Berbeda dengan Indonesia, Pasukan Pengawal Presiden (Paspampres) Haiti berasal dari Kepolisian Nasional Haiti atau The Haitian National Police (HNP) dari beberapa unit khusus.
Hampir semua lembaga di Haiti menggunakan bahasa Prancis. Dalam bahasa Prancis Polisi Nasional Haiti disebut "Police Nationale d'Hati. Dalam akronim Prancis singkatannya PNH, kebetulan mirip dengan singkatan Indonesia (PNH).
Setelah beku beberapa tahun, Polisi Nasional Haiti (PNH) dibentuk kembali pada masa Presiden Jean-Bertrand Aristid pada 12 Juni 1995 dalam jumlah yang sederhana.
Kekuatan PNH kini lebih kurang 17.000 - 20.000 personil dan saat ini masih dipimpin Leon Charles dengan pangkat Director General (kalau di Indonesia kira-kira eselon 1A).
Kepolisian Haiti mempunyai 5 unsur pelaksana tugas pokok (UPTP). Tapi terdiri dari 17 tugas unit spesialis, satu diantaranya paling berpengaruh adalah The General Security Unit of the National Palace (USGPN), spesialis pengamanan istana negara dan orang VVIP yang hingga artikel ini ditulis masih dipimpin oleh Dimitri Herard.
Sejak 1997 The General Security Unit of the National Palace (USGPN) mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
- Menjamin keselamatan dan keamanan bangunan Istana Negara
- Memastikan keselamatan dan keamanan tempat tinggal pribadi presiden
- Mengawal konvoi kepresidenan ketika Presiden Republik harus bepergian dengan kendaraan
Dominasi USGPN dalam kepolisian nasional Haiti bukan rahasia lagi, nyaris tidak tersentuh dalam segala hal, disegani kawan dan lawannya karena sangat powerful dan berpengaruh di Haiti.
Meskipun Haiti memiliki unit pengamanan khusus lainnya seperti The CAT team pimpinan Paul Eddy, USDG pimpinan Jean-Laguel Civil dan USP (USP) dpimpinan Pierre Osman tapi USPGN tak tergoyahkan.
Namun demikian, entah merasa curiga, kabarnya Moise lebih percaya pada pengawalan The CAT team ketimbang USPGN, tapi sangat sedikit sekali informasi tentang The CAT team sejenis kelompok bodyguard bayaran tersebut.
USGPN sangat dominan. Unit ini mengklaim dapat bergerak di semua sektor, padahal menurut beberapa informasi USGPN hanya dalam ruang lingkup Istana Presiden atau Istana negara dan mobilitas Presiden saja. Akibatnya peranan USGPN sering tumpang tindih dengan unit lain terutama USP, The CAT team, USDG dan sejenis SWAT team (GIPNH).
Namun peristiwa pembunuhan terhadap Jovenel Moise mengungkap beberapa fakta mengejutkan, antara lain adalah prosesnya terjadi dengan cara cepat dan tidak ada satupun petugas USGPN terluka dalam insiden tersebut dan 11 orang penyerang telah berusaha sembunyi di kedutaan besar Taiwan.
Dimanakah USGPN dan the CAT team serta USP yang menyandang slogan menggetarkan itu berada ketika peristiwa itu terjadi? Itu adalah pertanyaan wajib Hakim, Jaksa dan kebingungan paling banyak orang Haiti saat ini.
Entah ada kaitan dengan kecurigaan dengan peristiwa di atas atau tidak ada, saat artikel ini dibuat, Dimitri Herard (bos USGPN) diganjar oleh pengadilan AS untuk diperiksa karena (dituduh) melakukan penyelundupan senjata dan narkotika AS dan Haiti. Sumber: ini dan ini.
USPGN juga termasuk dalam daftar yang paling disorot oleh pengamat HAM karena bertindak sanagt represif bahkan di luar kontrol dari kepolisian nasional Haiti (NPH).
Kini Herrad (bos USGPN), Paul Eddy (The CAT), Pierre Osman (USP) dan Laguel Civil (USDG) akan menjalani pemeriksaan marathon secara terpisah mulai 11 Juli 2021.
Di sudut lain, dari 20 orang tertangkap 19 orang adalah orang Kolombia. 15 orang diantaranya adalah pensiunan tentara Kolombia.
Satu diantaranya, Manuel Grosso Duarin adalah pensiunan masih segar 2019 lalu. Dia pernah mendapat pelatihan special command training dari instruktur AS. Pada tahun 2013 dia bertugas sebagai pasukan khusus anti teroris perkotaan Kolombia.
Sementara itu, James Solages (warga AS yang terlibat) mengatakan kepada pemeriksa bahwa misi komando itu telah dibentuk di Haiti sejak beberapa bulan lalu. Dia sendiri berada di Haiti sejak sebulan yang lalu bertugas sebagai bodyguard di kedutaan besar Kanada di Haiti.
Orang-orang Kolombia terlibat di sana direkrut oleh 4 perusahaan di Kolombia. Mereka dikirim ke Haiti dalam 2 gelombang melalui Republik Dominika (tetangga langsung Haiti).
Solages mengaku perannya di sana sebagai penerjemah bersama Joseph Vincent seraya menambahkan, "misi itu sebetulnya hanya untuk menangkap Moise bukan membunuhnya."
Seorang wanita mengaku sebagaiistri Francisco Eladio Uribe salah seorang Kolumbia yang ditangkap mengakui dalam sebuah wawancara di radio, suaminya dijanjikan gaji $2.700 per bulan dengan pekerjaan sebagai bodyguard sebuah keluarga.
Kembali ke tanah air.
Di Indonesia, pasukan pengamanan Presiden (Paspampres) berasal dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) AD, artinya bisa berasal dari seluruh unsur TNI AD, dari Denjaka, Marinir, Kostrad, Kopassus, Kopaskhas dan Den Bravo 90. Mereka yang terpilih adalah yang terbaik dari kesatuannya.
Tugas pengawalan dan pengamanan simbol negara diserahkan saja pada Paspampres. Apapun subyek, obyek dan misi pengawalannya tidak menambah daftar perbendaharaan istilah baru, cukup Paspampres, tidak ada istilah atau singkatan baru seperti The CAT Team, USDG, USP dan lain-lain.
Jika ada sebuah lembaga lain pejabat tinggi negara ingin membuat pasukan pengamanan tersendiri serahkan saja pada kepolisian atau TNI, jadi tidak ada semacam institusi mirip Paspampres.
Jika lembaga lain atau swasta ingin membentuk pasukan pengamanan sendiri tidak dianjurkan membentuk pasukan bodyguard bersenjata karena cepat atau lambat kelompok-kelompok tersebut akan membentuk asosiasi lalu menjadi tantangan tersendiri dan berat pasukan atau polisi yang bertugas mengatasi kelompok tersebut.
Masalah keamanan dan ketenangan warga jadi tanggung tanggung jawab Polisi, masalah keamanan negara dan simbol negara jadi tanggung jawab TNI.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H