Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengapa Media Berita Makin Gencar Beberkan Lemahnya Efikasi Vaksin Sinovac?

17 Juli 2021   05:03 Diperbarui: 17 Juli 2021   05:36 1180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak jelas kapan pasti mulainya, tapi terasa sekali kini semakin banyak media pemberitaan menyoroti vaksin buatan China, khususnya Sinovac yang kurang sedap kinerjanya.

Kompas.com memberitakan Singapore tidak mengakui warganya yang telah mendapat suntikan vaksin Sinovac. Mereka musti disuntik lagi dengan vaksin Pfizer atau Moderna, program vaksinasi diakui Singapura yang berbasis mRNA.

Media lainnya memberitakan tentang "inovasi" ahli kesehatan Thailand "mencampur" vaksin. Setelah disuntik Sinovac pada tahap pertama atau ke dua musti disuntik lagi dengan vaksin yang lebih kuat.

Ada juga pemberitaan tentang ambruknya sejumlah tenaga kesehatan meskipun telah 2 kali mendapat suntikan vaksin Sinovac.

Media berita luar negeri The Washington Post juga  mengkritisi negara-negara teluk awalnya mendukung penggunaan vaksin China (Sinopharm) tapi kini mulai meragukan efektifitasnya.

CNN Indonesia kini juga menurunkan berita yang meragukan efektifitas (efikasi) vaksin buatan China seperti yang ditulis pada edisi 16 Juli 2021.

Sekadar ulangan, berikut sejumlah produk vaksin dan tingkat efikasi vaksin covid-19 yang diambil dari bsco.com :

Sumber : bsco.com
Sumber : bsco.com
Mengacu pada daftar di atas terlihat memang efikasi vaksin Sinovac paling rendah dibanding sejumlah vaksin yang telah direkomendasikan WHO.

Mungkin angka efikasi untuk Sinovac pada tabel di atas terlalu rendah. Namun mengacu pada berbagai informasi posisi efikasi vaksin Sinovac memang tidak jauh berbeda dengan yang terlihat dalam tabel di atas.

Keterangan BPOM saat menerbitkan EUA untuk Sinovac 11 Januari 2021, menyatakan bahwa efikasi atau tingkat kemanjuran vaksin ini terhadap virus corona mencapai 65,3 persen.

Vaksin Sinovac adalah vaksin kedua yang diperkenalkan pada dunia (setelah Sputnik V buatan Rusia yang diragukan para ahli dunia tentang uji klinisnya).

Awalnya China memenangi "perlombaan" menghasilkan kandidat vaksin-anti virus corona. Kandidat vaksin yang mereka hasilkan lulus serangkaian uji klinis dan mendapatkan rekomendasi pemerintah.

Setelah diakui dalam aneka uji klinis dan diakui ahli kesehatan dunia lalu diproduksi secara massal dan dinantikan sejumlah negara termasuk Indonesia.

Pemerintah China dengan penuh bersemangat berencana menginokulasi (terutama) negara-negara berkembang dengan vaksin perusahaan mereka hasilkan. 

Masih teringat, hingga pertengahan Juni 2020 sejumlah negara kaya "antri" berebut pasokan vaksin dari China meskipun pembelian dalam jumlah terbatas.

Tapi akhir-akhir ini posisi vaksin China dalam vaksinasi global dibayangi kekhwatiran atas pasokan, harga yang tinggi dan tingkat kekebalan yang ternyata rendah.

Mengapa pemberitaan minor untuk vaksin buatan China kini muncul sangat deras, padahal daftar kajian tentang efikasi aneka vaksin yang diproduksi oleh berbagai negara telah lama ada, mudah ditemukan di mana-mana.

Mengapa negara-negara pemesan dan media berita baru menyadari efinitas vaksin buatan China rendah padahal pejabat teras China sendiri telah mengakui rendahnya daya kerja vaksin mereka dan menyarankan "mencampurnya" sebagai boster vaksin (suntikan tambahan dengan vaksin lain).

"Chinese vaccines don't have very high protection rates," ujar Gao Fu, pejabat pusat pengawasan penyakit China dalam sebuah acara konfrensi di Chengdu pada April 2021 lalu.

Sangat mengherankan meskipun ada yang mengatakan teori konspirasi bagaimana mendongkrak vaksin buatan Eropa dan AS dalam persaingan berebut pasar di seluruh dunia termasuk di negara Asean yang telah mendapat jatah sangat banyak.

Menurut informasi NikkeiAsia edisi 28 Juni 2021, jumlah vaksin yang dipesan oleh negara ASEAN berdasarkan merek vaksin hingga Juni 2021 adalah sebagai berikut :

Sumber : NikkeiAsia
Sumber : NikkeiAsia
Grafik di atas memperlihatkan vaksin Sinovac ternyata paling banyak dipesan oleh Indonesia. Mengacu pada garis grafik jumlahnya kira-kira 125 juta dosis.

Mengapa Indonesia lebih banyak memesan Sinovac, bisa saja karena jumlah penduduknya sangat banyak dibanding negara manapun dalam ASEAN.

Kemungkinan lain karena pemerintah Indonesia tidak sabar menanti vaksin lain akibat tekanan kondisi darurat dan meminimalisir risiko sebaran covid-19 sangat dahsyat.

Ada juga yang menduga vaksin buatan China yang berlimpah untuk Indonesia adalah bagian barter diplomasi kepentingan, tapi hal itu belum cukup kuat buktinya.

Sebuah studi yang dilakukan Kementerian Kesehatan pada Januari hingga Maret 2021 lalu memperlihatkan perlindungan 100% pada pasien yang mengalami gejala parah dan rawat inap. Mungkin ini juga menyebabkan pesanan berlimpah ruah.

Terlepas dari bagaimana klaim 100% manjur yang diperoleh NikkeiAsia di atas fakta yang terjadi saat ini adalah banyaknya media berita dan negara yang tampaknya meragukan kemampuan vaksin buatan China.

Fakta lainnya adalah stok vaksin sinovac tergolong langka, bahkan di klinik tertentu sudah mulai dijual (vaksin berbayar).

Namun demikian kita juga musti berlapang dada menyikapi sorotan aneka media berita dalam dan luar negeri yang menyampaikan keraguan tentang efikasi vaksin produk China, karena yang disampaikan itu juga fakta, kejadian atau peristiwa yang terjadi terkini. Dengan kata lain, proses peristiwa masa lalu  yang baru terlihat saat ini dampaknya.

Jika laporan media berita itu benar, pemerintah selayaknya melakukan antisipasi, misalnya :

  • Membeli atau menyediakan vaksin yang mempunyai efikasi yang lebih hebat
  • Melakukan penelitian mendalam perlukah vaksin booster untuk warga yang telah menerima vaksin Sinovac atau sejenisnya
  • Melakukan kajian, benar atau tidak apa yang dilaporkan media berita dalam dan luar negeri tentang munculnya keraguan pada efikasi vaksin buatan China

Pemerintah Indonesia dan pejabat terkait memiliki tenaga ahli handal dalam menganalisa secara ilmiah, melakukan uji coba empiris dan mengambil kesimpulan konprehensif.

Jika kesimpulannya justru memperkuat kebijakan yang telah ada maka tidak ada kalimat yang lebih tepat untuk ditulis di sini selain mengatakan "lanjutkan."

Namun jika ada keraguan tentang itu jangan sungkan mengatakannya karena masih ada solusi lain yakni vaksin tambahan atau vaksin booster dan pengadaan vaksin yang lebih hebat kinerjanya.

Semuanya akan dapat dilalui dengan tenang karena Indonesia pasti akan baik-baik saja.

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun