Rusia berusaha membangunkan dari tidur pemerintah Israel, sebuah sindiran dilayangkan Menlu Rusia. Sergei Lavrov berkata tentang adanya darah Yahudi dalam tubuh Adolf Hitler, seakan mengingatkan orang Yahudi membunuh dirinya sendiri.

Israel mengalihkan perhatian, marah pada pernyataan Menlu Sergei Lavrov dan menegaskan orang Yahudi tidak mungkin membuh orang Yahudi sendiri. 

"Tingkat rasisme terendah dalam bentuk antisemit adalah menuduh orang Yahudi membunuh orang Yahudi sendiri, ujar Perdana Menteri Israel,Naftali Bennet kepada JP sebagaimana dikutip dari NPR.

Fakta-fakta tersebut tidak membuat Israel memberi respon positif. Yang terjadi justru sebaliknya, Israel menambah pengiriman bantuan kemanusiaan, kesehatan, tenaga pelatih militer dan amunisi, kendaraan tempur dan petempurnya ke Ukraina.

Sejumlah petempur "sukarelawan" asli asal Israel berada dalam 20 ribuan Foreing Fighter Unit dari 52 negara tetap memilih bertempur melawan Rusia. Jumlah itu belum termasuk orang Ukraina berdarah Yahudi.

Apakah masa lalu adalah masa lalu, ataukah sejarah memang bisa dikutak-katik sesuai kepentingan ataukah Israel kini memiliki pengertian Hollocaust tersendiri akibat terikat pada hubungannya dengan barat, tak jelas mana sebetulnya.

Faktanya, hollocaust paling dahsyat terhadap orang Yahudi dilakukan oleh Nazi jerman. Fakta lain, Rusia bersama AS (blok sekutu) mengalahkan Jerman (blok Poros) ketika itu.

Kini hubungan Rusia - AS  berjalan terbalik arah. Rusia dan AS menggunakan strategi berbeda dalam masalah Ukraina.

Awalnya Rusia tidak memasukkan "denazification" dalam grand strategy-nya. Namun dalam perkembangannya ternyata isu tersebut paling menjanjikan.

Operasi militer melawan  denazification yang dilakukan Rusia akhirnya mendapat sambutan luar biasa, setidaknya telah mampu mempersatukan Rusia sebagaimana diungkapkan kantor berita Irlandia, The Irish Time berjudul "Without idea of Nazis, Putin's Russia cannot cohere."

Usaha Rusia melawan Nazi atau Neo-Nazi juga mulai mendapat dukungan internasional. Gerakan anti Nazi baru (Ne0-Nazi) mulai bangkit dan mulai menyudutkan AS dan NATO yang dianggap sebagai pihak yang diuntungkan dalam konflik Rusia - Ukraina dengan dalih memperkuat kekuatan dan persenjataan anggota NATO.

Di sisi lain, AS atau barat tidak menggunakan isu lahirnya komunisme karena komunisme adalah produk persaingan pada masa perang dingin yang telah usang dan faktanya komunisme tidak popular lagi.

AS dan barat menggunakan strategy lain dengan memperkuat dan melindungi anggota NATO. 

Israel sebagai satu diantara anggota NATO mau tidak mau harus memilih berpihak pada kebijakan atau aturan NATO ketimbang berpihak pada sejarah masa lalunya sebagai obyek hollocaust paling dahsyat di abad modern.

Perang atau Operasi Militer Khusus Rusia di Ukraina hampir berjalan 3 bulan. Terlepas betapa sulitnya Rusia merebut dan memperlebar pendudukannya terhadap Ukraina fakta yang terpenting diantara strategi Rusia dan Barat adalah jatuhnya korban jiwa sangat banyak.

Namun fakta yang tak kalah penting adalah hadirnya Neo-Nazi akan dapat membuka pandangan Israel bagaimana seharusnya menyikapi Operasi Militer Rusia di Ukraina dengan lebih bijaksana.

Telah banyak pihak-pihak yang meramalkan masa depan suram Israel. Dari Alebert Einsten hingga mantan Menlu AS, mantan pemimpin Iran bahkan anak kandung David Ben-Gurion (Yaakov Sharett) meramalkan masa depan yang suram dan mengerikan. Namun hingga kini semuanya tidak/ belum terbukti.

Tanpa bermaksud berharap hal itu terjadi ada baiknya pemimpin Israel menyikapi dengan bijaksana lahirnya Neo-Nazi, bisa jadi sejarah kelam terulang kembali karena dendam lama bersemi lagi akibat berbagai sebab.

Sebelum itu terjadi ada baiknya melihat dengan jernih pada Rusia yang telah membuktikan posisinya sebagai kawan lama yang baik tetap abadi, meskipun sering tidak dianggap teman lama yang baik oleh Israel.

Sang kawan lama kini seperti berjalan sendiri menghakimi Neo-Nazi dan seperti sendirian pula berusaha mengurangi arogansi barat terhadap dunia.

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun