Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Apa Kegagalan Rusia di Balik Sukses Operasi Militer ke Ukraina?

30 Maret 2022   21:30 Diperbarui: 31 Maret 2022   09:30 1418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun kapal perang Ukraina lebih banyak yang hancur namun Rusia gagal memanfaatkan kapal laut setidaknya sampai saat ini.

Kapal landing "Saratov" dan kapal kargo militer "Seraphim Sarovskiy" dihantam rudal Ukraina memberi signal terlalu berisiko mengoperasikan kapal perang dalam zona relatif sempit tersebut. 

Pasukan Marinir Rusia juga belum sempat beraksi maksimal di pantai pelabuhan Mariupol karena diawasi sejumlah drone Ukraina yang dikelola militer barat. Pencapaian terbaik marinir atau AL Rusia adalah menguasai sebuah pulau buatan 22 x 24 km di lepas pantai Odessa. 

Gagal mengandalkan helikopter serang. Helikopter paling diandalkan sekelas Ka-52 hanya bisa beroperasi dalam radius 5 km sebelum mencapai garis pertahanan terdepan guna melepaskan tembakan ke sasaran lawan.

Peristiwa terakhir Ka-52 nomor registrasi RF-13411 ditembak jatuh di luar kota Mykolaiv pada 18 Maret 2022.

Sementara Mi 28-N dan Mi 28UB tidak bisa bicara banyak hanya bisa menyerang seadanya dari sisi dalam area dikuasai Rusia. Sedangkan Mi-24-P dan terlebih lagi Mi-8 hanya bisa dipakai buat angkut logistik.

Drone Rusia terutama Orlan-10 kurang presisi menembak sasaran. Meskipun drone Bayraktar Ukraina/Turki banyak yang ditembak jatuh namun Orlan-10 kurang greget. Sementara itu drone Forpost hanya dipakai untuk pemantauan, tidak bisa diandalkan menyerang agresif.

Rusia belum memanfaatkan serangan Rudal atau misil secara masif, padahal inilah inti kekuatan Rusia paling disegani barat selama ini.

Akhirnya wajar, dalam pembicaraan damai dengan Ukraina yang dilaksanakan di Turki kemarin Rusia memberi signal akan mereduksi tekanan invasi pasukan darat ke berbagai kota yang awalnya berusaha diduduki satu per satu selama sebulan terakhir.

Menurut informasi, pasukan Rusia sedang dikurangi seperti terjadi di Irpin dan di luar Brovari (diluar ibu kota Kiev).

Tepat sekali, Rusia tidak perlu agresif menyerang apalagi mengandalkan pasukan darat secara terbuka mengingat begitu mudahnya lawan mengetahui posisi akan dilintasi pasukan Rusia di manapun berkat dukungan drone dan satelit imagery operator negara barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun