Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jeff Bezos Wujudkan Penantian Mary Funk, Bagaimana dengan Pratiwi?

17 Juli 2021   22:48 Diperbarui: 21 Juli 2021   18:52 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mary Funk (kiri). Sumber gambar crop dari gramho.com. Gambar kanan : Pratiwi dan Akbar sedang dalam latihan di NASA. Sumber : zonaintelektual.com. Digabung oleh Penulis

Ahli biologi dari Universitas Indonesia itu sedianya akan melakukan uji DNA di luar angkasa bersamaan dengan peluncuran satelit Plapa B-3.

NASA memilih Pratiwi bersama astronot pengganti Taufik Akbar pada Nopember 1985. Keduanya juga telah mengikuti pelatihan 5 bulan intensif dan sangat ketat di pusat peluncuran Florida.

Ketika sedang mengikuti pelatihan, pada 28 Januari 1986 roket pengangkut pesawat ulang alik Challengger  untuk program STS-51-L baru saja diluncurkan 73 detik dari pusat peluncuran Florida meledak pada ketinggian 29 km meledak di atas lautan atlantik.

Tujuh astronot termasuk dua astronot wanita (Judith. A Resnik dan Christa McAuliffe) hancur berkeping tak ditemukan untuk selamanya. 

Akibat insiden tersebut NASA menghentikan selama 3 tahun seluruh program luar angkasa mereka sehingga terimbas pada misi STS-61-H yang akan membawa Pratiwi ke luar angkasa sejauh 400 km di atas permukaan bumi, melebihi apa yang akan dicapai Funk sekarang bersama New Shepard.

Cita-cita Pratiwi menjadi astronot Indonesia dan Asia pertama telah tertunda lebih tiga dekade hingga saat ini ketika Pratiwi berusia 69 tahun.

Mengacu pada pencapaian Funk pada usianya 83 tahun kita berharap semoga juga terjadi keajaiban pada ibu Pratiwi Pujilestari Sudarmono atau bisa juga untuk Taufik Akbar.

Meskipun bukan bepergian untuk misi penelitian lagi tapi akan memenuhi impian yang belum tersalurkan sejak 35 tahun lalu. 

Siapa tahu Jeff Bezos (Blue Origin) atau Richard Branson (Virgin Galactic) atau Elon Musk (SpaceX) terinspirasi untuk  memberi salah satu kursi di pesawat atau kapsul mereka untuk "tamu kehormatan" yang juga telah mencurahkan hidup mereka untuk ruang angkasa tapi belum kesampaian hingga saat ini.

abanggeutanyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun