Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Di Balik Invasi Rusia ke Ukraina, Melepas Keterasingan Transnistria

24 Maret 2022   13:30 Diperbarui: 25 Maret 2022   15:32 2817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prediksi strategi ofensif Rusia mengarah ke penyatuan Transnistria dengan kawasan pendudukan di Ukraina. Sumber: olahan pribadi penulis

Mari kita menuju ke sebuah kawasan diantara Moldova dan Ukraina yang disebut "Republik Pridnestrovia Moldavia" (PMR) namun populer dengan sebutan "Transnistria" dibandingkan sebutan dalam bahasa Inggris "Transdeniestria."

Transnistria berasal dari bahasa Rumania yang berarti "di luar sungai Dniester." Posisinya memang di luar sungai Dniester memanjang dari barat laut ke tenggara sepanjang perbatasan Moldova dan Ukraina dengan garis panjang 218 km dan lebar rata-rata 19 km. Luasnya cuma 4.163 km persegi.

Dalam peta dunia mirip jembatan terpanjang di dunia. Faktanya Transnitria memang mirip seperti "jembatan penghubung" nun jauh dari daratan Rusia atau aliansi Rusia bentukan Uni Soviet yang tersisa saat ini. Sumber: OpenDemocracy.

Pemberontak di Transnistria memisahkan diri dari Republik Sosialis Soviet Moldova pada September 1990 dan menyatakan kemerdekaannya pada 1992.

Molodova adalah negara pecahan Uni Soviet yang merdeka pada 27 Agustus 1991 pasca Uni Soviet runtuh total.

Kemerdekaan Moldova diakui oleh PBB sementara kemerdekaan Transnistria tidak diakui hingga saat ini karena dianggap gerakan separatis yang memisahkan diri dari Republik Sosialis Soviet Moldova.

Pada 1992 militer Moldova pernah berusaha mengambil kembali kawasan tersebut dalam perang selama 6 bulan namun tidak berhasil. 

Militer Transnistria dibantu 1 batalion pasukan AD ke 14 Rusia terlalu tangguh untuk ukuran pasukan Moldova negara termiskin di Eropa yang terpaksa menerima gencatan senjata pada 21 Juli 1992 dengan syarat pasukan Rusia musti ditarik dari sana.

Pasukan Rusia memang keluar dari sana namun meninggalkan 49.476 pucuk senjata api, 805 meriam artileri, 4.000 kendaraan militer dan 655 unit berbagai perlengkapan militer. Sangat cukup untuk mempersenjatai Angkatan Bersenjata Republik Transnistria (NMP) hingga saat ini. Sumber: Wikiwand.

Transnistria kini dipimpin Presiden ke tiga yaitu Vadim Krasnoselsky, memililki angkatan bersenjata dengan kekuatan 7.500 personil ditambah pasukan cadangan mencapai 80 ribuan orang.

Total penduduknya tidak diketahui secara pasti, namun kini diperkirakan tidak sampai 900 ribu orang. Mereka menggunakan bahasa utama Rusia.

Beberapa dekade lalu, komposisi penduduknya didominasi orang Rumania. Pelan tapi pasti kemudian berubah, dengan mayoritas orang Moldova, namun sejak 2015 sudah didominasi orang Rusia.

Kini empat besar penduduknya adalah Rusia, Ukraina, Moldova, dan Bulgaria dengan pemeluk agama terbesar Kristen Ortodok Roma.

Terkait dengan eskalasi Operasi Militer Khusus atau Invasi Rusia ke Ukraina yang bergulir sejak 24 Februari 2022 lalu hingga saat artikel ini dibuat (24 Maret 2022) tampak sekali arah ofensif Rusia mengarah ke Transnistria.

Setelah gagal dalam ekspansi frontal langsung ke kota Mykolaiv minggu lalu, pasukan Rusia kini mengubah strategi dengan mengurung kota Mykolaiv dari arah utara ke barat, lalu melintasi sungai kecil Pivdennyi Buh.

Jika berhasil melewati sungai tersebut (secara teoriritis) akan sangat mudah merangsek dataran bergambut dan rawa-rawa sepanjang 145 km menembus keterasingan Transnistria sejak 30 tahun yang silam.

Kini warga kota di Tiraspol (ibu kota negara) berkumpul memberikan dukungan kepada pasukan Rusia dalam operasi militer atau invasi ke Ukraina.

Prediksi strategi ofensif Rusia mengarah ke penyatuan Transnistria dengan kawasan pendudukan di Ukraina. Sumber: olahan pribadi penulis
Prediksi strategi ofensif Rusia mengarah ke penyatuan Transnistria dengan kawasan pendudukan di Ukraina. Sumber: olahan pribadi penulis
Jika melihat pada arah ofensif Rusia tampaknya pasukan Rusia mempunyai rencana khusus untuk Transnistria kali ini. 

Tentang rencana Putin ini juga telah telah ditulis oleh Kompasianer, Dean Ruwayari beberapa waktu lalu, di sini.

Rusia akan menggunakan momentum operasi militer/invasi ke Ukraina guna menghubungkan "jembatan" terpanjang di dunia tersebut ke kawasan pendudukan Ukraina melalui Mykolaiv, Kherson ke Krimea, atau ke Mariupol lalu ke Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR).

Cara lainnya adalah menghubungkan Transnistria ke Krimea melalui laut Hitam dengan cara menyatukannya dengan Odesa, Ukraina. 

Tentu tidak mudah mewujudkan rencana strategis tersebut karena itu berarti melanggar gencatan senjata 1992 dan itu artinya akan berperang dengan tentara Moldova, menciptakan lagi tensi baru dengan negara barat.

Selain itu sangat tipis kemungkinan Moldova sejalan dengan rencana Rusia kali ini meskipun hubungan Moldova dengan Ukraina juga tidak mesra akibat aksesnya ke laut hitam tertutup abadi oleh teritorial Ukraina yang disebut Odesa. 

Rusia mungkin akan menawarkan tawaran khusus pada Moldova tentang akses ke laut hitam. Namun jika Moldova menerimanya sama dengan melepas Transnistria untuk selama-lamanya ke peraduan Rusia.

Sebelum mencapai pembicaraan damai Rusia berusaha (sudah) mencapai target utama, yaitu:

  • Mengaliri kanal-kanal Krimea dengan air sungai Dniepro
  • Menguasai pembangkit tenaga listrik Dniepro
  • Menguasai reaktor nuklir Chernobyl
  • Menguasai pelabuhan dan kawasan industri Mariupol
  • Menghubungkan Krimea dengan Mariupol dengan DPR/LPR
  • Menguasai Sungai Dniepro lebih dalam ke utara hingga ke kota Zaporizhzhia dan sejajar dengan kota Kryvyi Rih
  • Membuat buffer zone sepanjang perbatasan Ukraina-Rusia dengan kedalaman hingga 200 km dari timur laut dan utara
  • Menguasai Mykolaiv dan menghubungkan dengan Transnistria
  • Menguasai Odesa dan membuat kesepakatan dengan Moldova tentang akses negara tersebut ke laut hitam

Di luar target utama di atas ada "target tambahan" misalnya menguasai kawasan-kawasan lainnya, atau menjatuhkan pemerintahan Volydmyr Zalensky dengan pemerintahan pro Rusia.

Target tambahan lainnya adalah pengakuan Ukraina terhadap kemerdekaan DPR/LPR dan denazifcation serta demilitarisasi angkatan bersenjata Ukraina.

Target-target tambahan di atas dapat dijadikan bargaining dalam pembicaraan damai.

Dengan demikian tujuan sesungguhnya Rusia invasi atau operasi militer BUKAN menduduki seluruh Ukraiana melainkan 1/3 negara tersebut dengan sejumlah target utama di atas, termasuk melepas keterasingan dan isolasi 30 tahun Transnistria.

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun