Tidak jamannya lagi berdebat-debat sampai bangkotan dan akhirnya pikun, lupa pada tujuan. Jelas ini kontra produktif dengan usaha menghasilkan aneka kreasi anak bangsa dalam berbagai bidang.
Bambang Brodjonegoro dan pejabat teras di Menristek/BRIN ketika itu juga orang-orang visioner. Meskipun anggaran kementeriannya telah dipangkas nyaris habis, tersisa tak sampai 20% pada tahun lalu mereka tetap bekerja maksimal ketika itu dan tahun-tahun sebelumnya.
Mungkin terlalu berat mengurusi sebuah lembaga yang dijejali banyak sekali pakar dan ahli di berbagai bagian yang punya visi dan teori masing-masing sehingga lebih banyak berdebat daripada menghasilkan sesuatu sesuai tujuan kementerian itu dibuat. Kesannya kurang greget di mata "pemberi kuasa."
Mampukah Nadiem mewujudkan visirnya pada kementerian yang kini makin dipenuhi orang-orang super cerdas, orang-orang berwawasan luas dengan analisa super mendalam, termasuk dalam memahami visi Nadiem nantinya. Waktu jugalah yang akan membuktikan.
Namun demikian jika suatu saat nanti Nadiem tergoyahkan karena berbagai alasan sebaiknya kementerian ini jangan gonta-ganti nama lagi. Perlu waktu dan sabar agar lembaga ini bermetamorfosis dalam kolam yang baru dan makin kompleks ini.
Sekarang mari berikan kesempatan yang luas pada mas Nadiem dan para pejabat terasnya memoles nomenklatur ini dengan visi barunya.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H