Berdasarkan penulusuran data pada sumber ini jumlah sebaran covid-19 se tanah air hingga 4 September 2021 sekitar 4,1 juta orang. Kasus terbanyak di provinsi DKI Jakarta dengan jumlah penderita 851 ribu atau 20,7% dari total sebaran kasus covid se tanah air.
Jika penderita covid-19 (kasus) di bagi dalam komposisi jenis kelamin (pria dan wanita) hampir seluruh provinsi memperlihatkan laki-laki lebih dominan dari perempuan. (Tidak termasuk jenis kelamin transgender).
Sebaliknya, ada beberapa provinsi saja memperlihatkan penderita covid-19 TIDAK didominasi wanita yaitu :
- Bali : 107.562 kasus (laki-laki 54.168 orang, perempuan 52.886 orang). Lebih banyak laki-laki 1.282 orang.
- Papua : 32.509 kasus (laki-laki 16.163, perempuan 14,532)
- Papua Barat : 22.443 kasus (laki-laki 11.559, perempuan 10.804)
- Maluku Utara : 11.810 kasus (laki-laki 5.899, perempuan 5.680)
- Kaltim : 151.738 kasus (laki-laki 84.507, perempuan 66.476). Lebih banyak laki-laki 18.301 orang (21%)
- Kalut : 32.468 kasus (laki-laki 17.189, perempuan 14.969). Selisih 2.220 orang
- NTT : 59.900 kasus (laki-laki 28.145, perempuan 31.573). Selisih 3.428 orang
Kalteng dan Banten perempuannya juga lebih tangguh tapi tidak dengan angka yang signifikan.
Ada 26 provinsi memperlihatkan perempuan mendominasi (lebih banyak) terjangkit covid-19 ketimbang laki-laki.
Tentu saja TIDAK berarti perempuan-perempuan di 26 provinsi tersebut kurang pandai menyikapi protokoler kesehatan covid-19
Dari jumlah kasus covid-19 di Aceh per 4 September 2021 terdapat 33,569 orang (laki-laki : 16.111, perempuan : 17,426). Tidak berarti perempuan di Aceh kurang pandai menyikapi protokoler kesehatan covid-19.
Di Riau terdapat 124,200 kasus ( laki-laki 61,410, perempuan 62,782) dan DKI Jakarta jumlah kasus : 851,686 orang (laki-laki 417,996, perempuan 423,051), bukan berarti perempuan-perempuan di sana tidak pintar jaga kebersihan.
Hal yang sama juga di Banten, Jabar, Jateng, Jatim ,Sulut, Sulsel, NTT dan lain-lain, penderita perempuan lebih mendominasi dari laki-laki, tidak berarti mereka di sana tidak pandai menjaga kesehatan.
Banyak faktor yang penyebab terjadinya covid-19. Penyebab lingkungan juga bisa mempengaruhi kondisi seseorang termasuk wanita.
Iklim, cuaca, kondisi geografis, kebiasaan perempuan sehari-hari serta kebersihan lingkungan dan masyarakat bahkan (mungkin saja) depresi pun bisa saja ikut mempengaruhi sebaran covid-19.
Ada yang mengatakan itu kebetulan, bahkan ada juga yang mengaitkan dengan hanya masalah angka saja yang bisa berubah setiap saat, setiap waktu bahkan berubah tiba-tiba.
Namun yang lebih dramatis, menganggap covid-19 hanya soal giliran saja karena manusia hanya bisa berikhtiar melalui serangkaian sistem yaitu mematuhi prokes, vaksin, minum vitamin dan berdoa.
Apapun alasannya, berdasarkan angka, data dan informasi aktual di atas memperlihatkan perempuan-perempuan (wanita) di sejumlah provinsi tertentu lebih kuat dari perempuan di provinsi lain bahkan lebih kuat dari laki-laki dalam provinsi yang sama.
Telah banyak survei ilmiah menyelidiki tentang daya tahan tubuh antara perempuan (wanita) dan laki-laki (pria). Hasilnya memperlihatkan wanita lebih tahan atau kuat menderita daripada pria.
Terkait virus corona juga memperlihatkan wanita (seharusnya) lebih kuat daripada pria. Fakta memperlihatkan tingkat kematian laki-laki dari covid-19 lebih besar dari wanita, itu artinya wanita lebih tahan menderita atau setidaknya imunitas wanita lebih kuat ketimbang pria.
Pria dan wanita memberi respons berbeda terhadap COVID-19 saat virus tersebut masuk ke dalam tubuh. Wanita memberi respons imun kuat dengan limposit T, sel darah putih yang dapat mendeteksi virus dan menghilangkannya. Sedangkan pria kesulitan menerima sel T. Sehingga semakin mereka tua semakin lemah cara mereka merespons virus. Sumber : voi.id.com.
Mengacu kepada angka dan data pada sumber di atas memperlihatkan ada 7 (Tujuh) kawasan perempuan lebih tangguh dari laki-laki. Tiga kawasan provinsi paling tangguh perempuannya adalah Kaltim, NTT dan Kalut.
Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) adalah kawasan perempuan paling tangguh se indonesia dalam menghadapi covid-19.
Apa rahasia perempuan di sana lebih tangguh dari prianya bahkan dari wanita se tanah air musti dicari sebabnya.
Apakah perempuan di Kaltim memang lebih kuat menghadapi penderitaan, lebih banyak dan kuat limposit T mereka, lebih sigap hadapi virus corona atau kondisi geografisnya lebih aman ataukah cuma angka-angka saja?
Jika selama ini kita mengacu apapun pada angka-angka termasuk level PPKM pun mengacu pada angka maka tipis kemungkinan kenyataan di atas hanya permainan angka saja.
Ada baiknya para ahli dan pakar kesehatan masyarakat dan penyakit serius segera menuju ke sana "mengintip" apa yang dilakukan perempuan di Kaltim sehingga mereka lebih tangguh hadapi Covid-19 ketimbang wanita lain se Indonesia bahkan pria Kaltim.
Mengintip di sini maksudnya adalah menggali informasi paling dalam, bukan mengintip yang lain bisa runyam masalahnya.
Hasilnya akan dijadikan rujukan bagaimana wanita seharusnya menyikapi penyakit pandemi atau endemi di suatu saat nanti saat muncul penyakit baru dengan nama dan istilah apapun.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H