Pernyataan Menteri Pertahanan Rusia bahwa operasi militer tahap pertama telah mencapai tujuan. Terutama berhasil mengurangi kemampuan peralatan militer Ukraina seperti disebutkan di atas.
Rusia berhasil menduduki sejumlah kawasan Ukraina terutama di bagian selatan dan timur negara tersebu dan akan fokus menjaga kawasan Donbas yang telah duluan diduduki.
Masih menurut Menteri Pertahanan, target operasi tersebut akan mengeluarkan rencana menduduki kota-kota besar seperti Kiev, Chernihiv dan Mykolaiv dari target utama. Sumber : NYT.
Keberhasilan lainnya adalah demilitarization dan denazification Mariupol dan regional Donbass tempat para pentolan kakap resimen Azov pro gerakan Nazi -di balik gerakan sayap ultra nasionalis Ukraina- berhasil diberangus seiring nyaris "jatuhnya" kota tersebut ke tangan pasukan Rusia saat artikel ini dibuat.
Namun keberhasilan paling mendunia adalah mampu membuktikan telah lahir kekuatan militer Neo-Nazi di Eropa yang bermarkas di Ukraina tepatnya di Mariupol laut Azov.
Berdasarkan tolok keberhasilan yang telah dicapai dalam versi Rusia, mari kita cermati apa kegagalan Rusia dalam operasi militer tersebut, yaitu :
Gagal memanfaatkan momentum serangan cepat ala "Blitzkrieg." Gerak maju agresif dari berbagai fron ternyata telah diantisipasi secara akurat oleh militer dan milisi Ukraina.
Persiapan berbulan-bulan di perbatasan telah membuat pasukan Rusia kurang fokus dihinggapi ketidak pastian menyerang hingga akhirnya jadi menyerang.
Mengumbar personil di arena terbuka yang mereka (akan) lalui adalah pertaruhan kurang cermat. Masih ingat, dalam 2 minggu pertama peristiwa kehancuran personil di jembatan Anthonivsky, Kherson dan duka lara kota Kharkiv jadi cibiran media Internasional.
Gagal memaksimalkan peranan pasukan terjun payung (Paratroopers) di Kherson, Sumy dan Chernihiv. Sejumlah besar pasukan payung Rusia tidak efektif menjalankan misi penyusupan di sana.