Ketika tiba di Doha Ashraf Ghani memberi klarifikasi di balik kaburnya dia dari negeri yang telah dipimpinnya selama 6,5 tahun.
Menurutnya dia pergi demi alasan keselamatan dan menghindarai pertumpahan darah.
Pada kesempatan itu dia juga menyangkal membawa lari uang sebagaimana dituduhkan Dubesnya di atas.
Tampaknya alasan Ghani sangat kuat, karena berdasarkan pengalaman sebelumnya pernah terjadi pembunuhan terhadap Presiden Afganistan dukungan Uni Soviet oleh Taliban beberapa dekade lalu.
Setelah Soviet mundur di Afganistan pada 1989 mereka masih memberi dukungan untuk Presiden Mohammad Najibullah hingga Januari 1992 karena kondisi di dalam negeri Uni Soviet sedang kacau.
Keputusan itu membuat posisi Najib melemah.
Melihat gelagat tidak baik tersebut Abdul Rashid Dostam, Menteri Pertahanan Afganistan bersama 40 ribu pasukannya aliansi utara menyatakan berpihak pada komandan Mujahidin legendaris, Ahmad Sah Massoud.
Momentum itu sekaligus menandakan Mujahiddin berkuasa dipimpin Presiden Burhanuddin Rabbani sekaligus menamatkan riwayat Najibullah.
Najibullah kemudian ingin terbang ke luar Afganistan dicegah oleh Massoud di bandara Kabul. Dia akhirnya ditahan di salah satu ruangan di kedubes India, sebagai tempat tahanan PBB, hingga 1996.
Menjelang Taliban berkuasa, pada September 1996 giliran Massoud menawarkan Najib segera meninggalkan Kabul, tapi -kali ini-Najib menolak.
Taliban akhirnya berhasil menjatuhkan pemerintah Mujahiddin.