Berdasarkan hasil pemilu Presiden Afganistan 28 September 2019 lalu Mohammad Ashraf Ghani adalah Presiden Afganistan yang terpilih secara demokratis. Meski warga ikut serta hanya 19% faktanya dia menang, meraih 923 ribu suara atau 50% sehingga kembali berkuasa untuk periode 2019-2024.
Namun sejarah mengukir fakta lain, Ghani kabur ke Uni Arab Emirate (UAE) pada 15 Juli 2021 saat pasukan pemberontak Taliban beberapa jam di seluruh luar gerbang kota Kabul.
Ketika Taliban bergerak, seluruh pasukan elite dan polisi khusus kolap, tak terlihat di manapun. Tidak ada seorang pun menembakkan peluru mereka, kecuali dari pihak Taliban yang menembak ke atas guna merayakan kemenangan.
Kontras sekali dengan janji komandan militer pada Presiden bahwa mereka akan fight menahan ofensif Taliban jika mereka masuk ke Kabul.
Di istana Presiden pada Minggu siang itu sangat menegangkan. Ghani terpaksa ambil keputusan, melarikan diri.
Hanya mengenakan sandal jepit dan pakaian seadanya dia dipaksa meninggalkan Istana (Afganistan).
Empat unit mobil membawa dia dan istri serta dua orang terdekat menuju ke kedutaan AS.
Sebagaimana telah kita ketahui bersama, Ghani kemudian menuju ke UAE.
Informasi kaburnya Ghani pertama sekali datang dari Zahir Aghbar, Dubes Afganistan untuk Tajikistan. Kepada AP News dia menuding Ghani telah kabur ke UEA setelah "mencuri" uang sebesar uang $169 juta AS dari kas negara dua hari sebelumnya.
Hal sama juga disampaikan jurubicara Dubes Rusia untuk Afganistan, Nikita Ishchenko. Menurutnya, banyak sekali uang yang berusaha dibawa ke helikopter namun tidak muat hingga dibiarkan berserakan di dekat landasan helikopter dalam komplek kedubes AS.