Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Paspampres Haiti Kebobolan, Apakah Terlibat Konspirasi?

9 Juli 2021   16:14 Diperbarui: 11 Juli 2021   17:23 2099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arogansi, sewenang-wenang, bar-bar dan mungkin primitif ternyata belum beranjak jauh dari Republik Haiti yang usia kemerdekannya telah mencapai 217 tahun, lebih dari dua abad.

Bapak kemerdekaan Haiti, Jean-Jacques Dessalines tamat riwayatnya pada 17 Oktober 1806. Pulang dari perang melawan pemberontakan Dessalines tewas dianiaya secara primitif oleh anak buah atau pengawalnya di gerbang utara sebelum masuk ibu kota Haiti, Port -au-Prince.

Pada 1915 lalu juga terjadi pembunuhan bar-bar terhadap Presiden Haiti lainnya. Jean Vibrun G. Sam adalah Presiden Haiti dukungan Amerika Serkat (AS) tapi sejak menjabat pada 25 Pebruari 1915 tidak mendapat dukungan warga pada umumnya.

Sam terus diburu oleh pihak oposisi dan demonstran yang tidak puas padanya. Merasa semakin dalam bahaya Sam bersembunyi ke dalam gedung Kedutaan Besar (Kedubes) Prancis untuk memperoleh perlindungan dan suaka politik.

Oposisi dan demonstran datang menggeruduk gedung kedutaan Prancis dan meenangkapnya hidup-hidup. Sam "terhenti" selamanya dengan cara sangat hina. 

Ditangkap  di dalam gedung lalu dilemparkan dari atas pagar ke luar gedung. Di luar dia diikat laludilempar batu, kemudian dicabik-cabik oleh masa pemrotes. Bagian potongan tubuhnya kemudian diarak mengelilingi kota. 

Pendukung Sam marah, menyebabkan 2 minggu kekacauan besar seluruh Haiti dan memancing AS intervensi masuk ke Hati pada 28 Juli 1915 (disebut pendudukan pertama 1915 - 1934).

Berkekuatan 330 marinir saja AS menyerbu Haiti. Pierre Sully, tercatat satu-satunya tentara Haiti yang berani melakukan perlawanan tewas ditembak Marinir AS. Setelah itu AS menduduki Hati hingga berakhir Agustus 1934 dan benar-benar pulih pada 1941.

Kini, 106 tahun kemudian di jaman modern terjadi lagi pembunuhan tak kalah bar-bar beraroma primitif pada Presiden Haiti Jovenel Moise, pengusaha pisang yang jadi Presiden dan sedang berjuang metransformasi Haiti menjadi setingkat lebih maju.

Tak mudah bagi Moise, sejak berkuasa pada 7 Pebruari 2017 tak lepas dari ancaman dan rongrongan bahkan upaya pembunuhan.

Beberapa kali upaya pembunuhan terhadap Moise gagal akhirnya terjadi juga.

Meskipun petugas keamanan Presiden "The Haiti President's Guard" atau paspampresnya ala Haiti telah meningkatkan kewaspadaan sejak beberapa bulan terakhir seiring meningkatnya potensi ancaman pada Moise, ternyata sangat mudah diembus oleh pembunuh bayaran (profesional dan terlatih).

Sebuah tim beranggotakan setidaknya 28 orang telah terlibat dalam pembunuhan terhadap Jonever Moise. Sebanyak 18 orang telah tertangkap, 4 orang terbunuh, masih buron 6 orang lagi.

Perlu diketahui angkatan bersenjata Haiti berada dalam kondisi di bawah standard maka urusan keamanan Presiden Haiti dikelola oleh semacam "Paspampres" yang disebut The Haiti President's Guard yang sebetulnya adalah sekumpulan bodyguard yang dibiayai oleh negara.

Jika berpergian dalam negara sedikitnya  12 mobil mengawal mobil presiden dan belasan lagi motor petugas keamanan dari kepolisian Haiti.

Setidaknya 100 orang petugas keamanan selalu mengawal kediaman pribadi Moise di pinggiran kota Port-au- Prince. Jadi merekalah yang paling bertanggung jawab memberi perlindungan dan keamanan terhadap Presiden Haiti.

Tapi di manakah mereka saat itu berada dan bagaimana mereka menghadapi atau mencegah serangan oleh regu pembunuh (pasukan bayaran) dari Amerika Serikat dan Kolombia?

Dua komandan teras paspampres ala Haiti kini sedang diproses oleh kepolisian dan keamanan Haiti. Sedikit informasi kini telah terkuak.

Pada pukul 01.00 waktu setempat 7 Juli 2021, sebuah regu penyerang berbagi tugas hingga dengan 5 kendaraan memasuki komplek kediaman Presiden yang dijaga seratus bodyguard.

Beberapa petugas keamanan di pintu gerbang diperdaya oleh penyerang dengan penyamaran sebagai agen dari Drug Enforcement Administration (DEA) sedang menjalankan tugas. Keberadaan DEA memang diakui di sana karena membantu pemerintah Haiti dalam memerangi mafia peredaran Narkotika.

Lantas penyerang menuju ke kediaman Moise. Ada yang berjaga di halaman dan ada yang langsung masuk rumah berbagi tugas penggeledahan dan tugas eksekusi ke kamar Moise yang sedang beristirahat malam itu.

Tiba di depan kamar Moise mereka melepaskan tembakan membuka pintu kamar. Di dalam kamar mereka melepaskan sejumlah tembakan, 12 peluru diantaranya menembus berbagai permukaan tubuh Moise. Beberapa pecahan pelurunya menghantam ibu negara, Martine (istri Moise). 

Mendengar keributan 3 anak kecil mereka di kamar sebelah berhamburan mengungsi ke kamar kakak mereka di kamar lain hingga akhirnya mereka menyadari apa yang telah terjadi setelah para penyerang kabur.

Penyerang menurunkan Moise dari tempat tidurnya guna memastikan kondisinya benar-benar meninggal dunia. Dia tergeletak di lantai dekat kaki tempat tidurnya.

Ketika aksi berdarah itu sedang berjalan, beberapa penyerang lain menggeledah isi kamar dan rumah Moise. Mereka membongkar laci-laci yang mereka curigai atau harapkan menemukan sesuatu berharga dari sana. Sejumlah kertas dan dokumen terlihat berserakan di lantai ruangan hingga ke halaman rumah Moise.

Dari cara mereka menjalankan operasi seperti itu dapat disimpulkan mereka adalah tim yang terlatih dan porfesional. Dengan kata lain mereka bekerja dengan bayaran yang tentu saja atas perintah seseorang atau sekelompok orang yang berpengaruh.

Untuk menjalankan aksi tersebut, tim penyerang di lapangan dikoordinasi oleh 2 orang  AS yakni Joseph Vincent (55) dan James Solages (35). 

Siapa dan bagaimana dan atas perintah siapa Vincent dan Solages menjalankan pembunuhan bayaran itu sedang diperiksa oleh kepala kepolisian nasional Haiti, Leon Charles sebagaimana diungkapkan masih kurang mendetail oleh The NYTimes

Identitas sejumlah tersangka Kolombia telah diterima otoritas di Kolombia. Menteri Pertahanan Kolombia, Diego Molano memberi sedikit informasi bahwa mereka yang terlibat adalah warga Kolombia, pensiunan tentara nasional Kolombia. Sumber : FT.Com.

Sambil menantikan siapa aktor utama di balik pembunuhan Presiden Haiti kita berharap Paspampres di manapun di dunia harus tetap waspada dan tidak lengah mengawal simbol negara meskipun tidak dianjurkan membuat "berlebihan."

abanggeuatnyo

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun