Sejak meletus perang antara koalisi pimpinan Arab Saudi dengan pemberontak Houthi 7 tahun lalu perang Yaman belum merupakan ancaman serius terhadap pelayaran internasional di kawasan Laut Merah.
Berdasarkan jumlah serangan terhadap kapal-kapal yang melintas di sana telah terjadi dua kali serangan terhadap kapal dan dua kali peristiwa pembajakan kapal.
Pada 2016 sebuah kapal Uni Emirat Arab (UEA) SWIFT-1 diserang pemberontak Houthi di Laut Merah di kawasan antara Yaman dan Eritrea.
Pada Juli 2018 pemberontak Houthi menembak kapal tanker yang dioperasikan oleh Arab Saudi.
Pada 17 Nopember 2019 sebuah kapal berbendera Arab Saudi dan 2 kapal Korea Selatan dibajak oleh Yemeni Coast Guard (Penjaga pantai Yaman Houthi) di Laut Merah dekat pulau Uqban di utara pelabuhan Hodeidah.
Namun kini bisa jadi perang Yaman akan masuk ke arena pertempuran laut setidaknya akan terjadi peningkatan sabotase di Laut Merah. Perang Yaman akan menjadi ancaman serius terhadap kapal-kapal yang melintasi Laut Merah.
Pembajakan atau serangan sporadis terutama terhadap kapal-kapal negara teluk atau negara-negara pendukung koalisi pimpinan Arab Saudi akan meningkat.
Peristiwa pembajakan terkini oleh pemberontak Houthi (dukungan Iran) terjadi di awal tahun 2002. Pemberontak Houthi membuka "lembaran" tahun baru dua hari lalu tepatnya pada 2 Januari 2022 menjelang dinihari.
"Rwabee" atau Rawabi, sebuah kapal landing (Landing Craft bernama Rawabi berbendera UEA pengangkut kargo militer berangkat siang hari dari pelabuhan Hamriya, Dubai UEA pada 2 Januari 2022 menuju pelabuhan Jizan, Arab Saudi.
Ketika berada dekat Centre Peak Island atau 23 mil di utara pelabuhan Hodeidah sebuah boat karet cepat diawaki 9 personil terlatih mengejar kapal yang sedang berada di jalur internasional tersebut pada malam yang gelap menjelang pergantian hari.