- Rumah sakit India kekurangan tempat penampungan pasien Covid-19
- Rumah sakit India kekurangan tabung oksigen salah satu alat penting dalam pertolongan pertama pasien Covid-19. Sedikitnya 20 pasien kritis meninggal dunia di Rumah Sakit Golden Hospital di Jaipur Delhi pada Jumat yang lalu akibat langkanya oksiegen. Sumber: CBSNews.
- Pasien dalam perawatan duduk berdekatan saat menunggu mendapat ruangan belasan jam.
- Jumlah ventilator sangat minim sehingga kurang membantu pasien yang mengalami gangguan pernapasan
Berdasarkan apa yang dialami India di atas jelas sekali memicu kekhawatiran mendalam hadirnya bencana kemanusian dahsyat dalam waktu yang dekat.
Namun yang terpenting di balik itu adalah "pelajaran" berharga dari India untuk dunia terutama untuk Indonesia agar segera mengantisipasi secepatnya sambil berharap hal itu tidak terjadi di negara kita.
Beberapa antisipasi penting terkait kasus yang terjadi di India adalah :
Persediaan oksigen, tabung dan harganya
Jangan sampai distributor dan toko penjual oksigen menangguk keuntungan dari harga yang tak berbelas kasihan dibalik isu langkanya barang urgent tersebut. Pemerintah musti menerapkan aturan dari sekarang agar tidak ada penjualan oksigen dari "black market."
Persediaan ventilator
Peralatan ini sangat dibutuhkan oleh penderita Covid-19 yang menyebabkan gangguan pernafasan.
Rumah sakit, klinik atau Rumah Sakit khusus musti mengantisiapasi lonjakan diluar ekspektasi meskipun tidak mungkin menampung jutaan orang dalam periode jam yang sama dan menyiapkan ventilator berlimpah ruah karena harganya tergolong mahal.
WHO sendiri telah mengingatkan sejumlah negara agar menyiapkan dan menyediakan ventilator secara massif. Diharapkan pemerintah tidak kebobolan jika terjadi kasus yang serupa dengan India.
Tenaga Relawan
Minimnya akses tenaga relawan. Meskipun banyak ditemukan kisah heroik sejumlah relawan menyelamatkan pasien tapi faktanya banyak relawan India temukan lambannya reaksi pemerintah dalam merespon perhatian atau tenaga mereka.
Pemerintah Indonesia diharapkan menata ulang kebutuhan tenaga medis dan relawan dan mengkoordinasikan para relawan dengan tenaga medis dan rumah sakit/ klinik agar bersinergi sehingga relawan tidak cuma sekadar pemberi dukungan moral pada pasien sedang kritis.
Kemudian menempatkan mereka pada posisi penting baik dari sisi upahnya maupun harga diri mereka, jangan dijadikan korban sumpah serapah atau kekerasan keluarga pasien minta diistimewakan dalam kondisi seluruh pasien sama-sama sedang darurat.