Lambat tapi pasti, pasukan dan milisi sejumlah negara mulai merambah ke Ukraina guna memperkuat militer Ukraina menghadapi ganasnya raksasa beruang militer Rusia.
Belasan negara didominasi pasukan dan milisi dari negara NATO dan non NATO bahkan dari timur tengah dan Turki juga telah mengalir ke negara yang sedang terkoyak berdarah-darah tersebut.
Masuknya milisi asing ke Ukraina adalah respon dari "undangan" atau ajakan presiden Ukraina Volodymyr Zalenski beberapa hari lalu.
Bak gayung bersambut sejumlah negara memberi akses pada petualang-petualang di negaranya yang ingin terjun membantu Ukraina dari berbagai sisi, dari tenaga kesehatan, tenaga sosial hingga ikut berperang pada berbagai keahlian.
Menurut pejabat pertahanan Ukraina setidaknya 30 ribu milisi dari seluruh dunia telah mengajukan permohonan.
Belum jelas berapa yang telah disetujui, namun kelihatannya Ukraina menerima jumlah berapapun selama mempunyai keahlian dan pengalaman.
Diantara kelompok atau grup milisi yang disetujui oleh Ukraina adalah milisi Wali dari Kanada yang terkenal dengan keahlian menembak jarak jauh (sniper) dalam perang sipil Irak dan Afganistan serta Kurdi Suriah saat melawan ISIS dua tahun yang lalu.
Tiga orang personil sniper Wali yang dirahasiakan identitasnya telah tiba di Ukraina. Mereka menyebrang dari perbatasan Polandia.
Milisi sniper Wali didominasi veteran dari Resimen invantri Kanada (Princess Patricia's Canadian Light Infantry) yang dibentuk sejak 1914.
Kehebatan sniper Kanada dalam menembak jarak jauh sangat terkenal terutama dalam 2 dekade terakhir.
Dua personil angkatan bersenjata Kanada (Canadian Forces) yakni Aron Perry dan Rob Furlong adalah pemegang rekor sniper terbaik dalam kondisi perang.
Aron Perry pemegang rekor sniper pada jarak 2.310 meter yang dicatat pada 2002 dalam perang Afganistan. Mematahkan rekor Carlos Hathcook (Inggris) yang dibuat pada 1968 dalam perang Vietnam.
Sementara itu rekannya Rob Furlong justru mematahkan rekor Perry dalam kancah yang sama yakni perang Afganistan. Furlong melepaskan peluru Lapua Magnum 0,338 inci dari moncong L115A3 mencapai jangkauan sasaran sejauh 2.475 meter.
Keduanya bersama 4 orang lainnya dari AS dan Inggris kemudian masuk dalam tim khusus pada 2002 dalam operasi Anaconda bentukan CIA yang bertugas mengejar target petempur Al-Qaeda dan Taliban dari posisi sekitar gunung dan dataran tinggi yang dikuasai AS dan pemerintahan Afganistan dukungan AS.
Setelah usai perang Afganistan, keduanya mengajar para penembak jitu di berbagai kesatuan dalam Angaktan Bersenjata Kanada dan terlibat di Suriah.
Kini beberapa veteran telah membentuk grup sniper swasta, satu diantaranya paling terkenal adalah milisi Wali yang telah terlibat dalam perang Suriah dan tentu saja sebelumnya Irak dan Afganistan.
Para mantan penembak jitu dari angkatan bersenjata Kanada tersebut kini merambah ke Ukraina. Menurut pengakuan salah seorang anggota Wali yang telah tiba di sana mengatakan mereka dikontrak untuk 3 tahun. Sumber : CBC.
Dalam waktu dekat kemungkinan besar jumlah penembak jitu bayaran atau sukarela asing akan berjubel di seluruh Ukraina.
Bagaimana cara Rusia menyiapkan strategi anti penembak sniper?
Rusia mempunyai keahlian dan teknologi mendeteksi arah serangan / tembakan sniper semacam teknik uji balistik peluru guna menetapkan arah lintasan tembakan dan menyiapkan pemboman ke arah asal sniper.
Rusia juga memiliki penembak jitu tersendiri guna mengawasi sniper lawan. Tentu saja Rusia menyiapkan tindakan-tindakan anti sniper guna mencegah sniper Ukraina menjalankan oprasi senyapnya secara leluasa.
Melihat perkembangan yang semakin keras ini bisa jadi Rusia akan semakin berat mengatasi perlawanan Ukraina.
Tampaknya Rusia musti mengubah taktik sebelum tentaranya yang kini terlihat hilir mudik di tempat terbuka menjadi santapan sniper Ukraina di kota-kota yang mereka duduki, mungkin termasuk santapan grup Wali jika tidak mewaspadainya dari awal.
abanggeutanyo
Catatan : Mohon maaf jika memiliki kesamaan nama dengan apapun di tanah air Indonesia hanya kebetulan saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H