Saat ini Polisi sedang dalam sorotan tajam akibat beberapa oknumnya "terjerat" dalam tindak tanduk yang kontra produktif dengan sumpah dan janji yang pernah ikrarkan ketika dilantik menjadi anggota Polisi.
Kompas.com mencatat 10 kasus yang jadi sorotan publik hanya dalam bulan Oktober saja, yaitu :
- Kapolres Nunukan aniaya anggotanya
- Polisi di Lombok bunuh temannya
- Kapolsek Parigi diduga perkosa anak tersangka
- Polisi Tangerang banting mahasiswa
- Kapolres Luwu Utara dan anak buahnya aniaya buronan saat ditangkap
- Pihak Polres Luwu Timur diduga abaikan laporan pemerkosaan 3 anak perempuan
- Seorang oknum Polisi di Maumere aniaya warga di Sikka, NTT
- Polisi di Mojekerto terlibat pesta Narkoba
- Polisi dan ASN berkomplot rampok mobil mahasiswa
- Oknum Polisi pacaran dalam mobil patroli
Belum termasuk 2 (dua) peristiwa dalam kasus preman vs pedagang di Sumatera Utara.
Belum juga ditambah kasus terkini oknum Polisi Lalu Lintas Bandara Soekarno Hatta "memalak" 1 karung bawang putih pada sopir truk pengangkut di Tangerang.
Bandingkan dengan totalitas Polisi di seluruh Indonesia dalam berbagai kesatuan yang berkomitmen menjadi polisi santun dan menjaga sumpah dan janjinya.
Pasti masih banyak Polisi di sekitar anda, keluarga anda, kenalan dan tetangga Anda yang santun, profesional, modern dan terpercaya (Promoter).
Prosentase mereka pastilah lebih banyak dibandingkan oknum-oknum yang menyia-nyiakan profesi mereka seabgai seorang Polisi.
Bayangkan, tim buru sergap anti bandit (Buser) atau tim apapun namanya sejenis itu sedang mengungkap kejahatan .Mereka menyusuri lorong demi lorong di malam hari, gelap dan hujan.
Apa jadinya jika Polisi tidak melakukan tindakan tersebut secara sistematis dan berkelanjutan?
Tidak perlu lama-lama berpikir. Pastilah negara ini mejadi negara rimba. berlaku hukum preman dan negara pastilah dikuasai orang-orang bermental premanisme, bar-bar dan primitif. Pemenang di berbagai arena bukan siapa yang benar tapi siapa yang berani dan mungkin siapa yang paling nekat.
Betul, ada pepatah mengatakan "gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga." Gegara segelintir oknum liar, lembaga itupun ikut-ikutan tercoreng.