Anak-anak kecil di tahun 1970-an pasti masih ingat, jika ingin mengucapkan sesuatu pada sahabat dan sanak keluarga yang jauh musti menggunakan surat via pak Pos atau kendaraan pengangkut orang yang menerima titipan barang atau surat yang akan melewati sebuah kota ke kota lain.
Menjelang lebaran tiba, sejumlah surat berdatangan di rumah berasal dari sanak saudara, rekan jauh mengucapkan Selamat Hari Raya.
Ada beberapa kesamaan kalimat atau kata-kata yang tertuang dalam melalui tulisan yang indah. Kalimat yang paling kentara adalah :
- Mengucapkan Selamat Hari Raya
- Memohon maaf lahir dan bathin
- Sebutan Minal Aizin wal Faizin
- Gambar masjid atau kubah masjid dengan latar bulan sabit dan bintang gemerlap
- Gambar sungkeman pada orang tua dan dikelilingi frame Ketupat
Kini 5 dekade telah berlalu, ucapan selamat Hari Raya tetap tak lekang oleh waktu dan tak terhapus oleh perkembangan jaman meskipun kemasannya kini lebih apik, menarik dan praktis.
Kemasan dalam tulisan animasi dikirim via internet melalui email, aneka media sosial melalui perantaraan internet.
Namun ada yang tak mampu tersapu oleh perkembangan jaman. Meskipun disain dan sarananya telah modern dan hadirnya aplikasi ucapan selamat hari raya tetap saja bunyi ucapan Selamat Hari Raya begitu-begitu saja.
Beberapa orang mungkin tidak suka dengan rangkaian ucapan bertele-tele dan menganggap lebay mereka suka dengan ucapan to the point aja.
Di sisi lain beberapa orang justru senang dengan rangkaian kalimat yang panjang bahkan memasukkan gaya pantun melayu sehingga selain jenaka mengaktifkan out senyum juga memperlihatkan seni penyampaian ucapan yang kreatif.
Namun demikian musti memperhatikan kesetaraan tujuan atau penerima ucapan. Jika sekadar teman kerja, rekan sejawat atau handai tolan yang seusia atau kepada teman khusus mungkin pantun melayu jenaka masih tepat sasaran.
Contohnya:
Pergi mudik membawa lemari
Di jalan kena razia polisi
Selamat merayakan Idul Fitri
Dari aku yang tidak bisa kau pahami.
Atau candaan seperti ini :
Di lampu hijau jangan berhenti
Sein ke kiri jangan belok ke kanan
Jika ada candaku yang menyakiti
Salah khilaf mohon dimaafkan.
Namun jika sasaran atau penerima ucapan adalah orang tua atau yang lebih tua biasanya pantun jenaka melayu disesuaikan.
Contohnya :
Main sepak bola di lapangan
Pulang-pulang habis tenaga
Selamat merayakan hari Lebaran
Untuk semua anggota keluarga
(Silahkan jika ada yang bersedia menambahkan dalam bahasa daerah lainnya)
Selain itu ada juga ucapan selamat hari raya dalam bahasa daerah, tapi jarang ditemukan. Ucapan selamat hari raya dalam bahasa daerah lebih sering diucapkan ketika bertemu langsung, jarang ditulis dalam surat atau kartu ucapan selamat hari raya.
Namun demikian ada sedikit kesamaan ucapan jika ditulis dalam bahasa daerah, misalnya sebagai berikut :
Aceh "Selamat Hari Raya Idul Fitri, Meuah Lahee Bathen"
Padang "Salamaik Hari Rayo Idul Fitri, Mohon Maaf Laia Jo Bathin Jiko Ado Salah"
Sunda "Wilujeng Boboran Siyam"
Madura "Abeee... je' Nyamana Manongsa Ta'enggih"
Buton "Selamat Idul Fitri, Hani Maafu Lahir Te Bathin Tomo Bari-baria Kesalahanku"
Banjar "Salamat Bahari Raya"
Manado "Selamat Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Batin Atas Samua Kita Pe Kesalahan."
Lombok "Selamet Idul Fitri, Tunas Ampun Lahir dan Batin"
Bali "Aturang Titiang Rahajeng Idul Fitri, Titiang Nunas Ampura Lahir Batin"
Sementara itu dalam bahasa asing telah banyak ucapan selamat hari raya yang tidak perlu lagi disebutkan penulisannya dalam artikel ini.
Intinya apapun agamanya atau kepercayaannya, ucapan selamat hari raya tidak akan lekang oleh waktu dan tak akan tersapu oleh perkembangan jaman.
Meskipun sarana dan disainnya telah berkembang pesat namun isi pesannya tak jauh dari itu-itu juga.
Masalah gaya adalah masalah seni. Mau bermanja-manja atau mengharu biru dalam puisi dan pantun jenaka itu soal pilihan yang penting sesuaikan dengan tujuan penerima pesan.
Di akhir artikel ini saya juga ingin menyampaikan ucapan untuk rekan pembaca semua dan admin serta siapapun yang mau menemukan artikel ini.
"Selamat Hari Raya Idul Fitri. Minal Aizin wal Faizin. Maaf lahir bathin. Semoga Allah SWT mempertemukan kita kembali di Lebaran tahun depan dalam takwa kepada Alllah SWT lebih baik lagi.."
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H