Pada siang itu Taliban menangkap Najib dan saudaranya Shahpur dari "tahanan PBB." Keduanya disiksa hingga tewas pada 26 September 1996.
Setelah meninggal dunia, ke dua mayat itu diikat di belakang truk dan diseret di sebuah lokasi jalan di kota Kabul.
Dua jasad yang tersisa itu lalu digantung di tiang lampu penerangan kota Kabul sekaligus menandai era hukum pemerintahan Taliban telah berlaku.
Nasib buruk seperti itu tidak saja dialami Najibullah.
Muammar Khadafi awalnya juga memilih bertahan di Tripoli melawan pemberontak dukungan sekutu dalam perang saudara Libya juga berakhir tragis di tangan pemberontak.
Ketika di ambang kekalahan, Khadafi dan sisa pengawalnya berusaha lari ke lembah Jarret di luar kota Misrata. Konvoinya 14 kendaraan dibom oleh AS (Nato), pelariannya kandas.
Khadafi dan pengawal yang tersisa lari ke sebuah villa. Lalu Khadafi bersembunyi di sebuah gorong-gorong.
Dia ditemukan, lalu ditangkap dan mengalami penyiksaan sangat keji. Dia tewas tidak sampai 1 jam setelah berada di tangan pemberontak pada 20 Oktober 2011.
Saddam Husein dan beberapa tokoh negara lainnya yang kalah dalam kudeta, pemberontakan, revolusi dan perang saudara juga hampir sama nasibnya cuma berbeda waktunya saja.
Tampaknya kekhawatiran seperti itulah menghantui Ghani, karenanya dia menulis "Untuk menghindari pertumpahan darah saya pikir lebih baik saya pergi," di akun facebook-nya.