Sejumlah pebalap cedera. Christ Froome pebalap dari Inggris dan Jasha Sutterlin (pebalap dari tim DSM Jerman) harus undur diri selamanya dari acara tersebut karena cedera parah.
Selain itu 20 pebalap lainnya meski masih dapat melanjutkan balapan tapi tidak dalam performa terbaik karena cedera ringan.
Pasca peristiwa tersebut dalam sekejab wanita berjaket kuning pembawa pamflet "Allez Opi-Omi" hilang tak jelas rimbanya.
Tabloid lokal dan netizen hangat memprediksi apa maksud wanita berjaket kuning itu menulis kalimat tersebut karena terdiri dari 2 bahasa campuran (Jerman dan Prancis) dan apa motivasinya.
Secara harfiah maksudnya lebih kurang "ayolah kakek dan nenek," mungkin mengacu kepada kakek nenek si wanita tersebut yang sedang menonton melalui televisi yang menayangkan siaran pembukaan tour de france 2021.
Netizen lain menduga wanita tersebut sengaja merusak acara tersebut melalui 2 bahasa guna memuluskan penyamaran dan pelariannya.
Jaket atau kaos kuning dalam balapan sepeda identik dengan tradisi kaos kuning berhak dikenakan setiap pebalap sepeda yang menang dalam sebuah etape (stage). Mungkinkah kakeknya dahulu pernah menjuarai Tour de France dan (sesungguhnya) paling berhak memperoleh jaket kuning?
Namun fokus masalah sesungguhnya bukan pada arti dalam pamflet dan jaket kuningnya, melainkan adalah siapakah wanita telah merusak "tradisi" acara yang dikemas sangat apik selama ratusan tahun itu dan apa motifnya.
Informasi kecil tentang wanita itu terungkap beberapa jam lalu saat artikel ini dibuat. Pihak kepolisian di kota Brittany mengakui telah menangkap dan menyelidiki wanita yang tinggal di sebuah apartemen di sebuah kota kecil di kawasan wisata, Brittany berpenduduk tidak lebih 21.000 jiwa.
Wanita berusia 30 tahun itu sedang diinterogasi motifnya merusak acara dan membahayakan dirinya dan orang lain, mungkin juga mengungkap apa arti dan tujuan "Alles Opi-Omi" dalam pamfletnya dan (pertanyaan bonus) soal jaket kuningnya.
Meski pada akhirnya ia menjawab tidak menyadari perbuatannya berbahaya dan tidak ada motifasi mencederai tradisi nol insiden ratusan tahun Tour de France tapi wanita yang masih disamarkan identitasnya tersebut (jika terbukti sengaja) bisa dikenakan hukuman penjara selama satu tahun dan membayar denda maksimal 1.500 euro, kecuali para pebalap yang jadi korban memaafkannya.